Pendahuluan Apusan dan Kerokan Kulit
Apusan dan kerokan kulit dilakukan pada lesi kulit untuk mengonfirmasi infeksi, seperti tinea corporis, tinea manus, tinea pedis, scabies, dan lepra. Hasil kerokan dan apusan akan diperiksa dengan mikroskop dan/atau kultur untuk proses diagnosis.[1-3]
Apusan dan kerokan kulit biasanya dilakukan dengan bisturi tumpul yang dipanaskan terlebih dahulu. Untuk diagnosis infeksi jamur, pemeriksaan ditambah dengan potasium hidroksida (KOH) 10% pada hasil kerokan sebelum diperiksa di bawah mikroskop.[1]
Sementara itu, untuk diagnosis scabies, mineral oil diteteskan di kunikulus pada lesi kulit sebelum apusan dan kerokan superfisial dilakukan menggunakan bisturi. Diagnosis dapat ditegakkan dengan ditemukannya scabies, telur, skibala, atau serpihan telur Sarcoptes scabiei pada pemeriksaan mikroskopis.[2,4]
Pada pasien lepra, apusan dan kerokan kulit merupakan pemeriksaan cost-effective yang rutin dilakukan untuk menilai jumlah Mycobacterium leprae, tipe maupun derajat penyakit, serta respons terhadap terapi.[3,5]