Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Spirometri general_alomedika 2023-08-22T08:29:23+07:00 2023-08-22T08:29:23+07:00
Spirometri
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Interpretasi Hasil
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Spirometri

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Komplikasi spirometri berkaitan dengan prosedur yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, intratorakal, dan intraabdomen. Namun, hal ini dapat diminimalkan dengan melakukan screening kontraindikasi pada pasien yang akan menjalankan prosedur spirometri.[1,9]

Pemeriksaan spirometri tidak menimbulkan nyeri, namun pada beberapa orang akan mengalami pusing setelah melakukan tes ini. Komplikasi lain yang dapat terjadi pada pemeriksaan spirometri adalah:

  • Cataract detachment pada pasien post operasi katarak

  • Ruptur aneurisma aorta, terutama aneurisma yang berukuran besar (> 6 cm)
  • Ruptur membran timpani atau nyeri telinga pada pasien post operasi telinga dan infeksi telinga
  • Pada ibu yang sedang hamil, pemeriksaan spirometri dapat meningkatkan risiko preeklampsia, persalinan prematur, dan penyakit saluran napas bagi ibu dan fetus. Pemeriksaan spirometri pada ibu hamil yang normal sebenarnya tidak terlalu dianjurkan, karena pada kehamilan normal seharusnya fungsi paru tidak mengalami gangguan
  • Nyeri pleuritik dan sesak pada pasien post drainase efusi pleura

  • Pada pasien hemoptisis, manuver spirometri dapat menyebabkan perdarahan bertambah parah dan berisiko aspirasi pada lobus yang tidak mengalami perdarahan
  • Pemeriksaan spirometri yang terlalu cepat pada pasien dengan riwayat infark miokard dapat menyebabkan infark bertambah parah atau kematian
  • Pada pasien dengan hipertensi tidak terkontrol, pemeriksaan spirometri dapat berisiko menyebabkan kerusakan pembuluh darah, memicu angina, dan memicu transient ischaemic attack, stroke, kejang, ataupun ensefalopati. Pasien yang baru memulai terapi antihipertensi dapat mengalami pusing atau sinkop pada saat melakukan manuver spirometri
  • Pada pasien pneumothorax, pemeriksaan spirometri meningkatkan risiko terjadinya kolaps paru dan nyeri dada[1,9]

Referensi

1. Graham BL, Steenbruggen I, Miller MR, et al. Standardization of Spirometry 2019 Update. An Official American Thoracic Society and European Respiratory Society Technical Statement. Am J Respir Crit Care Med. 2019 Oct 15;200(8):e70–88.
9. Cooper BG. An update on contraindications for lung function testing. Thorax. 2011 Aug 1;66(8):714–23.

Interpretasi Hasil Spirometri
Edukasi Pasien Spirometri

Artikel Terkait

  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
    Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
  • Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
    Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 08:47
Asma yang kambuh dan tidak membaik dengan symbicort
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam TS dokterIzin bertanya, pasien dewasa dengan asma rutin dgn symbicort, kemudian asma kambuh tdk membaik dengan symbicort. apakah boleh di beri...
Anonymous
Dibalas 13 Oktober 2024, 09:12
Kortikosteroid dan bronkodilator pada pasien ibu hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok saya mempunyai pasien sesak nafas karna asma bronkhiale dimana saat itu pasien tsb lagi hamil apakah boleh Dikasih kortocosteroid dan bronkodilator...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.