Teknik Total Knee Replacement
Teknik total knee replacement (TKR) atau total knee arthroplasty dibagi dua, yaitu gap balancing dan matched/measured resection. Pemilihan teknik berdasarkan penilaian dokter bedah ortopedi dan tipe implan yang akan digunakan, karena kedua teknik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.[1,4,5]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien berupa evaluasi pemeriksaan fisik dan radiologi. Pemeriksaan fisik yang dilakukan, antara lain evaluasi aksis mekanik tungkai, status vaskuler tungkai, range of motion, dan jaringan lunak di daerah lutut.
Pemeriksaan radiologi preoperatif dilakukan untuk menilai mechanical alignment, deformitas, dan pengeroposan tulang. Foto polos lutut preoperatif sebaiknya dilakukan secara anteroposterior (AP) dan lateral.[1,2]
Pemeriksaan penapisan lain yang juga diperlukan sebagai persiapan preoperatif adalah pemeriksaan darah lengkap, fungsi ginjal, elektrolit, tes koagulasi, urinalisis, dan elektrokardiografi.[1,2]
Pada hari tindakan terjadwal, dokter bedah ortopedi perlu melakukan kunjungan terhadap pasien sebagai identifikasi dan penandaan lutut mana yang akan dilakukan tindakan. Informed consent dan edukasi dilakukan pada saat kunjungan dokter.
Daerah lapangan operasi perlu dibersihkan dengan mencukur rambut dan mencuci kulit dengan larutan antiseptik. Kateterisasi uretra mungkin diperlukan, terutama pada tindakan anestesi spinal. Pemberian antibiotik profilaksis dan tromboprofilaksis dipertimbangkan dengan menyesuaikan kondisi pasien.[1,2]
Peralatan
Terdapat berbagai jenis desain protesa yang digunakan pada TKR, tetapi hanya beberapa desain yang sering digunakan yaitu:
- Cruciate-retaining
- Posterior-stabilized
- Medial rotation
Beberapa instrumen yang digunakan pada tindakan TKR adalah:
- Drill
- Ankle holder
- Patellar clamp, patellar positioning jig, patellar bone holder
- Tibial positioning jig, tibial base plate, tibial spacer, tibial impactor
-
Femoral impactor, dan femoral anterior, posterior, chamfer cut jig
- Smith Peterson gouge
- Retractor
Trials[1,2]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan secara supinasi, dengan lutut fleksi dalam sudut sekitar 90 derajat. Tungkai pasien diposisikan dengan bantuan foot support pada telapak kaki dan side support pada paha proksimal, sehingga posisi tungkai stabil tanpa support tambahan.[1,2]
Prosedural
Prosedur tindakan total knee replacement (TKR) diawali dengan tindakan anestesi spinal atau umum, kemudian dilanjutkan sebagai berikut:
- Insisi kulit dilakukan secara anterior midline incision, dengan pusat insisi pada tepi medial patella
- Arthrotomy dilakukan dengan tiga cara pendekatan bedah (surgical approach), yaitu medial parapatellar, sub-vastus, atau parapatellar lateral, di mana tindakan TKR seringkali menggunakan pendekatan medial parapatellar
- Setelah arthrotomy selesai, dilakukan eversi patella dan fleksi lutut untuk mencapai dislokasi lutut yang diinginkan
- Pembuangan bagian tulang yang mengalami inflamasi tergantung teknik yang dipilih, yaitu gap balancing atau measured resection
- Pengukuran dan pemasangan komponen implan yang sesuai menggunakan trials pada femur, tibia, dan patella
- Pada kondisi tertentu, dokter bedah ortopedi mungkin memutuskan untuk melakukan patellar resurfacing atau tindakan pembuangan jaringan kartilago yang mengalami peradangan
- Penjajaran sendi lutut dilakukan berdasarkan tiga petanda anatomis, yaitu garis Whiteside atau aksis anteroposterior distal femur, aksis posterior kondilus femur, dan aksis transepikondidilar
- Penjajaran sendi lutut diikuti dengan ligament balancing dengan mengencangkan atau mengendorkan ligamen saat sendi lutut dicoba untuk fleksi dan ekstensi[1,2,4–7]
Setelah prosedur selesai, dokter bedah ortopedi mungkin mempertimbangan penggunaan drain sebelum penutupan luka, kemudian penjahitan luka operasi dilakukan. Akan tetapi, pemasangan drain saat ini masih kontroversial dalam fungsinya untuk mengurangi hematoma, komplikasi nyeri, dan kejadian infeksi.[1,2,4–7,10]
Prosedural Gap Balancing
Prinsip utama teknik gap balancing adalah menyeimbangkan celah fleksi dan ekstensi lutut, dengan posisi komponen femoral sebagai prioritas sekunder. Tindakan ini didahului oleh eksisi osteofit, lalu reseksi proksimal tibia dan distal femur. Batas reseksi femur dapat ditentukan dengan membandingkan potongan tibia sebelumnya menggunakan ketegangan ligamen.
Celah yang terbentuk dari potongan tibia dan femur diukur. Kemudian, lutut diposisikan secara ekstensi, lalu reseksi femur dilakukan hingga celah yang terbentuk pada posisi ekstensi sama dengan pengukuran celah pada posisi fleksi. Celah kemudian dirapikan hingga membentuk persegi panjang.[1,2,4–7]
Prosedural Measured Resection
Prinsip utama teknik measured resection adalah membentuk kembali anatomi alami lutut, dengan ligament balancing sebagai prioritas sekunder. Tindakan ini dilakukan dengan reseksi standar femur untuk menyesuaikan ukuran implan.
Terdapat berbagai jenis reseksi standar femur, yaitu distal femoral cut, posterior femoral cut, anterior femoral cut, dan anterior and posterior chamfer cuts. Reseksi standar femur kemudian diikuti oleh reseksi standar tibia. Celah yang kemudian terbentuk baru diukur dengan spacer. Bila ada ketidaksesuaian dan ketidakseimbangan pada celah yang terbentuk, pengaturan dilakukan tanpa reseksi tambahan.[1,2,4–7]
Follow up
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pasien setelah tindakan TKR adalah:
- Pasien perlu diobservasi di ruang rawat inap high-dependency selama setidaknya 24 jam dengan memperhatikan hidrasi dan nyeri
- Manajemen nyeri dengan obat analgetik dapat diberikan secara intravena maupun oral
- Dalam 24 jam pertama, mobilisasi secara pasif dapat dilakukan di bawah pengawasan fisioterapis
- Jika terpasang drain, dapat dilepas setelah 24 jam
- Pasien dapat dianjurkan untuk mulai berjalan pada hari kedua setelah operasi
- Pasien dapat dipulangkan setelah 5–14 hari perawatan bila perkembangan dan penyembuhan luka dinilai baik, lutut dapat fleksi 90 derajat, dan tidak terjadi komplikasi
- Kontrol rawat jalan dapat dilakukan setelah 6 minggu hingga 3 bulan[1,2,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli