Pedoman Klinis Tes Provokasi Bronkial
Pedoman klinis tes provokasi bronkial adalah untuk mengevaluasi hiperresponsivitas saluran napas sebagai pembantu diagnostik seperti asma. Pemeriksaan ini umumnya digunakan dalam penegakan atau eksklusi diagnosis asthma.[1,3,5]
Hiperresponsivitas saluran napas juga bisa ditemukan pada kondisi medis lain, termasuk rhinitis alergi, penyakit paru obstruktif kronik, cystic fibrosis, gagal jantung, dan obat-obatan misalnya beta bloker.[4]
Tes provokasi bronkial dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu tes provokasi langsung dan tidak langsung. Tes provokasi langsung sering dilakukan menggunakan metakolin. Tes provokasi tidak langsung dapat dilakukan menggunakan stimulus olahraga, inhalasi manitol, atau obat-obatan lain seperti adenosine atau propranolol.
Hasil tes dikatakan positif apabila terdapat penurunan FEV1 ≥15% dari nilai awal. Untuk stimulus mannitol, pasien juga dapat dikatakan positif apabila terdapat penurunan FEV1 >10% setelah administrasi dua dosis berturut-turut.[1,2,4–6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli