Pedoman Klinis Pulse Oximetry
Pedoman klinis penggunaan pulse oximetry adalah dengan meletakkan probe alat di jari pasien untuk mengukur saturasi oksigen. Di Indonesia, pulse oximetry dijual secara bebas sehingga masyarakat awam pun dapat menggunakan karena cara penggunaan dan interpretasinya relatif mudah.
Penggunaan pulse oximetry secara mandiri oleh pasien terkadang diperlukan, seperti dalam kasus isolasi mandiri COVID-19. Dalam hal ini sebaiknya pasien tetap di bawah pengawasan tenaga medis agar kondisi pasien selalu terpantau.[1-7]
Sebelum penggunaan, persiapkan alat pulse oximetry dan pastikan alat dapat bekerja dengan baik. Cek apakah baterai sudah terisi dan apakah probe sudah terkoneksi dengan baik.
Dalam situasi non-gawat darurat dan pasien dapat berkomunikasi dengan baik, dokter dapat memberitahu pasien terlebih dahulu mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan pulse oximetry. Dalam situasi darurat, dokter dapat melakukan pemeriksaan pulse oximetry secara simultan dengan pemeriksaaan lain
Pastikan lokasi terpasangnya probe tidak memiliki hiperpigmentasi, pewarnaan seperti tato, dan kondisi kerusakan kulit seperti pada luka bakar. Bila saturasi oksigen didapatkan rendah atau mendekati batas bawah kalibrasi, cek ulang apakah lokasi pengambilan sudah sesuai atau alat sudah bekerja dengan baik, serta bila perlu ganti probe atau alat. Bila hasil masih meragukan, pertimbangkan untuk melakukan konfirmasi dengan pemeriksaan analisis gas darah arteri.[1,2]