Patofisiologi Striktur Uretra
Patofisiologi striktur uretra adalah kerusakan pada sel epitel uretra yang kemudian menyebabkan fibrosis atau scarring pada uretra, sehingga lumen uretra menyempit. Kerusakan ini dapat diakibatkan oleh proses idiopatik, iatrogenik, traumatik, ataupun inflamasi. Selanjutnya, striktur uretra dapat menyebabkan obstruksi urine yang lalu mengakibatkan dilatasi uretra proksimal dan hidronefrosis.[1,4]
Secara histopatologi, uretra yang mengalami striktur menunjukkan perubahan epitel kolumnar bertingkat semu yang normal menjadi metaplasia skuamosa. Patologi striktur uretra juga ditandai dengan perubahan pada matriks ekstraseluler jaringan korpus spongiosum. Jaringan ikat normal digantikan oleh serabut padat yang diselingi oleh fibroblas. Selain itu, terjadi penurunan rasio kolagen tipe II terhadap kolagen tipe I.
Perubahan ini disertai dengan penurunan rasio otot polos terhadap kolagen serta perubahan sintesis nitric oxide secara signifikan. Daerah epitel yang mengalami trauma juga akan mengalami ekstravasasi urine. Urine yang melewati daerah rusak tersebut dapat menyebabkan inflamasi dan spongiofibrosis lebih lanjut.[1,4]