Teknik Apusan dan Kerokan Kulit
Terdapat perbedaan teknik apusan dan kerokan kulit yang ditentukan oleh kemungkinan diagnosis pasien. Contohnya, teknik apusan dan kerokan kulit untuk diagnosis scabies, tinea, dan lepra mungkin akan berbeda satu sama lain.
Persiapan Pasien
Sebelum memulai tindakan, pasien dijelaskan terlebih dahulu tentang langkah-langkah prosedur apusan dan kerokan kulit serta alasan mengapa prosedur perlu dilakukan. Setelah itu, dokter juga meminta informed consent.[5,7]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan apusan dan kerokan kulit adalah:
- Bisturi
- Slide preparat
- Kapas alkohol
- Sarung tangan
- Pembakar spiritus
- Reagen tertentu berdasarkan kecurigaan diagnosis (KOH pada infeksi jamur, mineral oil pada scabies, dan reagen untuk melakukan metode Ziehl-Neelsen pada lepra)[2,5,7]
Posisi Pasien
Tidak ada posisi khusus pada pasien untuk melakukan apusan dan kerokan kulit. Posisi bersifat bebas selama pasien bisa merasa nyaman dan dokter dapat mengakses area pemeriksaan dengan baik.
Prosedural
Prosedur apusan dan kerokan kulit ditentukan berdasarkan kemungkinan diagnosis pasien. Dokter menyesuaikan teknik dengan kecurigaan diagnosis, apakah berupa infeksi jamur, scabies, atau lepra.
Infeksi Jamur
Berikut prosedur apusan dan kerokan kulit untuk mendiagnosis infeksi jamur:
- Bersihkan area kulit dengan alkohol 70%
- Jika ada lesi multipel, pilih lesi yang terbaru dan cabut rambut di area lesi
- Kerok bagian tepi lesi dengan pisau bedah steril yang sebelumnya dipanaskan
- Pindahkan sampel ke slide preparat
- Tambahkan KOH 10% pada sampel, tutup dengan coverslip, lalu panaskan slide sebentar di atas api sebelum pemeriksaan
- Kirim sampel ke laboratorium[1,6,8]
Scabies
Berikut prosedur apusan dan kerokan kulit untuk mendiagnosis scabies:
- Teteskan 1 tetes silicone oil pada lesi kunikulus
- Kerok lesi dengan sisi tajam pisau bedah steril kemudian gerakkan pisau secara longitudinal dan lateral
- Pindahkan sampel ke slide preparat dan tutup dengan coverslip
- Fiksasi sisi-sisi coverslip menggunakan kuteks transparan
- Simpan slide pada suhu 10–14°C di kulkas[4]
Lepra
Untuk diagnosis lepra, dibutuhkan hasil apusan dan kerokan kulit dari dua lokasi, yakni salah satu cuping telinga dan satu lesi aktif. Pilihlah lesi yang paling tampak aktif (berwarna kemerahan) dan yang tidak berada di wajah. Ambil sampel dari area lesi yang paling aktif, biasanya di tepinya.
Jika tidak ada lesi kulit lain yang cocok, ambil sampel kedua dari cuping telinga satunya lagi atau dari lokasi bekas lesi aktif yang tercatat sebelumnya atau dari lokasi di mana apusan sebelumnya menunjukkan hasil positif.[5]
Prosedur apusan dan kerokan kulit untuk mendiagnosis lepra adalah sebagai berikut:
- Bersihkan kulit dengan kapas alkohol 70% lalu tunggu hingga kering
- Cubit bagian kulit yang akan diapus
- Anestesi lokal umumnya tidak diperlukan tetapi dapat diberikan jika tidak ada penurunan sensasi pada pasien, misalnya berupa xylocaine 1% atau semprotan etil klorida
- Lakukan insisi sepanjang 3–5 mm dengan kedalaman 2–3 mm menggunakan pisau cukur yang telah dibersihkan dengan alkohol
- Kendalikan perdarahan yang terjadi melalui tekanan pada cubitan. Sejumlah kecil darah tidak akan mengganggu interpretasi tetapi perdarahan dalam jumlah banyak harus dihindari. Bersihkan darah menggunakan swab kapas
- Kerok permukaan dalam luka menggunakan pisau yang diposisikan tegak lurus terhadap insisi sebelum menarik pisau
- Pindahkan sampel jaringan ke slide preparat dan oleskan sampel secara merata menggunakan sisi tumpul pisau membentuk lingkaran berdiameter 8 mm
- Bersihkan pisau dengan kapas alkohol lalu lewatkan pisau pada api pembakar spiritus selama 3–4 detik. Biarkan hingga dingin tanpa menyentuh apa pun
- Ulangi langkah pengambilan sampel di atas pada lokasi lesi kedua. Oleskan sampel kedua di sisi sampel pertama tanpa menyentuhnya
- Biarkan slide kering dalam suhu ruangan (tanpa terkena sinar matahari) selama 15 menit
- Fiksasi sampel dengan melewatkannya perlahan (sampe berada di sisi atas slide) pada api pembakar spiritus sebanyak 3 kali. Hati-hatilah agar slide tidak terlalu panas
- Kirim sampel ke laboratorium[3,5]
Follow Up
Follow up apusan dan kerokan kulit ditentukan oleh kemungkinan diagnosis pasien, apakah diagnosis mengarah pada infeksi jamur, scabies, atau lepra.
Infeksi Jamur
Pada suspek infeksi jamur, pemeriksaan lanjutan pada sampel apusan dan kerok kulit ditentukan oleh kecurigaan terhadap organisme penyebabnya.
Pada sampel dari selangkangan atau kaki yang dicurigai sebagai dermatofita atau Candida sp, lakukan pemeriksaan mikroskopis langsung menggunakan preparat wet mount KOH. Selain itu, lakukan inokulasi spesimen pada agar dekstrosa Sabouraud yang mengandung chloramphenicol dan gentamicin. Kemudian, agar diinkubasi selama 4 minggu pada suhu 26°C.[6]
Scabies
Setelah sampel diperoleh, interpretasi hasil harus dilakukan dalam 3 jam menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40 kali.[4]
Lepra
Setelah pewarnaan Ziehl-Neelsen, sampel diperiksa di bawah mikroskop menggunakan minyak imersi dengan perbesaran 100 kali untuk menentukan jumlah total basil. Semua sampel harus dibaca oleh orang yang sama agar konsisten. Sampel dibagi dalam 4 kuadran untuk menentukan Indeks Bakterial (IB). Pada terapi yang efektif, IB diharapkan berkurang 1 poin per tahunnya.[3]
Tabel 1. Indeks Bakterial Hasil Apusan dan Kerokan Kulit[3]
Keterangan | Indeks Bakterial | Jumlah Basil |
Sangat banyak | +6 | >1.000 basil per lapang minyak imersi |
banyak | +5 | 100-1000 basil per lapang minyak imersi |
moderat | +4 | 10-100 basil per lapang minyak imersi |
sedikit | +3 | 1-10 basil per lapang minyak imersi |
Sangat sedikit | +2 | 1-10 basil per 10 lapang |
jarang | +1 | 1-10 basil per 100 lapang |
None found (NF) | NF | Tidak terlihat basil pada seluruh sampel |