Salpingectomy diperkirakan dapat menjadi metode pencegahan primer kanker ovarium karena studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa mayoritas kanker ovarium berasal dari bagian ujung tuba fallopi dengan fimbriae. Salpingectomy untuk tujuan pencegahan ini biasanya dilakukan secara oportunistik, yaitu saat operasi lain seperti histerektomi atau sectio caesarea, sesuai diskusi dan pengambilan keputusan bersama pasien.[1]
Kanker ovarium merupakan salah satu penyakit yang memiliki tingkat mortalitas tinggi di bidang ginekologi. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer, kanker ovarium menempati peringkat ke-7 kanker yang paling sering dialami wanita dan peringkat ke-8 sebagai kanker yang paling banyak menyebabkan kematian.[2-6]
Kanker ovarium termasuk kanker yang sulit dideteksi dan cenderung ditemukan dalam kondisi advance, sehingga memiliki prognosis yang kurang baik. Oleh sebab itu, upaya pencegahan yang efektif sangat diperlukan dan masih terus dipelajari, salah satunya berupa salpingectomy oportunistik.[2-6]
Sekilas tentang Salpingectomy
Salpingectomy adalah pengangkatan tuba fallopi tanpa disertai pengangkatan ovarium. Karena ovarium tetap intak, tindakan ini tidak menyebabkan onset menopause yang lebih awal dan dinilai memiliki profil keamanan cukup baik.[1,7,8]
Salpingectomy dapat dilakukan sebagai prosedur yang berdiri sendiri. Namun, tindakan ini juga dapat dilakukan secara oportunistik, yaitu salpingectomy yang dilakukan saat operasi lain, baik operasi ginekologi seperti histerektomi dan sectio caesarea maupun operasi abdomen non-ginekologi seperti kolesistektomi laparoskopik.[1,7,8]
Salpingectomy dapat dilakukan untuk tujuan kontrasepsi. Akan tetapi, salpingectomy oportunistik juga mulai banyak dipertimbangkan sebagai metode pencegahan primer kanker ovarium karena studi sebelumnya menunjukkan bahwa mayoritas kanker ini berasal dari bagian ujung tuba fallopi dengan fimbriae. Studi molekuler menunjukkan bahwa sel-sel di bagian luar ujung distal tuba fallopi dapat mengalami transformasi ganas dan menyebar ke ovarium.[1-3,9]
Efikasi dan Keamanan Salpingectomy untuk Mencegah Kanker Ovarium
Suatu tinjauan sistematik terhadap 158 studi klinis menunjukkan bahwa salpingectomy bilateral dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga 80%. Bila diterapkan secara luas, pelaku tinjauan sistematik tersebut memperkirakan bahwa salpingectomy bilateral dapat mengurangi mortalitas akibat kanker ovarium di Amerika Serikat hingga 15%. Akan tetapi, studi prospektif jangka panjang masih diperlukan untuk memastikan angka survival jangka panjang.[1]
Beberapa studi menunjukkan bahwa salpingectomy tidak berpengaruh negatif terhadap ovarian reserve, fungsi ovarium, kualitas hidup, dan aktivitas seksual. Salpingectomy juga tidak menyebabkan menopause lebih awal dan tidak meningkatkan komplikasi setelah tindakan.[1,13-15]
Studi kohort retrospektif berbasis populasi membandingkan salpingectomy oportunistik dan grup kontrol yang menjalani histerektomi saja atau ligasi tuba. Sebanyak 25.889 pasien menjalani salpingectomy oportunistik, sementara 32.080 pasien masuk dalam grup kontrol. Hasil menunjukkan bahwa kejadian kanker ovarium tipe serous maupun epitelial lebih rendah pada grup salpingectomy oportunistik daripada grup kontrol.[7]
Salpingectomy Oportunistik saat Operasi Ginekologi
Studi-studi menunjukkan bahwa salpingectomy oportunistik yang dilakukan bersama operasi ginekologi, misalnya miomektomi, sectio caesarea, dan histerektomi, tidak meningkatkan waktu operasi, jumlah kehilangan darah, durasi rawat di rumah sakit, dan komplikasi secara bermakna. Pada studi OVCARE 2014, wanita-wanita yang menjalani salpingectomy oportunistik tidak mengalami peningkatan angka re-admisi maupun transfusi darah.[1,13-15]
Angka infeksi dan peresepan antibiotik juga tidak berbeda bermakna. Namun, pasien yang menjalani salpingectomy membutuhkan peresepan analgesik yang lebih banyak, yakni sekitar 20%.[1]
Salpingectomy Oportunistik saat Operasi Non-Ginekologi
Salpingectomy oportunistik saat operasi non-ginekologi lebih jarang dilakukan daripada saat operasi ginekologi. Hal ini mungkin berkaitan dengan lebih sedikitnya pengalaman dokter bedah non-ginekologi untuk salpingectomy.[1]
Suatu studi oleh Tomasch, et al. menunjukkan bahwa salpingectomy dapat dilakukan bersama kolesistektomi laparoskopik secara baik, tanpa perpanjangan durasi operasi yang bermakna maupun peningkatan risiko komplikasi. Temuan ini menjadi dasar yang menjanjikan untuk uji klinis lebih lanjut di masa depan, mengingat salpingectomy saat operasi non-ginekologi dapat membuka pintu yang lebih luas untuk lebih banyak wanita yang menginginkan pencegahan kanker ovarium.[1]
Rekomendasi tentang Salpingectomy untuk Mencegah Kanker Ovarium
Berbagai literatur telah merekomendasikan salpingectomy oportunistik bilateral sebagai upaya pencegahan primer kanker ovarium. Anjuran ini juga sejalan dengan hasil rapat komite ACOG (The American of Obstetricians and Gynecologists) yang menetapkan bahwa salpingectomy dapat menjadi salah satu upaya untuk menurunkan risiko kanker ovarium.[10-12]
Menurut studi, terdapat pasien tertentu yang lebih berisiko mengalami kanker ovarium. Pada populasi umum, risiko terjadinya kanker ovarium selama hidup adalah 1,4%. Akan tetapi, pada orang dengan germline varian BRCA1 atau BRCA2 yang diwariskan, ada risiko kumulatif rata-rata hingga 40–75% dan 8–34% secara berurutan. Oleh sebab itu, pada populasi ini, tindakan pencegahan terutama sangat dianjurkan.[7]
Cost-Effectiveness Tindakan Salpingectomy untuk Mencegah Kanker Ovarium
Salah satu kendala pelaksanaan salpingectomy sebagai metode pencegahan primer kanker ovarium adalah keraguan tentang efektivitas biayanya (cost-effectiveness). Studi saat ini menunjukkan bahwa salpingectomy oportunistik bersama histerektomi tidak memerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada histerektomi sendiri. Selain itu, salpingectomy oportunistik lebih cost-effective daripada salpingo-oophorectomy dalam jangka panjang, mengingat berbagai komplikasi terkait oophorectomy.[1,12]
Studi-studi cost-effectiveness di Amerika Serikat memperkirakan bahwa salpingectomy oportunistik untuk pencegahan kanker ovarium dapat menghemat biaya medis hingga ratusan juta dollar Amerika Serikat per tahun, mengingat tingginya biaya pengobatan kanker ovarium.[1,12]
Kesimpulan
Salpingectomy oportunistik yang dilakukan saat operasi ginekologi atau non-ginekologi dapat menjadi metode pencegahan primer untuk kanker ovarium. Mayoritas keganasan ovarium berasal dari ujung distal tuba fallopi, sehingga pengangkatan tuba fallopi dinilai dapat mengurangi risiko terjadinya kanker ovarium. Salpingectomy tidak mengangkat ovarium, sehingga tidak berkaitan dengan gangguan fungsi ovarium, menopause dini, maupun fungsi seksual.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa salpingectomy oportunistik dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga 80% dan mengurangi mortalitas akibat kanker ovarium hingga 15%. Tindakan ini dinilai memiliki profil keamanan yang baik dan bersifat cost-effective, mengingat prosedurnya dilakukan secara oportunistik bersama operasi lain seperti histerektomi, dan mengingat tingginya biaya pengobatan kanker ovarium.
Ke depannya, uji klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi pengaruh tindakan salpingectomy terhadap survival pasien jangka panjang.