Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi Tubektomi general_alomedika 2023-04-05T08:41:38+07:00 2023-04-05T08:41:38+07:00
Tubektomi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Kontraindikasi Tubektomi

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Kontraindikasi utama tubektomi adalah pasien yang ambivalen atau tidak yakin tentang sterilisasi. Selain itu, pasien yang sedang hamil, pasien yang tidak mampu membuat keputusan sendiri, pasien yang memiliki keganasan ginekologi, dan pasien yang memiliki infeksi pelvis aktif juga menjadi kontraindikasi.

Tiap teknik tubektomi dapat memiliki kontraindikasi yang bervariasi. Teknik laparoskopi biasanya tidak dianjurkan pada pasien dengan obesitas atau riwayat bedah abdomen yang berisiko adhesi. Sementara itu, tubektomi transervikal melalui histeroskopi tidak dianjurkan pada wanita yang memiliki hipersensitivitas terhadap agen anestesi lokal atau terhadap kontras.[6-8]

World Health Organization (WHO) memiliki kriteria untuk menentukan kapan tubektomi harus ditunda. Kriteria tersebut memuat beragam kondisi medis yang perlu dievaluasi atau ditangani terlebih dahulu sebelum sterilisasi, seperti kondisi postpartum dan postabortus tertentu, kondisi kardiovaskular, infeksi saluran reproduksi, dan lainnya.[9]

Kontraindikasi Postpartum atau Postabortus

Beberapa kondisi postpartum dan postabortus yang membuat sterilisasi perlu ditunda adalah status postpartum 7–41 hari, preeklamsia berat atau eklamsia, ketuban pecah ≥24 jam, sepsis saat nifas, demam intrapartum ibu, demam nifas, sepsis atau demam postabortus, perdarahan postabortus/postpartum yang berat, robekan vagina yang berat saat melahirkan atau aborsi, dan hematometra akut.[9]

Kontraindikasi Kardiovaskular

Contoh kondisi kardiovaskular yang membuat sterilisasi perlu ditunda adalah trombosis vena dalam (DVT), emboli paru, operasi besar dengan imobilisasi berkepanjangan, dan penyakit jantung iskemik saat ini.[9]

Kontraindikasi Saluran Reproduksi

Infeksi seperti pada penyakit radang panggul (PID), servisitis purulen, infeksi klamidia, atau gonore merupakan kontraindikasi. Selain itu, kontraindikasi lain adalah perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan, penyakit trofoblas gestasional dengan peningkatan kadar beta subunit-human chorionic gonadotropin (beta-hCG) yang terus-menerus, kanker serviks, kanker endometrium, dan kanker ovarium.[9]

Kontraindikasi Gastrointestinal

Pasien yang memiliki penyakit empedu simtomatik atau hepatitis viral akut/eksaserbasi juga disarankan untuk menunda sterilisasi.[9]

Kontraindikasi Lainnya

Contoh kontraindikasi lain adalah anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari <7 g/dL, infeksi lokal di area operasi, infeksi sistemik, atau penyakit respirasi serius.[9]

Referensi

6. Moss C, Isley MM. Sterilization: A Review and Update. Obstet Gynecol Clin North Am. 2015 Dec;42(4):713-24. doi:10.1016/j.ogc.2015.07.003
7. Stuart GS, Ramesh SS. Interval Female Sterilization. Obstet Gynecol. 2018 Jan;131(1):117-124. doi:10.1097/AOG.0000000000002376
8. American College of Obstetricians and Gynecologists. ACOG Practice Bulletin No. 208 Summary: Benefits and Risks of Sterilization. Obstet Gynecol. 2019;133:592–4. doi:10.1097/AOG.0000000000003134
9. World Health Organization. Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use. Fifth edition. Geneva: World Health Organization. 2015.

Indikasi Tubektomi
Teknik Tubektomi

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
    Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
  • Metode Kontrasepsi Darurat
    Metode Kontrasepsi Darurat
  • Peresepan Morning After Pill Secara Aman
    Peresepan Morning After Pill Secara Aman
  • Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 08 April 2021, 13:10
Bagaimana pertimbangan penentuan jenis tubektomi pada wanita yang ingin sterilisasi
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apa saja pertimbangan yang diperlukan sebelum memutuskan jenis tubektomi yang akan dijalani pasien yang ingin sterilisasi? Apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.