Indikasi Kawat Gigi
Secara umum, indikasi perawatan ortodonti seperti kawat gigi adalah kasus malposisi gigi, serta diskrepansi ukuran gigi dan panjang lengkung gigi yang dapat menjadi faktor predisposisi impaksi makanan. Kawat gigi juga diindikasikan pada kelainan skeletal, diskrepansi bentuk lengkung, spacing gigi, dan anomali kraniofasial. Kawat gigi juga diperlukan pada pasien dengan abnormalitas fungsional dentofasial, seperti kelainan ukuran dan fungsi bibir, disfungsi mandibula, serta penyakit temporomandibular.[1,2]
Pertimbangan Menggunakan Kawat Gigi vs Alat Ortodonti Lepasan
Kawat gigi dilakukan sebagai pilihan perawatan jika dibutuhkan pergerakan gigi yang lebih besar dibandingkan alat ortodonti lepasan, seperti pada kasus-kasus berikut:
- Koreksi diskrepansi skeletal derajat ringan hingga sedang
- Kasus intrusi atau ekstrusi gigi, dimana dibutuhkan gerakan vertikal untuk mengembalikan satu atau beberapa gigi ke posisi normal
- Koreksi gigi yang mengalami rotasi
- Reduksi overbite gigi dengan intrusi insisif
- Kasus maloklusi dimana dibutuhkan pergerakan gigi multipel pada satu rahang
- Kasus maloklusi yang membutuhkan penutupan aktif (active closure) dari ruang gigi yang sudah di ekstraksi, atau menutup ruang gigi akibat hipodonsia[1,2]
Catatan Khusus Indikasi Kawat Gigi
Perawatan kawat gigi atau alat ortodonti cekat hanya boleh dilakukan pada pasien yang bersedia untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya dengan baik, termasuk menghindari makanan keras atau lengket serta membatasi konsumsi makanan dan minuman mengandung kadar gula tinggi. Pasien yang memakan kawat gigi juga harus kooperatif dalam melaksanakan instruksi yang diberikan oleh dokter, seperti menggunakan headgear atau traksi elastis jika dibutuhkan.
Perawatan kawat gigi juga hanya boleh dilakukan pada pasien yang kooperatif untuk melakukan kunjungan kontrol terjadwal. Pada dasarnya, untuk mencapai hasil akhir perawatan yang maksimal dan diinginkan, diperlukan kerjasama yang baik antara dokter dan pasien.[3,4,7]