Teknik Pemeriksaan Mata Bagian Media
Teknik pemeriksaan mata bagian media membutuhkan berbagai alat, termasuk oftalmoskop direk, lampu celah, oftalmoskop indirek, atau ultrasonografi mata.
Pemeriksaan dapat dimulai secara sederhana dengan menggunakan oftalmoskop direk. Bila diperlukan atau ditemukan kelainan, maka dapat pemeriksaan dengan menggunakan alat lain yang disesuaikan dengan kondisi pasien.[1,5,7]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien dimulai dengan anamnesis mengenai keluhan utama pasien, mencakup onset, durasi, sisi mata yang sakit, faktor yang memperberat atau meringankan, serta pengobatan yang sudah diberikan. Perlu ditanyakan pula mengenai keluhan lain yang menyertai, kejadian trauma, riwayat penyakit, kondisi alergi, riwayat penyakit keluarga, dan riwayat operasi. Tanyakan pula kondisi kehidupan pasien, termasuk lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, dan gaya hidup yang relevan dengan keluhan. Sebagai contoh, kondisi perdarahan pada cairan intraocular, seperti hifema atau perdarahan vitreous, sering ditemukan pada pasien yang memiliki pekerjaan berhubungan dengan aktivitas luar yang berisiko. Pada pasien anak, perlu dilakukan anamnesis riwayat kehamilan, persalinan, dan tumbuh kembang.[5,6]
Selain itu penting untuk dilakukan penjelasan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan beserta prosedur dan risiko secara singkat dan jelas, serta meminta informed consent pasien yang kompeten atau wali pada pasien anak atau tidak kompeten.[1,3]
Peralatan
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan mata bagian media disesuaikan dengan bagian mata yang akan dilakukan pemeriksaan, indikasi dari pemeriksaan, serta ketersediaan alat pada fasilitas kesehatan. Umumnya dilakukan pemeriksaan mata secara berurutan yaitu dari bagian anterior, media, dan posterior.
Pada pemeriksaan mata bagian media peralatan yang digunakan adalah :
- Lampu celah
- Oftlamoskop direk atau indirek
- Obat midriatik
- Ultrasonografi[1,2,5,7]
Posisi Pasien
Posisi pasien pada pemeriksaan oftalmoskop dimulai dengan duduk dalam posisi nyaman di ruang gelap, kemudian instruksikan pasien untuk melihat jauh ke depan saat cahaya diarahkan pada mata pasien. Sementara itu, pada pemeriksaan lampu celah, pasien akan diposisikan duduk pada bagian periksa dengan meletakkan dagu dan menempelkan dahi pada alat, kemudian pasien melihat ke depan sembari diatur ketinggian dari meja lampu celah agar cahaya diarahkan tepat ke mata.[8-10]
Pemeriksaan penunjang dengan ultrasonografi biasanya digunakan untuk melihat kondisi okular bagian dalam seperti lensa, kekeruhan cairan okular, ablatio retina, serta adanya tumor. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien berbaring, kemudian diberikan jel steril pada permukaan kelopak mata pasien. Selanjutnya, pasien diminta menutup mata.[11,12]
Prosedural
Prosedural pemeriksaan mata bagian media ditentukan oleh indikasi dan ketersediaan alat. Sebelum pemeriksaan dilakukan, persiapkan alat dan posisikan pasien. Tahap pemeriksaan akan disesuaikan dengan alat yang digunakan dan pemeriksaan yang akan dilakukan.[13-15]
Prosedural Pemeriksaan dengan Lampu Celah
Prosedural pemeriksaan menggunakan lampu celah memiliki tujuan untuk memvisualisasi mata bagian anterior dan media, mencakup iris dan cairan ocular. Dalam kondisi pupil terdilatasi, akan memvisualisasi lensa. Tahapan pemeriksaan adalah sebagai berikut:
- Posisikan tempat duduk pemeriksa dalam tinggi yang sesuai dengan meja lampu celah, sehingga pemeriksa dalam posisi nyaman dan ergonomis. Hindari posisi kepala terlalu menunduk dan menggunakan lampu celah sambil berdiri
- Bersihkan lampu celah untuk setiap pasien terutama di daerah perlekatan dagu, dahi, dan pegangan tangan
- Posisikan pasien dengan baik pada meja lampu celah dengan dagu dan dahi menempel pada penyangga serta tangan pasien memegang pegangan tangan untuk stabilisasi. Selanjutnya, atur ketinggian tempat duduk pasien sehingga sesuai dengan meja lampu celah
- Buka pengunci dari lampu celah agar bisa digerakkan sesuai dengan bagian yang akan diperiksa
- Kondisikan ruangan dengan cahaya yang cukup
- Instruksikan pasien untuk menutup mata saat akan menyalakan lampu celah
- Mulai pemeriksaan dengan dengan melakukan pengamatan secara menyeluruh pada posisi pasien membuka mata dan gerakan lapang penglihatan pemeriksa dengan batang kendali
- Posisikan cahaya dari lampu celah dengan sudut 45 derajat arah mata serta atur perbesaran mulai dari kekuatan paling kecil yaitu 10 kali dan celah cahaya paling besar. Pemeriksaan dengan menggunakan iluminasi difus akan dapat mengevaluasi cairan okular, pembuluh darah permukaan, sklera, karunkula, dan bulu mata
- Saat akan melakukan pemeriksaan untuk bilik mata depan, gunakan pembesaran 6 kali sampai dengan 10 kali dengan celah cahaya yang tipis dan posisikan 60 derajat ke arah limbus untuk memperkirakan kedalaman dari ruang depan mata
- Pada pemeriksaan iris, gunakan pembesaran 10 sampai dengan 16 kali dengan cahaya diarahkan secara retroiluminasi, yaitu direfleksikan ke anterior dan bagian dalam iris. Dengan pembesaran sama namun cahaya diarahkan langsung ke pupil, dapat dievaluasi refleks dari retina yang akan memvisualisasikan kekeruhan lensa (pemeriksaan terbaik dengan kondisi pupil terdilatasi)
- Untuk evaluasi kekeruhan cairan ocular, periksa dengan menggunakan celah cahaya conical yang diposisikan pada sudut 45 sampai dengan 60 derajat
- Pada pemeriksaan dengan fluoresensi, perlu digunakan filter cobalt blue dan gunakan celah cahaya yang paling lebar, yang bermanfaat untuk menilai bendungan air mata, waktu pecah air mata, serta lesi atau defek pada kornea
- Setelah pemeriksaan selesai, pasien dapat mengedipkan mata terlebih dahulu dan menjauhkan posisi dari meja lampu celah
- Lampu celah kemudian dikunci untuk menghindari tergeser atau bergerak tanpa dikendalikan pemeriksa[13,14]
Prosedural Pemeriksaan dengan Oftalmoskop
Tahapan pemeriksaan oftalmoskop direk adalah:
- Posisikan pasien duduk yang nyaman.
- Saat akan dilakukan pemeriksaan, pemeriksa memegang oftalmoskop sesuai dengan sisi mata yang akan diperiksa dan ketinggian sejajarkan dengan mata pasien. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dilakukan pada mata kanan maka oftalmoskop akan dipegang dengan menggunakan tangan kanan dan pemeriksa juga menggunakan mata kanan
- Posisikan tangan menggenggam oftalmoskop dan jari telunjuk pada pengatur ukuran lensa untuk menyesuaikan agar didapatkan bayangan yang tajam
- Nyalakan oftalmoskop dan instruksikan untuk melihat jauh ke depan ke titik tak terhingga atau minimal 6 meter
- Posisikan tangan kiri dari pemeriksaan pada kepala pasien dengan jari jempol memfiksasi pada alis mata pasien
- Posisikan oftalmoskop pada jarak sekitar 30 cm dari pasien dengan arah sekitar 45 derajat di temporal pasien untuk menghindari kondisi mata yang terlalu silau
- Gerakan oftalmoskop untuk melakukan visualisasi pada lensa, cairan intraokular, dan retina
- Ulangi prosedur yang sama pada sisi mata lainnya[16,17]
Untuk pemeriksaan oftalmoskop indirek, tahapan dari pemeriksaan adalah:
- Lakukan pengaturan pada oftalmoskop, ukuran lingkar kepala pemeriksa, dan jarak antar pupil
- Periksa intensitas iluminasi dan perubahan posisi cahaya, serta persiapkan filter bila digunakan
- Posisikan pasien. Posisi terbaik adalah berbaring dan melihat lurus, kemudian pemeriksa memposisikan diri berada pada daerah kepala pasien
- Saat melakukan pemeriksaan, lensa diposisikan dalam jarak sekitar 5 cm dari pasien yang kemudian disesuaikan dengan fokus dan regio yang akan dilakukan pemeriksaan
- Instruksikan pasien untuk melihat pada beberapa posisi. Untuk pemeriksaan macula, minta pasien melihat pada cahaya[16,17]
Prosedural Pemeriksaan dengan Ultrasonografi
Tahapan pemeriksaan ultrasonografi adalah:
- Posisikan pasien dalam kondisi berbaring, menutup mata, dan berikan jel steril pada daerah kelopak mata pasien
- Mulai pemeriksaan dengan meletakkan transducer secara lembut di mata, dengan jari 4 dan 5 pemeriksa menyangga pada daerah hidung pasien
- Gerakan transducer untuk melihat kondisi okular secara menyeluruh. Potongan yang umum untuk digunakan adalah:
- Transverse 1 (T12) dengan pusat di jam 12 dimana probe diletakkan pada inferior dan marker di arahkan ke nasal.Saat pemeriksaan ini pasien diinstruksikan untuk melirik ke arah atas
- Transverse 2 (T6) dengan pusat di jam 6 dimana probe diletakkan pada superior dan marker di arahkan ke nasal. Saat pemeriksaan ini, pasien diinstruksikan untuk melirik ke arah bawah
- Transverse 3 (T3) dengan pusat di jam 3 dimana probe diarahkan ke superior dan pasien diinstruksikan melirik ke arah berlawanan
- Transverse 4 (T9) dengan pusat di jam 9 dimana probe diarahkan ke superior dan pasien diinstruksikan melirik ke arah berlawanan
- Longitudinal makula dengan peletakan probe pada daerah nasal dan pasien melirik ke arah temporal
- Setelah pemeriksaan selesai, bersihkan daerah mata pasien dan kemudian pasien bisa membuka mata.[18,19]
Follow up
Hasil dari pemeriksaan mata bagian media akan menggambarkan kondisi dari struktur dan fungsional mata, khususnya uvea, lensa, dan cairan intraokular.
Beberapa diagnosis yang berkaitan dengan pemeriksaan mata bagian media adalah:
- peradangan uvea: iritis, iridosiklitis, siklitis, koroiditis
- tumor uvea: nevus, melanositosis, koroid hemangioma, melanoma maligna, metastasis pada koroid, koroid nevi
- kekeruhan lensa: katarak kongenital, katarak senilis, katarak komplikata
- dislokasi lensa: ektopia lentis kongenital, ektopia lentis traumatika, ruptur lensa
- kekeruhan cairan aqueous: hifema
- kekeruhan cairan vitreous: perdarahan vitreous, detachment vitreous posterior [5,6,8]