Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Ruptur Ginjal general_alomedika 2023-02-28T13:26:20+07:00 2023-02-28T13:26:20+07:00
Ruptur Ginjal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ruptur Ginjal

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Ruptur ginjal adalah diskontinuitas jaringan ginjal, yang biasanya disebabkan oleh trauma. Ginjal merupakan organ saluran kemih yang paling rentan cedera dengan/tanpa diikuti cedera organ intraabdomen lainnya.[1,2]

Ruptur ginjal dapat terjadi tanpa diikuti cedera organ intraabdomen di sekitarnya (isolated renal trauma), tetapi 80–95% kasus ruptur ginjal diikuti dengan cedera organ intraabdomen lainnya. Ruptur ginjal terjadi pada sekitar 1-5% seluruh kejadian trauma, dan pada sekitar 10% pasien trauma abdomen.[1,2]

Openi, 2015 Openi, 2015

Penyebab ruptur ginjal yang utama adalah trauma, baik trauma tumpul (blunt trauma) maupun trauma tembus (penetrating trauma).  Di Amerika Serikat, >80% ruptur ginjal disebabkan oleh trauma tumpul. Trauma tembus pada ginjal merupakan kasus yang jarang, tetapi dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah.[1,3]

Selain trauma, ruptur ginjal dapat terjadi secara spontan (nontraumatic atau spontaneous renal rupture) pada kasus yang jarang terjadi, seperti angiomyolipoma.[1,3]

Diagnosis ruptur ginjal diawali dengan anamnesis, yaitu adanya riwayat trauma, pembedahan saluran kemih, dan abnormalitas ginjal sebelumnya perlu diketahui dari anamnesis. Modalitas pencitraan perlu dilakukan pada pasien dengan hematuria, seperti USG abdomen, serta CT scan abdomen dengan/tanpa kontras, dan angiografi.[2,4,5]

Tata laksana awal ruptur ginjal mengikuti standar tata laksana kegawatan pasien trauma umum, dengan mengamankan airway, breathing, dan circulation. Pada pasien dengan hemodinamik stabil dengan derajat ruptur I–III, tata laksana yang dianjurkan adalah modalitas nonoperatif. Tata laksana operatif diperlukan pada ruptur derajat IV–V, atau pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil.[2,4,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
2. Indradiputra IM, Hartono T. Tata laksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. Cermin Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):123-6.
3. Chronopoulos PN, Kaisidis GN, et al. Spontaneous rupture of a giant renal angiomyolipoma—Wunderlich’s syndrome: Report of a case. International journal of surgery case reports. 2016 Jan 1;19:140-3.
4. Summerton DJ, Djakovic N, et al. Guidelines on urological trauma. Eur Urol. 2014 Nov 14.
5. Bryk DJ, Zhao LC. Guideline of guidelines: a review of urological trauma guidelines. BJU international. 2016 Feb;117(2):226-34.

Patofisiologi Ruptur Ginjal

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terbaru
dr.Elizabeth Anastasya
Dibalas 7 jam yang lalu
Pilih Povidone Iodine sebagai Antiseptik untuk Luka Kronis!
Oleh: dr.Elizabeth Anastasya
1 Balasan
Apakah Dokter pernah merasa frustasi mendapat pasien luka kronis yang sulit sembuh? Jangan ragu untuk merubah perawatan lukanya, dok! Seperti yang sudah kita...
dr.Rut Indarti
Dibalas 14 jam yang lalu
Platform SKP apakah hilang?
Oleh: dr.Rut Indarti
3 Balasan
ALO Dokter. Mohon sharing apa saat ini platform SKP di dashboard kita tiba2 hilang? Mohon TSsharenya ya..tks
Anonymous
Dibalas 13 jam yang lalu
Apakah kuretase tidak dicover Bpjs?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, saya ada pasien ibu hamil 17 mgg yg berobat ke saya dengan konjungtivitis. Tapi si ibu cerita bahwa saat berobat seminggu yll dgn dokter lain...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.