Komplikasi Tubektomi
Komplikasi paling umum tubektomi adalah penyesalan pasien yang telah menjalani tindakan. Selain itu, dapat pula terjadi komplikasi terkait pembedahan seperti infeksi, perdarahan, dan cedera organ intraabdomen. Pasien dengan riwayat tubektomi juga dilaporkan lebih sering mengalami kehamilan ektopik dan postablation tubal sterilization syndrome.[6-8]
Karena seringnya terjadi penyesalan dari pasien, dokter perlu memberikan informasi yang menyeluruh sebelum prosedur mengenai risiko dan manfaat kontrasepsi mantap, kesulitan untuk membalikkan kondisi ke sebelum tindakan, dan metode kontrasepsi jangka panjang lain sebagai alternatif.
Tingkat penyesalan dilaporkan bervariasi menurut kelompok usia. Beberapa faktor yang terkait dengan risiko penyesalan adalah usia muda saat menjalani kontrasepsi mantap (usia <30 tahun), status hubungan tidak stabil, paritas rendah, informasi terkait tubektomi yang disampaikan inadekuat, informasi terkait metode alternatif kurang tersampaikan, keputusan dibuat oleh pasien di bawah tekanan, atau tubektomi karena indikasi medis.[6-8]
Kehamilan Ektopik
Penelitian menunjukkan peningkatan risiko kehamilan ektopik pada wanita yang hamil setelah prosedur tubektomi. Kehamilan ektopik dilaporkan terjadi pada 7,3 per 1.000 tindakan sterilisasi.[6-8]
Perubahan Pola Menstruasi
Perubahan pola menstruasi setelah tubektomi mungkin terjadi akibat penghentian kontrasepsi hormonal yang sebelumnya digunakan.[7]
Komplikasi Lainnya
Komplikasi serius dan kematian akibat sterilisasi tuba jarang terjadi. Pada prosedur tubektomi dengan pendekatan laparoskopi, komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi luka operasi, nyeri, kebutuhan operasi tambahan, perforasi uterus, komplikasi anestesi general, dan demam pascaoperasi.[6-8]