Epidemiologi Striktur Uretra
Menurut data epidemiologi, striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Striktur terutama sering ditemukan pada pasien yang berusia tua. Negara berkembang dan negara maju dilaporkan memiliki prevalensi etiologi yang berbeda.[5,7,10]
Global
Prevalensi striktur uretra di seluruh dunia mencapai 229–627 kasus per 100.000 pria. Kasus terutama sering ditemukan pada pasien usia tua. Di Amerika Serikat, prevalensi striktur uretra diperkirakan berjumlah 200 per 100.000 pria usia muda dan >600 per 100.000 pria usia >65 tahun. Di Inggris, prevalensi striktur uretra diperkirakan berjumlah 10 per 100.000 pria usia muda dan 100 per 100.000 pria usia >65 tahun.[10,11]
Etiologi striktur uretra yang paling banyak ditemukan di negara maju adalah idiopatik (41%) dan iatrogenik (35%). Sementara itu, di negara berkembang, etiologi yang paling banyak ditemukan adalah trauma (36%). Striktur uretra akibat infeksi menular seksual juga lebih sering ditemukan di negara berkembang daripada negara maju.[2,5,12]
Berdasarkan usia, terdapat perbedaan etiologi yang sering ditemukan. Pada pasien berusia >45 tahun, etiologi striktur uretra yang tersering adalah transurethral resection of the prostate (TURP) dan prostatektomi radikal. Sementara itu, pada pasien yang berusia lebih muda, etiologi tersering adalah pembedahan hipospadia, idiopatik, lichen sclerosis, dan fraktur pelvis. Striktur uretra pada wanita lebih jarang ditemukan.[5,7]
Indonesia
Saat ini, data epidemiologi striktur uretra di Indonesia belum tersedia. Studi-studi epidemiologi lebih lanjut tentang striktur uretra di Indonesia masih diperlukan.
Mortalitas
Data mortalitas terkait striktur uretra hingga saat ini masih belum adekuat. Mortalitas diperkirakan berhubungan dengan kasus striktur bilateral yang dapat menyebabkan gagal ginjal dan azotemia.[10,11]