Kontraindikasi Blok Saraf Oral
Kontraindikasi blok saraf oral adalah riwayat hipersensitivitas terhadap agen anestesi yang akan digunakan, adanya kontraindikasi prosedural misalnya infeksi pada area injeksi, dan adanya riwayat penyakit sistemik.[4,8,9]
Hipersensitivitas
Hipersensitivitas terhadap agen anestesi yang akan digunakan merupakan kontraindikasi utama untuk blok saraf oral. Hal ini dikarenakan reaksi alergi yang timbul dapat menyebabkan syok anafilaksis yang dapat berujung pada kematian jika tidak ditangani dengan baik. Tanyakan riwayat alergi pasien sebelum melakukan tindakan.[7,12,13]
Kontraindikasi Prosedural
Kontraindikasi prosedural dibagi menjadi infeksi pada area yang akan diinjeksi, serta kesulitan untuk menentukan struktur anatomi patokan untuk blok saraf oral. Infeksi pada area yang akan diinjeksi dapat menyebabkan agen anestesi kehilangan efikasinya. Selain itu, terdapat risiko penyebaran infeksi ke jaringan sekitar, tulang, bahkan menyebabkan bakteremia dan septikemia.[5,6,12]
Pada kasus anatomi tertentu, dokter gigi akan menemui kesulitan untuk menentukan struktur anatomi patokan yang dapat digunakan untuk melakukan blok saraf oral. Pada kondisi seperti ini, sebaiknya blok saraf oral tidak dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan rontgen untuk melihat letak anatomi patokan tersebut.[12]
Riwayat Penyakit
Pasien yang tidak mampu mengikuti instruksi klinis, misalnya pasien dengan ansietas atau perubahan status mental, juga tidak disarankan menjalani prosedur ini. Dalam kondisi ini, sebaiknya teknik anestesi didahului dengan prosedur sedasi.
Pasien dengan riwayat penyakit jantung, seperti gangguan katup jantung, penyakit jantung bawaan, dan operasi jantung sebelumnya juga harus diperhatikan ketika akan melakukan injeksi anestesi blok saraf oral. Pada kondisi ini, pasien mungkin membutuhkan antibiotik profilaksis untuk mencegah endokarditis.
Selain itu, pasien dengan riwayat gangguan perdarahan atau koagulopati, serta kerusakan neurologis sebelumnya juga merupakan kontraindikasi blok saraf oral.[5,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono