Indikasi Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
Indikasi Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) adalah untuk menunjang penegakan diagnosis dari massa yang dapat dipalpasi, yang diduga merupakan sebuah neoplasma, reaksi infeksi, proses keganasan, lesi kistik, atau limfadenopati.
FNAB sering dilakukan untuk menganalisa benjolan pada leher, benjolan pada payudara, kelenjar getah bening, kelenjar saliva, dan massa jaringan ikat yang letaknya superfisial dan dapat dipalpasi, serta pada organ solid lain seperti hepar dan ginjal.
Massa Colli
Benjolan pada leher dapat disebabkan oleh neoplasma maupun non neoplasma. Misalnya saja benjolan pada kelenjar tiroid, akan menimbulkan pertanyaan apakah massa ini adalah sebuah nodul koloid, tiroiditis autoimun, goiter toksik, atau keganasan seperti limfoma, karsinoma tiroid papiler, medular, atau anaplastik.
Pemeriksaan FNAB diindikasikan untuk menunjang diagnosis pada massa colli dan dapat menentukan arah terapi. Pada kasus massa colli, FNAB juga dapat digunakan untuk menentukan staging dari limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin.[4,8]
Limfadenopati
Pemeriksaan FNAB sering dipilih sebagai penunjang untuk mengevaluasi limfadenopati. Ditemukannya limfadenopati secara klinis menimbulkan beberapa diagnosis banding.
Pembesaran kelenjar getah bening ini dapat menandakan adanya metastasis, limfadenitis, transformasi limfoma, dan hiperplasia reaktif. FNAB berfungsi sebagai pemeriksaan sitologi untuk membedakan diagnosis banding tersebut.
Selain pemeriksaan sitologi, hasil aspirasi dapat juga digunakan sebagai sampel kultur, studi immunophenotyping, dan juga studi molekular. [3,5]
Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan jaringan yang mudah diakses dengan metode FNAB. Pengambilan sampel pada kelenjar saliva dapat membedakan antara lesi inflamatorik, lesi benigna, lesi maligna, atau lesi kistik.[6]
Massa Payudara
FNAB perlu dilakukan untuk menentukan apakah massa pada payudara mengarah kepada sebuah keganasan atau merupakan sebuah lesi yang jinak, sebelum intervensi yang lebih invasif dilakukan.
Sebuah meta analisis oleh Yu et al yang menganalisis 46 studi menyebutkan bahwa FNAB memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, yakni 92,7% dan 94.8% untuk mendeteksi kanker payudara.
Walaupun demikian, pemeriksaan FNAB jika ditambah dengan evaluasi klinis dan mamografi, akan memberi nilai diagnostik yang lebih akurat dan mengurangi risiko tidak terdeteksinya kanker payudara menjadi <1%.[7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja