Pedoman Klinis Biopsi Hati
Pedoman klinis biopsi hati mencakup pemilihan pasien yang tepat berdasarkan indikasi klinis yang jelas, evaluasi risiko dan manfaat prosedur, edukasi menyeluruh kepada pasien mengenai tujuan dan risiko biopsi, pemilihan teknik dan alat yang sesuai, penggunaan anestesi yang tepat, pemantauan dan manajemen komplikasi potensial, serta pengambilan sampel yang representatif dan dokumentasi yang jelas dan akurat dari seluruh proses biopsi hati.[1,2]
Metode Biopsi Hati
Biopsi hati dapat dilakukan melalui beberapa metode sesuai dengan indikasi dan kontraindikasi pada pasien. Beberapa metode yakni biopsi perkutan, transtorasik dan transabdominal, transvena, endoscopic ultrasound (EUS) guided liver biopsy, plugged liver biopsy dan laparoskopik.
Metode perkutan merupakan metode yang paling umum digunakan. Namun terdapat metode paling baru dari biopsi hati yakni EUS-LB yang secara efektif dapat menjadi alternatif dari metode tradisional dalam biopsi hati.[2,6-8]
Indikasi dan Kualitas Spesimen
Tindakan biopsi hati bertujuan untuk menegakkan diagnosis, menentukan prognosis dan menentukan terapi. Untuk itu, adekuasi dari spesimen untuk menegakkan ketiga aspek tersebut sangatlah penting. Spesimen yang adekuat minimal memiliki panjang >20 mm dengan diameter 0,8 hingga 1 mm. Pada pemeriksaan di bawah mikroskop, harus mengandung lebih dari 10 portal tracts.[1,2]
Potensi Komplikasi
Komplikasi pasca biopsi hati pada umumnya jarang terjadi apabila prosedur yang dilakukan sudah tepat dan benar. Apabila sampai muncul, biasanya sifatnya ringan yakni seperti rasa nyeri dan ketidaknyamanan ringan bisa terjadi di lokasi biopsi. Namun sebaiknya, tindakan biopsi hati lebih disarankan untuk dipandu dengan bantuan alat pencitraan seperti USG agar dapat meminimalisir terjadinya komplikasi.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Bianda Dwida