Edukasi Pasien Tes Provokasi Bronkial
Edukasi tes provokasi bronkial meliputi pemilihan stimulus untuk bronkokonstriksi, seperti manitol, treadmill, dan bicycle ergometer. Edukasi juga meliputi risiko gejala bronkokonstriksi dari ringan sampai berat, dari batuk, sampai sesak dan kesulitan bernapas. Akan tetapi, edukasi ini perlu disertai dengan adanya ketersediaan bronkodilator dan alat resusitasi yang akan membantu pasien bila komplikasi terjadi.
Tes provokasi bronkial dapat dilakukan menggunakan berbagai teknik, secara umum dibagi menjadi teknik langsung dan tidak langsung. Di Indonesia, yang paling banyak digunakan adalah stimulus olahraga dan manitol.
Tes provokasi bronkial berguna dalam menilai hiperresponsivitas saluran napas. Oleh karenanya, pemeriksaan ini dapat menginduksi tanda dan gejala obstruksi saluran napas seperti batuk, sesak, dan mengi. Walaupun jarang, obstruksi berat dapat terjadi dan bisa sampai membutuhkan intervensi kegawatdaruratan.[1,3,4,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli