Teknik Aspirasi Suprapubik
Teknik aspirasi suprapubik dapat dilakukan dengan atau tanpa panduan ultrasonografi. Akan tetapi, pada kasus di mana kandung kemih sulit dipalpasi atau diperkursi, aspirasi suprapubik dengan panduan USG lebih dianjurkan karena bisa menaikkan tingkat kesuksesan pengambilan sampel urine dan menghindari komplikasi.[2]
Menurut suatu uji klinis acak terkontrol, aspirasi tanpa panduan USG bisa memberikan angka keberhasilan yang sama dengan aspirasi memakai panduan USG. Namun, pada teknik konvensional yang mengandalkan posisi anatomis, prehidrasi dan perkusi pada kandung kemih menjadi kunci penting keberhasilan. USG tetap direkomendasikan pada kasus dengan posisi kandung kemih yang berada di kedalaman >3 cm.[6]
Studi lain pada tahun 2013 menyatakan bahwa pada anak berusia <4 bulan, USG memberikan angka keberhasilan yang lebih baik (92,8%) daripada cara konvensional (30.8%). Oleh karena itu, apabila ada pilihan ultrasonografi, aspirasi suprapubik dengan ultrasonografi harus menjadi pilihan.[2,7]
Persiapan Pasien
Tenaga medis harus mengedukasi pasien dan meminta persetujuan pasien dengan melakukan informed consent. Tenaga medis juga harus memastikan bahwa kandung kemih dapat diidentifikasi. Pemeriksaan fisik seperti perkusi dapat dilakukan karena kandung kemih yang terisi biasa memberikan bunyi pekak. Identifikasi juga harus tetap dibuktikan dengan palpasi (terabanya kandung kemih).
Jika kandung kemih masih tidak teraba, dokter dapat meminta pasien untuk minum terlebih dahulu hingga kandung kemih teraba. Biasa pasien memerlukan waktu sekitar 30 menit agar air dapat mencapai kandung kemih. Jika memungkinkan, dokter dapat juga menggunakan ultrasonografi untuk mengidentifikasi kandung kemih karena pada beberapa kasus (seperti obesitas) kandung kemih lebih sulit untuk diraba.[1,2,4,8]
Daerah pubik yang akan menjadi area prosedur juga perlu dibersihkan. Rambut di area pubis perlu dicukur oleh pasien sendiri atau oleh tenaga medis.[2,8]
Peralatan
Setelah mempersiapkan pasien, tenaga medis yang akan melakukan tindakan juga harus mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terhentinya tindakan karena ada barang yang tertinggal. Peralatan yang disiapkan untuk prosedur aspirasi suprapubik adalah:
- Sarung tangan steril
- Duk steril
- Povidone iodine
Lidocaine 1% atau 2% untuk anestesi lokal
- Syringe dan jarum suntik untuk anestesi lokal
- Syringe steril ukuran 10 atau 20 ml
- Jarum nomor 22-ga in untuk pasien anak
- Jarum spinal nomor 20-ga untuk dewasa
- Pot untuk sampel urin
- Kasa dan plester steril
- Ultrasonografi untuk penentuan lokasi aspirasi[2,8]
Posisi Pasien
Posisi pasien untuk aspirasi suprapubik adalah sebagai berikut:
- Pasien diposisikan supine dengan bagian abdomen dan pubis terbuka
- Posisi pasien bisa dibuat Trendelenburg (posisi kaki lebih tinggi daripada badan pasien) untuk meminimalkan risiko bowel injury
- Pada pasien anak, orang tua dapat membantu menenangkan anak dan satu tenaga medis tambahan dapat membantu memfiksasi anak dengan memegangi kedua lutut anak, sehingga anak tidak banyak bergerak (frog leg position)[1,2,8]
Prosedural
Aspirasi suprapubik dimulai dengan mengidentifikasi kandung kemih dengan bantuan USG atau dengan palpasi serta perkusi. USG menjadi pilihan utama jika tersedia. Kandung kemih biasanya berada di dua jari di atas simfisis pubis. Ultrasonografi akan memberikan gambaran lingkaran atau oval anechoic (hitam) di bawah otot abdominal.
Jika alat ultrasonografi tidak tersedia dan kandung kemih tidak teraba, tunda prosedur aspirasi suprapubik dan berikan hidrasi pada pasien. Setelah itu, periksa ulang kandung kemih sekitar 30 menit kemudian.[1,2]
Setelah kandung kemih teridentifikasi, lakukan aspirasi sesuai langkah berikut:
- Sterilisasi daerah suprapubik menggunakan povidone-iodine dengan gerakan yang melingkar dari dalam ke luar.
- Batasi area tindakan dengan duk steril bolong.
- Gunakan sarung tangan steril.
- Palpasi simfisis pubis dan lakukan anestesi 2 cm di atas simfisis pubis dengan menginjeksikan lidocaine pada daerah yang akan diaspirasi.
- Setelah efek anestesi berjalan, aspirasi dilakukan dengan jarum 22-ga untuk pasien pediatrik dan jarum 20-ga untuk pasien dewasa. Setelah itu, sambungkan jarum ke syringe ukuran 10 atau 20 ml. Pasien dewasa membutuhkan jarum yang lebih panjang daripada anak-anak (bisa menggunakan jarum spinal).
- Jika menggunakan ultrasonografi, lapisi transduser ultrasonografi dengan duk steril, sehingga menjaga area steril.
- Masukkan jarum hingga urine teraspirasi ke syringe. Pada pasien anak, jarum dimasukan ke arah cephalic, sudut 10–20° perpendikuler. Pada orang dewasa, jarum dimasukan ke arah caudal, sudut 10–20° perpendikuler.
- Jika setelah itu urine masih tidak keluar, tarik jarum keluar perlahan hingga ujung jarum berada di jaringan subkutan. Lalu, ganti arah sekitar 10° ke arah yang berbeda hingga urine keluar. Lakukan maksimal 3 kali.
- Jika perlu, prosedur dapat dilanjutkan dengan pemasangan kateter suprapubik.
- Cabut jarum keluar dari kandung kemih dan balut tekan secara perlahan.
- Jika kateterisasi suprapubik tidak diperlukan, tutup luka dengan kasa steril.
- Masukkan sampel urine ke dalam pot urine untuk urinalisis dan kultur.
- Berikan analgesik dan antibiotik pada pasien untuk tujuan manajemen nyeri dan profilaksis infeksi.[1,2,8]
Follow Up
Follow-up yang harus dilakukan setelah aspirasi suprapubik adalah monitor apakah masih ada tanda-tanda retensi urine, terutama pada kasus dengan obstruksi uretra. Pikirkan atau konsultasi ke ahli urologi untuk pemasangan kateter suprapubik jika obstruksi belum teratasi untuk mencegah aspirasi suprapubik berulang. Selain itu, monitor bekas luka untuk melihat risiko infeksi pada lokasi bekas aspirasi.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur