Pedoman Klinis Tes Hemoglobin
Pedoman klinis tes hemoglobin adalah untuk mendeteksi adanya gangguan pada kadar hemoglobin. Pemeriksaan ini sering dilakukan baik untuk prosedur penapisan atau untuk penegakan diagnosis, misalnya pada anemia, disfungsi ginjal, dan penyakit paru obstruktif kronik.
Pemeriksaan tes hemoglobin disarankan pada pasien dengan tanda dan gejala anemia seperti konjungtiva pucat, mudah lelah, berkunang-kunang atau ekstremitas teraba dingin. Selain itu, pemeriksaan ini juga disarankan pada pasien yang dicurigai mengalami polisitemia vera, atau pada pasien yang mengalami penyakit kronis yang dapat menyebabkan abnormalitas kadar hemoglobin.[2,3]
Secara umum, tes hemoglobin dianggap rendah jika kurang dari 12 g/dL pada wanita tidak hamil dan kurang dari 13 g/dL pada laki-laki. Pada ibu hamil, hemoglobin dianggap rendah jika kurang dari 11 g/dL. Ada berbagai metode pengukuran kadar hemoglobin dengan tingkat akurasi diagnostik yang bervariasi. Secara umum, tes ini memiliki error rate sekitar 10%.[14,15]
Tindak lanjut dari pemeriksaan hemoglobin dapat berupa pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan ferritin untuk mengevaluasi cadangan besi tubuh, ataupun intervensi seperti suplementasi zat besi dan transfusi darah.[2,3,14]