Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA) general_alomedika 2023-02-28T11:41:19+07:00 2023-02-28T11:41:19+07:00
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA)
  • Pendahuluan
  • Komplikasi
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA)

Oleh :
dr. Rendy Singgih
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) berupa pengolesan asam asetat 3–5% pada leher rahim dilanjutkan dengan inspeksi untuk melihat adanya daerah abnormal. Daerah abnormal berupa daerah berwarna putih dengan batas tegas atau acetowhite menandakan kemungkinan  adanya lesi prakanker dari kanker serviks.

gambar 2 kanker serviks-min

Gambar 2. Cervix Normal (Pojok Kiri Atas) dan Lesi Acetowhite. Sumber: Parham GP et al., Openi, 2015.

Persiapan Pasien

Sebelum menjalani pemeriksaan inspeksi visual asetat, lakukan anamnesis untuk menggali ada tidaknya keluhan dan faktor risiko yang mengarah ke diagnosis kanker serviks. Setelahnya, lakukan informed consent dengan memberikan edukasi mengenai tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya, dan meminta persetujuan pasien.

Sebelum melakukan tindakan, pastikan pasien tidak melakukan hubungan seksual sejak 24 jam sebelum pemeriksaan dan sudah mengosongkan kandung kemihnya terlebih dahulu.[1,8,9]

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut:

  1. Spekulum
  2. Lampu
  3. Larutan asam asetat 3–5%
  4. Kapas lidi
  5. Sarung tangan
  6. Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan[8,12]

Larutan asam asetat 3-5% dibuat dengan cara sebagai berikut:

  • Asam asetat 3% dibuat dengan mengencerkan asam asetat 25% menggunakan air dengan perbandingan 1:7. Contohnya, 10 ml asam asetat 25% diencerkan menggunakan 70 ml air.
  • Asam asetat 5% dibuat dengan mengencerkan asam asetat 25% menggunakan air dengan perbandingan 1:4. Contohnya, 10 ml asam asetat 25% diencerkan menggunakan 40 ml air[8,12]

Larutan asam asetat yang sudah diencerkan tidak boleh disimpan dan hanya boleh digunakan pada hari pembuatan.[8,12]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan dalam posisi litotomi untuk memudahkan memasukkan spekulum dan visualisasi serviks.[7]

Prosedural

Prosedural tindakan pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) diawali dengan memastikan identitas, periksa status dan kelengkapan informed consent. Kemudian minta pasien untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan, lalu memposisikan diri secara litotomi.[8,12]

Untuk kenyamanan pasien, sebaiknya area pinggang hingga lutut ditutup dengan kain. Sebelum melakukan tindakan, tenaga medis harus mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan. Setelah itu, dapat dilakukan tahapan sebagai berikut:

  1. Bersihkan genitalia eksterna lalu masukkan spekulum dan memposisikan spekulum hingga serviks jelas terlihat
  2. Amati apakah ada jaringan kanker atau tidak. Jika terdapat jaringan kanker, pemeriksaan dihentikan
  3. Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih
  4. Amati apakah sambungan skuamo–kolumnar terlihat atau tidak
  5. Oleskan kapas lidi yang sudah dicelupkan ke dalam asam asetat 3–5% ke seluruh permukaan serviks
  6. Tunggu selama 1 menit lalu lihat apakah ada daerah yang mengalami perubahan warna atau tidak
  7. Keluarkan spekulum[8,12]

Setelah selesai tindakan, buang sarung tangan, kapas dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam tempat sampah khusus, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan kembali direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi. Selanjutnya jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, kapan harus melakukan pemeriksaan serta rencana tata laksana jika diperlukan[8,12]

Dokumentasi Hasil Pemeriksaan IVA

Hasil pemeriksaan IVA didokumentasikan dengan mencantumkan apakah sambungan skuamo–kolumnar terlihat (penuh, sebagian atau tidak terlihat), hasil IVA (negatif, positif, kanker invasif), serta jumlah kuadran ektoserviks yang terkena. Hasil ini dibuat dalam bentuk gambar diagram yang menunjukkan daerah yang berubah warna atau acetowhite.[8]

Contoh:

Seorang wanita, 35 tahun, saat dilakukan pemeriksaan IVA, sambungan skuamo–kolumnar terlihat, hasil IVA positif dengan daerah acetowhite pada kuadran 3 dan 4. Maka hasil pemeriksaan IVA dilaporkan sebagai berikut:

iva testt

Gambar 3. Contoh Pelaporan Hasil IVA. Sumber: dr. Rendy Singgih, 2020[8,12]

Hasil pemeriksaan IVA diinterpretasikan sebagai berikut:

  • Negatif, yaitu tidak tampak gambaran acetowhite, tampak polip, servisitis, inflamasi, kista naboti
  • Curiga kanker, yaitu tampak ulkus pada serviks atau terlihat perdarahan yang menutupi gambaran acetowhite

  • Positif, yaitu gambaran acetowhite pada daerah transformasi dengan atau tanpa peninggian margin sambungan skuamo–kolumnar, leukoplakia, kutil[8]

Jika terlihat adanya jaringan yang diduga kanker, maka hentikan pemeriksaan dan rujuk pasien untuk menjalani biopsi. Jika yang melakukan pemeriksaan IVA adalah spesialis obstetri dan ginekologi, maka biopsi langsung dapat dilakukan saat pemeriksaan IVA.

Jika hasil IVA positif, lakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Jika normal, maka lakukan pemeriksaan IVA ulang dalam 3–5 tahun. Jika tidak, tangani berdasarkan hasil biopsi.[8,12]

Jika biopsi tidak dapat dilakukan, penanganan dapat didasarkan pada hasil kolposkopi saja:

  • Normal, lakukan pemeriksaan IVA ulang dalam 3-5 tahun
  • Dicurigai cervical intraepithelial neoplasia, pertimbangkan apakah lesi dapat menjalani krioterapi atau tidak. Jika dapat, maka lakukan krioterapi dan follow up kondisi pasien dalam 9–12 bulan. Jika tidak, rujuk pasien untuk penanganan selanjutnya.
  • Kanker invasif, rujuk pasien untuk biopsi dan penanganan kanker serviks sesuai hasil biopsi[8,12]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit. Penapisan kanker leher rahim lewat kunjungan tunggal tes IVA. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. http://p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/penapisan-kanker-leher-rahim-lewat-kunjungan-tunggal-tes-iva.
7. The American College of Obstetrician and Gynecologists. Cervical Cancer Screening in Low-Resource Settings. 2015 February; 624(125).
8. World Health Organization. Training of health staff in VIA, HPV detection test and cryotherapy-Trainees's handbook: World Health Organization; 2017.
9. Saleh HS, Hameid AA, Mowafy HE, Sherif HE, Abdelsalam WA. Visual Inspection of the Cervix with Acetic Acid or Lugol's Iodine for Cervical Cancer Screening. Gynecology & Obstetrics. 2016 September; 6(4).
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Teknis pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. In Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta; 2015. p. 16-20.

Kontraindikasi Pemeriksaan Inspe...
Edukasi Pasien Pemeriksaan Inspe...

Artikel Terkait

  • Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
    Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
  • Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
    Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
  • Red Flag Postcoital Bleeding
    Red Flag Postcoital Bleeding
  • Red Flag Perdarahan Intermenstrual
    Red Flag Perdarahan Intermenstrual
  • Efikasi Vaksin HPV dalam Pencegahan Kanker Serviks
    Efikasi Vaksin HPV dalam Pencegahan Kanker Serviks

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 November 2022, 06:46
Risiko kanker serviks jika berhubungan badan sebelum vaksin HPV dosis keenam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mau bertanya tentang Penggunaan vaksin HPV. Setahu saya Vaksin HPV dilakukan dengan urutan 0, 1, 6. Pertanyaan saya apakah individu yang sudah...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 15 September 2022, 15:38
Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Beberapa studi menunjukkan darah menstruasi patut dipertimbangkan sebagai sampel tes HPV sebagai skrining kanker serviks, karena memiliki...
Anonymous
Dibalas 30 Agustus 2022, 12:17
Konsul psikiater untuk kesehatan reproduksi pada pasien kanker serviks - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat siang, dr. Soeklola Muliady, Sp.KJ, MSi,   izin bertanya, Dok. Untuk pasien-pasien perempuan dengan kanker serviks post kemo dan radioterapi, apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.