Penatalaksanaan Penyakit Meniere
Saat ini penatalaksanaan definitif untuk penyakit Meniere atau Meniere’s disease belum ada, sehingga terapi bersifat simtomatik. Contohnya adalah pengobatan gejala dengan antiemetik, antihistamin, atau benzodiazepin. Pasien juga dapat diberikan diuretik dan diet rendah garam. Ablasi vestibular dapat dilakukan jika terapi konservatif gagal.[9]
Selain dalam upaya pengendalian vertigo akut dan efek terkait (contohnya dehidrasi akibat muntah berlebihan), pada umumnya pasien penyakit Meniere tidak memerlukan rawat inap.[2,6]
Medikamentosa
Perawatan medis pada penyakit Meniere ditujukan untuk meredakan gejala. Pada pasien vertigo akut, tata laksana ditujukan untuk mengendalikan vertigo. Pada fase tenang (tidak ada serangan), pengobatan lebih difokuskan pada terapi nonfarmakologi dan pencegahan.
Diuretik
Walaupun sering digunakan sebagai pilihan terapi penyakit Meniere, efektivitas diuretik belum didukung oleh bukti yang cukup. Diuretik dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi insiden serangan vertigo. Contoh obat-obatan yang dapat diberikan adalah hydrochlorothiazide 25 mg peroral sekali sehari atau acetazolamide 250 mg peroral dua kali sehari.[9]
Vestibulosupresan
Obat vestibulosupresan bekerja dengan cara menumpulkan respons otak terhadap sinyal yang datang dari telinga bagian dalam. Obat-obatan yang dapat dipilih adalah:
- Meclizine 25–50 mg setiap 4–6 jam, hati-hati penggunaan pada pasien dengan pembesaran prostat
Dimenhydrinate 50 mg setiap 4–6 jam
Lorazepam 0,5 mg 2 kali sehari
Clonazepam 0,5 mg 2 kali sehari
Diazepam 2 mg per oral 2 kali sehari atau 5 mg intravena 1 kali pemberian[1,8]
Penggunaan obat-obatan tersebut secara sering dan dalam jangka panjang sangat tidak dianjurkan karena memperburuk kompensasi vestibular dan fungsi keseimbangan. Obat-obatan tersebut juga memiliki efek sedasi yang mengganggu produktivitas.[1,8]
Antiemetik
Antiemetik antikolinergik digunakan untuk mengatasi mual dan gejala gastrointestinal yang sering dialami pasien penyakit Meniere. Obat yang dipilih adalah prochlorperazine 25 mg rektal atau 10 mg peroral setiap 6–8 jam; atau promethazine 25 mg rektal atau peroral setiap 6–8 jam. Ondansetron adalah antiemetik lini kedua.[9]
Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat digunakan dalam terapi penyakit Meniere. Kortikosteroid yang dipakai adalah prednison 60 mg peroral sekali sehari selama 1 minggu yang diturunkan perlahan dalam minggu berikutnya; atau injeksi dexamethasone intratimpani pada episode akut.[9]
Agonis Histamin
Betahistine termasuk dalam golongan agonis histamin yang sering digunakan dalam kasus vertigo. Mekanisme kerjanya adalah meningkatkan sirkulasi pada stria vaskularis koklea atau menghambat aktivitas inti organ vestibular. Ada banyak laporan mengenai keberhasilan pemakaian betahistine dalam tata laksana penyakit Meniere. Akan tetapi, pemakaiannya belum disetujui oleh FDA.[1,7]
Terapi Ablasi
Terapi ablasi dilakukan jika terapi konservatif gagal. Gentamicin intratimpani, umumnya dalam dosis 40 mg/ml, diberikan untuk melakukan labirintektomi kimiawi. Pemantauan dengan audiometri serial diperlukan untuk monitor gangguan pendengaran. Jika vertigo menetap, injeksi dapat diulangi dalam 4 minggu.[9]
Ablasi pembedahan dapat dipertimbangkan pada pasien dengan serangan yang sering dan sangat mengganggu kualitas hidup, yang tidak merespons terapi konservatif. Neurektomi vestibular dilaporkan bermanfaat pada 95% kasus untuk menghilangkan vertigo. Labirintektomi dilakukan hanya jika tuli yang dialami pasien sangat berat.[9]
Implan Koklea
Pasien penyakit Meniere yang menjalani implan koklea mencapai komunikasi reseptif yang substansial. Implantasi tidak mengubah fungsi vestibular dan tidak memperburuk gejala terkait fungsi pendengaran. Pada pasien yang mendapat labirinektomi simultan dengan implan koklea, serangan vertigo berkurang dan gangguan pendengaran juga membaik.[1]
Terapi Suportif
Terapi suportif yang bisa dilakukan ada kasus penyakit Meniere adalah rehabilitasi vestibular, yaitu terapi fisik dan okupasi yang membantu pasien untuk membiasakan diri terhadap hilangnya keseimbangan. Rehabilitasi ini dilakukan dengan latihan-latihan keseimbangan berulang. Dikarenakan sifat penyakit Meniere yang fluktuatif, rehabilitasi vestibular tidak efektif jika dijadikan penatalaksanaan primer. Namun, latihan ini sangat berguna bagi mereka yang sudah menjalani pembedahan.[1]
Diet
Diet yang disarankan adalah diet rendah garam <1,5 gram/hari. Pasien juga dianjurkan untuk menghindari alkohol dan kafein. Hal ini diduga mengurangi frekuensi serangan vertigo. Namun, bukti ilmiah yang mendukung masih lemah.[2,9]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur