Pedoman Klinis Injeksi Subkutan
Pedoman klinis injeksi subkutan adalah metode administrasi di mana obat disuntikkan ke lapisan lemak pada jaringan subkutan di bawah kulit. Prosedur ini digunakan untuk produk biofarmasi yang memiliki bioavailabilitas tinggi serta memiliki onset kerja yang cepat. Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:
- Contoh produk biofarmasi yang diberikan secara subkutan adalah insulin, vaksin tertentu (misalnya vaksin campak, mumps, dan rubella), antibodi monoklonal, interferon, heparin, dan epinefrin
- Kontraindikasi injeksi subkutan adalah adanya inflamasi, lesi, atau luka pada kulit di area yang akan diinjeksi
- Lokasi injeksi subkutan yang direkomendasikan adalah area abdomen, lengan atas, dan paha bagian lateral
- Injeksi subkutan menggunakan jarum berukuran relatif kecil, yaitu 25–30 G. Sebelum injeksi, cubit kulit pasien dengan ibu jari dan telunjuk untuk menghindari jarum masuk sampai ke lapisan otot. Prosedur ini umumnya dilakukan pada pasien pediatrik atau dewasa yang bertubuh kurus
- Pada pasien yang cenderung kurus, lakukan injeksi dengan arah 45 derajat. Pada pasien dengan lapisan subkutan yang lebih tebal, injeksi dapat dilakukan dengan arah 90 derajat
- Hindari melakukan injeksi subkutan berulang di lokasi yang sama. Injeksi harus dilakukan di lokasi yang berbeda tiap waktunya untuk menghindari abnormalitas kulit[1,2,5-7]