Epidemiologi Ruptur Ginjal
Epidemiologi ruptur ginjal terjadi pada sekitar 1–5% kejadian trauma, di mana 10% trauma abdomen melibatkan ruptur ginjal. Ginjal merupakan organ saluran kemih yang paling sering terkena cedera pada kasus trauma.[1,2]
Global
Ruptur ginjal ditemukan pada 0,3–3,25% pasien trauma, yang umumnya disebabkan oleh mekanisme trauma tumpul (71–95% dari trauma ginjal). Kasus pada laki-laki lebih tinggi, yaitu 72–93% dari kasus ruptur ginjal. Usia muda pada rentang 31–38 tahun mendominasi penderita ruptur ginjal. Pada kasus dengan mekanisme trauma tembus, usia penderita didominasi oleh rentang 27–28 tahun. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab tersering.[1,8,9]
Pada anak, 67% kasus ruptur ginjal terjadi pada laki-laki. Usia anak yang mengalami trauma pada ginjal kebanyakan berada pada rentang 5–18 tahun. Kecelakaan lalu lintas dan jatuh menjadi penyebab tersering ruptur ginjal pada anak.[8,9]
Indonesia
Belum ada studi khusus secara nasional mengenai angka kejadian ruptur ginjal di Indonesia.
Mortalitas
Data dari trauma audit and research network (TARN) di Inggris menunjukkan tingkat mortalitas ruptur ginjal mencapai 8,3%. Sementara itu, studi dengan data national trauma data bank (NTDB) di Amerika Serikat mencatat tingkat mortalitas ruptur ginjal mencapai 6%.[10,11]
Namun, angka mortalitas pada ruptur ginjal dikaitkan dengan trauma organ multipel yang terjadi pada pasien, termasuk cedera kepala, dan tidak disebabkan oleh ruptur ginjal sendiri.[11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini