Teknik Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA)
Teknik pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) berupa pengolesan asam asetat 3–5% pada leher rahim dilanjutkan dengan inspeksi untuk melihat adanya daerah abnormal. Daerah abnormal berupa daerah berwarna putih dengan batas tegas atau acetowhite menandakan kemungkinan adanya lesi prakanker dari kanker serviks.
Gambar 2. Cervix Normal (Pojok Kiri Atas) dan Lesi Acetowhite. Sumber: Parham GP et al., Openi, 2015.
Persiapan Pasien
Sebelum menjalani pemeriksaan inspeksi visual asetat, lakukan anamnesis untuk menggali ada tidaknya keluhan dan faktor risiko yang mengarah ke diagnosis kanker serviks. Setelahnya, lakukan informed consent dengan memberikan edukasi mengenai tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya, dan meminta persetujuan pasien.
Sebelum melakukan tindakan, pastikan pasien tidak melakukan hubungan seksual sejak 24 jam sebelum pemeriksaan dan sudah mengosongkan kandung kemihnya terlebih dahulu.[1,8,9]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut:
- Spekulum
- Lampu
- Larutan asam asetat 3–5%
- Kapas lidi
- Sarung tangan
- Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan[8,12]
Larutan asam asetat 3-5% dibuat dengan cara sebagai berikut:
- Asam asetat 3% dibuat dengan mengencerkan asam asetat 25% menggunakan air dengan perbandingan 1:7. Contohnya, 10 ml asam asetat 25% diencerkan menggunakan 70 ml air.
- Asam asetat 5% dibuat dengan mengencerkan asam asetat 25% menggunakan air dengan perbandingan 1:4. Contohnya, 10 ml asam asetat 25% diencerkan menggunakan 40 ml air[8,12]
Larutan asam asetat yang sudah diencerkan tidak boleh disimpan dan hanya boleh digunakan pada hari pembuatan.[8,12]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan dalam posisi litotomi untuk memudahkan memasukkan spekulum dan visualisasi serviks.[7]
Prosedural
Prosedural tindakan pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) diawali dengan memastikan identitas, periksa status dan kelengkapan informed consent. Kemudian minta pasien untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan menggunakan kain yang sudah disediakan, lalu memposisikan diri secara litotomi.[8,12]
Untuk kenyamanan pasien, sebaiknya area pinggang hingga lutut ditutup dengan kain. Sebelum melakukan tindakan, tenaga medis harus mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan. Setelah itu, dapat dilakukan tahapan sebagai berikut:
- Bersihkan genitalia eksterna lalu masukkan spekulum dan memposisikan spekulum hingga serviks jelas terlihat
- Amati apakah ada jaringan kanker atau tidak. Jika terdapat jaringan kanker, pemeriksaan dihentikan
- Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapas lidi bersih
- Amati apakah sambungan skuamo–kolumnar terlihat atau tidak
- Oleskan kapas lidi yang sudah dicelupkan ke dalam asam asetat 3–5% ke seluruh permukaan serviks
- Tunggu selama 1 menit lalu lihat apakah ada daerah yang mengalami perubahan warna atau tidak
- Keluarkan spekulum[8,12]
Setelah selesai tindakan, buang sarung tangan, kapas dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam tempat sampah khusus, sedangkan untuk alat-alat yang dapat digunakan kembali direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi. Selanjutnya jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, kapan harus melakukan pemeriksaan serta rencana tata laksana jika diperlukan[8,12]
Dokumentasi Hasil Pemeriksaan IVA
Hasil pemeriksaan IVA didokumentasikan dengan mencantumkan apakah sambungan skuamo–kolumnar terlihat (penuh, sebagian atau tidak terlihat), hasil IVA (negatif, positif, kanker invasif), serta jumlah kuadran ektoserviks yang terkena. Hasil ini dibuat dalam bentuk gambar diagram yang menunjukkan daerah yang berubah warna atau acetowhite.[8]
Contoh:
Seorang wanita, 35 tahun, saat dilakukan pemeriksaan IVA, sambungan skuamo–kolumnar terlihat, hasil IVA positif dengan daerah acetowhite pada kuadran 3 dan 4. Maka hasil pemeriksaan IVA dilaporkan sebagai berikut:
Gambar 3. Contoh Pelaporan Hasil IVA. Sumber: dr. Rendy Singgih, 2020[8,12]
Hasil pemeriksaan IVA diinterpretasikan sebagai berikut:
- Negatif, yaitu tidak tampak gambaran acetowhite, tampak polip, servisitis, inflamasi, kista naboti
- Curiga kanker, yaitu tampak ulkus pada serviks atau terlihat perdarahan yang menutupi gambaran acetowhite
- Positif, yaitu gambaran acetowhite pada daerah transformasi dengan atau tanpa peninggian margin sambungan skuamo–kolumnar, leukoplakia, kutil[8]
Jika terlihat adanya jaringan yang diduga kanker, maka hentikan pemeriksaan dan rujuk pasien untuk menjalani biopsi. Jika yang melakukan pemeriksaan IVA adalah spesialis obstetri dan ginekologi, maka biopsi langsung dapat dilakukan saat pemeriksaan IVA.
Jika hasil IVA positif, lakukan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Jika normal, maka lakukan pemeriksaan IVA ulang dalam 3–5 tahun. Jika tidak, tangani berdasarkan hasil biopsi.[8,12]
Jika biopsi tidak dapat dilakukan, penanganan dapat didasarkan pada hasil kolposkopi saja:
- Normal, lakukan pemeriksaan IVA ulang dalam 3-5 tahun
- Dicurigai cervical intraepithelial neoplasia, pertimbangkan apakah lesi dapat menjalani krioterapi atau tidak. Jika dapat, maka lakukan krioterapi dan follow up kondisi pasien dalam 9–12 bulan. Jika tidak, rujuk pasien untuk penanganan selanjutnya.
- Kanker invasif, rujuk pasien untuk biopsi dan penanganan kanker serviks sesuai hasil biopsi[8,12]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli