Indikasi Nutrisi Enteral
Indikasi nutrisi enteral adalah kondisi traktus gastrointestinal pasien yang fungsional namun tidak dapat mempertahankan asupan makanan atau nutrisi oral yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Larutan makanan dimasukkan ke traktus gastrointestinal pada lokasi di mana absorpsi masih memungkinkan. Nutrisi dapat menggunakan larutan makanan yang dimodifikasi.[1,9,10]
Malnutrisi
Secara umum, dukungan nutrisi, baik secara enteral maupun parenteral, diindikasikan pada pasien yang mengalami malnutrisi. Kriteria malnutrisi yang dipakai adalah body mass index kurang dari 18,5 kg/m2, penurunan berat badan yang tidak disengaja lebih dari 10% dalam 3 hingga 6 bulan, serta body mass index kurang dari 20 kg/m2 dengan penurunan berat badan lebih besar dari 5% dalam 3 hingga 6 bulan terakhir.
Selain itu, dukungan nutrisi juga perlu diberikan pada pasien yang sulit makan atau tidak makan lebih dari 5 hari, atau akan makan sedikit atau tidak makan dalam 5 hari atau lebih ke depan. Nutrisi enteral juga bermanfaat pada pasien yang memiliki kapasitas absorpsi yang buruk dengan kebutuhan nutrisi yang tinggi (katabolisme).[2]
Gangguan Neuromuskular
Indikasi nutrisi enteral antara lain:
- Pasien koma dengan ventilasi mekanis atau dengan cedera kepala berat
- Gangguan menelan (disfagia)
- Gangguan neuromuskular yang mempengaruhi refleks menelan: penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit serebrovaskular, cerebral palsy, penyakit neuron motor[1,2,6]
Gangguan Makan
Nutrisi enteral juga diindikasikan pada individu yang membutuhkan nutrisi tambahan karena asupan oral yang tidak adekuat atau penurunan berat badan meskipun dengan nutrisi oral. Nutrisi enteral juga diberikan pada pasien dengan peningkatan kebutuhan nutrisi, misalnya akibat penyakit kronik atau tindakan pembedahan.
Nutrisi enteral juga diperlukan oleh individu yang menolak untuk menerima makanan atau minuman akibat gangguan kesehatan mental.[1,2,6]
Indikasi Lainnya
Indikasi nutrisi enteral lainnya adalah:
- Anoreksia berat akibat kemoterapi, HIV, sepsis
- Striktur atau tumor esofagus yang menyebabkan obstruksi gastrointestinal bagian atas
- Kondisi yang terkait dengan peningkatan kebutuhan metabolisme dan nutrisi meliputi sepsis, cystic fibrosis, dan luka bakar
- Kanker kepala, leher dan esofagus
- Disfungsi gastrointestinal atau malabsorpsi: penyakit Crohn, insufisiensi eksokrin pankreas
- Penyakit mental seperti dementia[1,2,6]
Nutrisi Enteral pada Pasien dengan Penyakit Kritis
Pada pasien yang sakit kritis, pemberian nutrisi enteral merupakan pendekatan nutrisi yang terbaik untuk pasien yang sakit kritis. Nutrisi enteral berkaitan dengan peningkatan variabel nutrisi, pengurangan masa rawat inap di rumah sakit, dan insidensi infeksi yang lebih rendah.
Pada pasien sakit kritis, nutrisi enteral perlu dimulai dalam waktu 48 jam setelah rawat inap. Dosis kalorinya antara 25-30 kkal/kg/hari. Meski begitu, nutrisi enteral harus ditunda sampai pasien stabil secara hemodinamik.[1,2,6]
Penundaan pemberian nutrisi parenteral dini pada pasien-pasien ICU sedang diteliti terkait manfaatnya untuk mengurangi kebutuhan tindakan pengendalian glukosa darah yang tidak perlu.