Teknik Tes Hemoglobin
Teknik tes hemoglobin mengukur konsentrasi hemoglobin, dimana pengambilan sampel darah dilakukan dengan menusukkan jarum ke vena, biasanya di lengan, dan darah diambil dalam tabung. Sampel darah kemudian dimasukkan dalam larutan yang menghancurkan sel darah merah dan melepaskan hemoglobin.
Hemoglobin bereaksi dengan zat kimia yang menghasilkan warna, dan absorbansi cahaya diukur menggunakan spektrofotometer. Hasilnya dinyatakan dalam satuan konsentrasi hemoglobin seperti gram per desiliter (g/dL) atau milimol per liter (mmol/L).[2,3]
Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tes hemoglobin, dokter melakukan anamnesis mengenai keluhan utama pasien, terutama terkait gejala anemia atau kelainan darah. Dokter juga perlu menanyakan riwayat atau keluhan serupa pada anggota keluarga. Selanjutnya, dilakukan pengecekan ulang identitas pasien dengan identitas yang tertera pada tabung pemeriksaan.
Tidak ada persiapan khusus pada pasien sebelum dilakukan tes hemoglobin. Selama pengambilan darah untuk tes hemoglobin, pasien diminta untuk tetap tenang. Untuk mengurangi kecemasan, dokter dapat melakukan hitung mundur. Khususnya pada pasien dengan kecemasan dan ketakutan berlebih ataupun riwayat serangan vasovagal sebelumnya, dokter perlu mengidentifikasi dan melakukan persiapan lebih untuk mengantisipasi munculnya sinkop vagal.[11]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk tes hemoglobin adalah:
- Sarung tangan
- Lancet, vacutainer, jarum suntik atau winged needle with vacuum
- Tabung pemeriksaan
- Turniket
- Kassa alkohol
- Plester
- Tempat sampah medis dan khusus jarum
- Tas transpor spesimen[11]
Posisi Pasien
Selama pengambilan darah, pasien bisa diposisikan duduk atau berbaring disesuaikan dengan kemampuan pasien.[11]
Prosedural
Pengambilan darah pasien untuk tes hemoglobin dapat dilakukan dengan tusuk jari atau menggunakan jarum suntik.
Tusuk Jari
Tes hemoglobin dengan tusuk jari dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
- Cuci tangan dengan baik dan pasang sarung tangan non-steril. Pastikan seluruh alat yang akan digunakan untuk mengambil darah berada dalam jangkauan
- Lakukan tes darah kapiler pada sisi tangan pasien yang tidak dominan, pilih jari tengah atau jari manis. Hindari jari yang terpasang cincin
- Area yang akan ditusuk didesinfeksi dan ditunggu hingga kering
- Untuk meningkatkan aliran darah, pijat ringan jari ke arah distal
- Tusuk pada area jari yang sudah dibersihkan sebelumnya. Tunggu beberapa detik hingga tetes darah muncul.Buang dan hapus 2-3 tetes darah pertama lalu ambil tetes darah berikutnya untuk diperiksa[2,3,12,13]
Pemeriksaan dengan Darah Vena
Tes hemoglobin dengan pengambilan darah vena dilakukan dengan langkah berikut:
- Pasang turniket 10 cm proksimal dari tempat pengambilan darah. Minta pasien untuk membuka tutup genggaman tangan selama 15-30 detik agar darah mengisi seluruh pembuluh vena
- Raba area vena dengan jari untuk identifikasi. Pada palpasi, vena teraba lembut dan membal. Darah pada vena mengisi kembali setelah penekanan
- Desinfeksi area tindakan dan tunggu selama 30 detik hingga kering
- Pasang vacutainer. Persiapkan area yang akan disuntik dengan sedikit menarik kulit dengan jarak beberapa cm dari area yang akan ditusuk jarum
- Informasikan kepada pasien bahwa jarum akan segera dimasukkan, lalu masukkan jarum dengan bevel menghadap ke atas pada sudut 15-30 derajat. Setelah jarum masuk ke dalam vena, kurangi sudut dan masukkan jarum 3-5 mm ke dalam vena
- Jika menggunakan jarum winged butterfly, pegang wing dan masukkan jarum dengan sudut 10-15 derajat. Jarum sudah masuk tepat ke dalam vena ditandai dengan adanya darah pada alat
- Pasang tabung vakum dengan tangan satunya. Ketika tabung sudah terisi darah, ayun tabung perlahan agar tercampur dengan antikoagulan tanpa menyebabkan hemolisis mekanik
- Lepas turniket, tekan area luka dengan kassa, dan tarik jarum. Masukkan jarum ke dalam tempat sampah khusus jarum
- Minta pasien menekan area suntik dengan kassa selama 5 menit. Lalu pasang plester jika perdarahan sudah berhenti
- Selanjutnya, verifikasi identitas pasien sebelum membawa tabung ke laboratorium[11]
Pengukuran Kadar Hemoglobin
Penentuan kadar hemoglobin biasanya dilakukan dengan penghitung otomatis dari tabung berisi darah yang telah bercampur antikoagulan EDTA dan diisi hingga tingkat yang telah ditentukan oleh masing-masing alat. Pengujian juga bisa dilakukan secara manual, tetapi cara ini telah lama ditinggalkan.
Metode Drabkin:
Metode cyanmethemoglobin (metode Drabkin) telah lama direkomendasikan oleh WHO sebagai metode referensi untuk pengukuran hemoglobin secara kuantitatif. Metode ini memiliki sensitivitas 99% dan spesifisitas 56,4%.
Pada metode ini, seluruh darah dicampur dengan reagen, yaitu kalium ferricyanide dan potasium sianida dalam larutan Drabkin. Kalium ferricyanide mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglobin. Kalium sianida kemudian bergabung dengan methemoglobin membentuk cyanmethemoglobin yang dibaca secara fotometrik menggunakan spektrofotometer.[2,3,17,18]
Alat Analisis Hematologi Otomatis:
Alat analisis hematologi otomatis dapat menghitung berbagai parameter hematologi sekaligus, termasuk parameter tambahan untuk mengidentifikasi subtipe anemia. Kebanyakan alat analisis generasi baru menggunakan metode Coulter atau flow cytometry.
Dalam flow cytometry, sampel darah dicampur dengan reagen dan sel, yang kemudian dihitung dengan mengukur sifat hamburan cahaya atau dengan impedansi listrik. Kebanyakan alat menggunakan jenis metode kolorimetri untuk menentukan konsentrasi hemoglobin.[17]
Hemoglobinometer:
Perangkat hemoglobinometer umumnya digunakan di lapangan karena sifatnya yang portabel. Teknologi yang digunakan adalah kolorimetri, mirip dengan alat analisis hematologi otomatis. Meski demikian, reagen yang digunakan berbeda, misalnya natrium lauril sulfat. Kemudian hemoglobin akan diukur pada panjang gelombang 506 nm.
Sensitivitas hemoglobinometer digital telah dilaporkan sebesar 89,4% dan spesifisitas 63,6% bila dibandingkan alat analisis otomatis sebagai baku emas.[17,19]
Follow Up
Hasil tes hemoglobin dikatakan rendah tergantung dengan usia dan jenis kelamin. Secara umum, tes hemoglobin dianggap rendah jika kurang dari 12 g/dL pada wanita tidak hamil dan kurang dari 13 g/dL pada laki-laki. Pada ibu hamil, hemoglobin dianggap rendah jika kurang dari 11 g/dL.
Dari hasil tes hemoglobin, dokter dapat menentukan apakah pasien mengalami anemia atau tidak. Selanjutnya, dapat dilakukan intervensi seperti suplementasi zat besi atau transfusi darah jika diperlukan.[14,15]