Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Pemasangan Kateter Interkostal general_alomedika 2024-02-20T11:22:06+07:00 2024-02-20T11:22:06+07:00
Pemasangan Kateter Interkostal
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Pemasangan Kateter Interkostal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Komplikasi pemasangan kateter interkostal (chest tube) atau yang dikenal juga sebagai prosedur tube thoracostomy dapat dibedakan menjadi komplikasi early yang terjadi dalam waktu 24–48 jam setelah tindakan dan komplikasi late yang terjadi >48 jam setelah tindakan.[1-3,7]

Komplikasi Early

Komplikasi early dari pemasangan kateter interkostal adalah perdarahan, trauma, malposisi, sindrom Horner, sindrom Boerhaave, dan emfisema subkutis.

Perdarahan

Perdarahan pada pemasangan kateter interkostal dapat terjadi baik karena koagulopati maupun pecahnya pembuluh darah tertentu.

Trauma

Trauma organ intratoraks (paru, diafragma, jantung, mediastinum, atau esofagus) maupun trauma organ ekstratoraks (hepar, gaster, usus, dan limpa) pernah dilaporkan setelah pemasangan kateter interkostal.

Trauma langsung ke pembuluh darah interkostal juga pernah dilaporkan menyebabkan fistula arteriovena pada dinding dada antara arteri interkostalis dan vena di dekatnya. Adanya fistula ini ditandai dengan palpable thrill, massa berdenyut, dan bruit.[1-3]

Malposisi

Malposisi kateter interkostal di luar kavum pleura (di antara serat otot maupun di jaringan subkutan) pernah dilaporkan. Malposisi ini dapat menyebabkan sindrom Horner atau sindrom Boerhaave meskipun sangat jarang terjadi.[1-3]

Sindrom Horner

Sindrom ini ditandai dengan gejala miosis, ptosis, dan anhidrosis yang terjadi akibat trauma pada trunkus simpatetik karena kateter interkostal masuk terlalu dalam hingga ke apeks (di mana ada ganglion simpatetik). Selang kateter ini menyebabkan kompresi langsung ke ganglion tersebut dan menyebabkan inflamasi lokal, hematoma, serta fibrosis pada serabut saraf.[1,2]

Sindrom Boerhaave

Sindrom Boerhaave merupakan perforasi esofagus yang terjadi akibat peningkatan tekanan intraesofagus dan negatifnya tekanan intratoraks. Perforasi esofagus iatrogenik akibat pemasangan kateter interkostal pernah dilaporkan terjadi meskipun jarang.[1,2]

Emfisema Subkutis

Emfisema subkutis umumnya ditemukan di area sekitar dinding dada, leher, dan wajah tetapi bisa meluas lebih jauh seiring dengan semakin banyaknya kebocoran udara ke jaringan subkutan. Faktor risiko hal ini meliputi penempatan kateter yang salah, adanya sumbatan pada kateter, serta adanya sentinel hole (lubang paling perifer pada selang kateter interkostal) yang keluar dari kavum pleura.[2]

Komplikasi Late

Komplikasi juga dapat terjadi >48 jam pascatindakan. Contoh komplikasi late adalah re-expansion pulmonary oedema (RPO), infeksi, dan empiema. RPO muncul bila paru yang awalnya kolaps berekspansi secara tiba-tiba. Gejala RPO meliputi sesak napas, takipnea, takikardia, batuk produktif, dan kolaps kardiorespiratori. Untuk menghindari hal ini, volume drainase pada 1 jam pertama setelah insersi kateter dibatasi <1,5 liter. Untuk komplikasi empiema, lamanya durasi pemasangan kateter menjadi salah satu faktor risiko.[2,7-9]

Referensi

1. Filosso PL, Guerrera F, Sandri A, et al. Errors and Complications in Chest Tube Placement. Thorac Surg Clin. 2017 Feb;27(1):57-67. doi: 10.1016/j.thorsurg.2016.08.009
2. Mao M, Hughes R, Papadimos TJ, Stawicki SP. Complications of chest tubes: a focused clinical synopsis. Curr Opin Pulm Med. 2015 Jul;21(4):376-86. doi: 10.1097/MCP.0000000000000169
3. Kwiatt M, Tarbox A, Seamon MJ, et al. Thoracostomy tubes: A comprehensive review of complications and related topics. Int J Crit Illn Inj Sci. 2014;4(2):143-155. doi: 10.4103/2229-5151.134182
7. Havelock T, Teoh R, Laws D, et al. Pleural procedures and thoracic ultrasound: British Thoracic Society Pleural Disease Guideline 2010. Thorax. 2010 Aug;65 Suppl 2:ii61-76. doi: 10.1136/thx.2010.137026
8. Shlamovitz GZ. Tube Thoracostomy. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/80678-overview#a4
9. King Edward Memorial Hospital. Intercostal catheter clinical practice guideline. http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionc/1/c1.3.pdf

Teknik Pemasangan Kateter Interk...
Edukasi Pasien Pemasangan Katete...

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
    Penggunaan Chest Tube Drainage VS Aspirasi Jarum Pada Kasus Primary Spontaneous Pneumothorax
  • Waktu Tepat Pemasangan Kateter Interkostal pada Efusi Parapneumonia
    Waktu Tepat Pemasangan Kateter Interkostal pada Efusi Parapneumonia
  • Pemilihan Sclerosing Agent untuk Mencegah Berulangnya Efusi Pleura Masif
    Pemilihan Sclerosing Agent untuk Mencegah Berulangnya Efusi Pleura Masif
  • Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax
    Rontgen vs USG Toraks untuk Diagnosis Pneumothorax

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 15 Mei 2023, 15:28
Antibiotik Profilaksis pada Trauma Toraks dengan Kateter Interkostal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!60% kasus trauma merupakan cedera toraks dan sekitar 30% dari kasus cedera toraks merupakan pneumothorax, hemothorax, atau hemopneumothorax....
Anonymous
Dibalas 08 September 2022, 16:01
Cara mengetahui penyebab efusi pleura akibat rheumatoid arthritis - Paru Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Fajar Agung, Sp. P, saya ingin bertanya, saya pernah membaca bahwa kondisi efusi pleura dapat muncul pada pasien dengan rheumatoid arthritis (RA)...
Anonymous
Dibalas 02 November 2021, 12:40
Indikasi pleural tapping - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DR. dr. Harsini, SpP(K), FISRMohon bertanya dok, pasien efusi pleura seperti apakah yang wajib menjalani drainase atau pleural tapping? dan pasien efusi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.