Teknik CT Scan Kepala
Teknik pemeriksaan CT scan kepala secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu teknik step-and-shoot (sequential) dan volumetric acquisition (helical).
Pada pemindaian step-and shoot, pasien digerakkan memasuki scanner sepanjang sumbu longitudinal, lalu berhenti sejenak untuk dilakukan penangkapan gambar transaksial pada setiap posisi di sepanjang sumbu. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan konvensional yang hanya menghasilkan gambar potongan aksial. Selain itu, prosedur ini membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama, serta memiliki risiko terbentuknya artefak yang lebih besar.
Saat ini, kebanyakan alat CT scan telah mampu melakukan pemeriksaan dengan teknik helical. Pemeriksaan ini berlangsung secara kontinu tanpa perlu adanya jeda, sehingga dapat menghasilkan gambaran tiga dimensi secara komplit. Meski demikian, belum diketahui pasti apakah ada perbedaan akurasi diagnostik dari kedua jenis teknik pemindaian CT scan tersebut, karena studi yang ada masih menunjukkan hasil berbeda-beda.[17,18]
Persiapan Pasien
Persiapan awal meliputi edukasi kepada pasien seputar indikasi pemeriksaan CT scan kepala, prosedur pemeriksaan, serta mendapatkan informed consent pasien. Jika pemeriksaan CT scan menggunakan zat kontras, anamnesis seputar riwayat alergi pasien serta pemeriksaan fungsi ginjal perlu dilakukan. Pada pasien dengan riwayat alergi atau asthma, penggunaan obat untuk menurunkan risiko alergi dapat dipertimbangkan. Pasien juga diedukasi mengenai risiko terjadinya alergi terhadap zat kontras.
Pada beberapa keadaan, pasien mungkin memerlukan prosedural sedasi. Sedasi digunakan untuk memastikan pasien tenang dan pemeriksaan berjalan dengan aman. Beberapa keadaan yang mungkin memerlukan sedasi adalah CT scan kepala pada pasien anak, pasien dengan klaustrofobia, pasien dengan nyeri hebat, dan pasien penurunan kesadaran.
Perbedaan Persiapan Pasien Dengan dan Tanpa Kontras
Prosedur CT scan kepala tanpa kontras tidak perlu didahului dengan puasa, tetapi pada CT scan kepala dengan kontras, pasien dianjurkan tidak makan selama 3 jam sebelum pemeriksaan. Selain itu, pemeriksaan fungsi ginjal juga perlu dilakukan jika zat kontras akan digunakan.
Pasien disarankan menggunakan baju yang nyaman serta melepaskan perhiasan, jam tangan, dan barang lainnya yang terbuat dari metal untuk mencegah terjadinya artefak pada hasil pemindaian. Jika pasien pernah melakukan pemeriksaan radiologi kepala sebelumnya, hasil pemeriksaan dapat dibawa untuk dibandingkan dengan pemeriksaan terbaru sebagai bahan evaluasi.
Jika pemeriksaan CT scan kepala dilakukan dengan kontras, pemasangan jalur intravena akan dilakukan terlebih dahulu sebagai media untuk memasukkan zat kontras ke dalam tubuh pasien. Zat kontras juga dapat diberikan secara oral sebagai tambahan dari kontras intravena. Pasien diminta untuk meminum cairan zat kontras sebelum pemeriksaan CT scan dilakukan.[2,3,16]
Peralatan
Peralatan yang digunakan pada CT scan kepala adalah alat scanner, tabung sinar X, meja baring, komputer, ruang pemeriksaan CT scan, interkom, tombol panggilan, zat kontras, serta peralatan dan obat untuk kondisi gawat darurat.[2,3,7,16]
Scanner
Scanner adalah sebuah mesin besar yang berbentuk seperti donat dalam posisi berdiri. Suatu scanner semestinya memenuhi atau melebihi spesifikasi berikut agar dapat menghasilkan pemindaian kepala yang diterima secara klinis:
- Durasi pemindaian tidak melebihi 2 detik per irisan
- Ketebalan irisan minimal ≤ 2 mm
- Jarak waktu antara pemindaian tidak melebihi 4 detik, walaupun dapat lebih lama apabila media zat kontras intravaskular tidak digunakan
- Resolusi spasial yang terbatas hendaknya diukur untuk memastikan bahwa alat scannerini sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik. Resolusi spasial terbatas ini semestinya melebihi 10 lp/cm untuk suatu penampilan gambar lapangan yang kurang dari 24 cm
Table pitchseharusnya tidak melebihi 2:1
- Menggunakan tabung rotasi dengan kecepatan kurang dari satu detik[2,7]
Tabung Sinar X
Tabung sinar X pada CT scan adalah tabung yang bergerak secara tipikal mengelilingi kepala.[2,3]
Meja Baring
Meja baring untuk CT scan harus dapat digerakkan masuk dan keluar dari lubang mesin. Meja baring ini secara perlahan bergerak saat pengambilan gambar pencitraan. Bantal dan sabuk digunakan untuk fiksasi kepala pasien agar tidak bergerak selama pemindaian berlangsung.[2,3,7]
Komputer Khusus
Sinar X yang diserap oleh jaringan tubuh akan dideteksi oleh mesin scanner dan ditransmisikan ke komputer khusus. Komputer ini berfungsi untuk memproses data pencitraan yang kemudian dikirim ke sistem komunikasi dan penyimpanan gambar. Selanjutnya, hasil pencitraan akan dibaca oleh seorang ahli radiologi yang terlatih.[2,3,7]
Ruang Pemeriksaan CT scan
Ruang pemeriksaan untuk CT scan terbagi dalam 2 ruangan yang dipisahkan oleh sebuah jendela besar. Ruangan pertama merupakan ruang pemindaian, tempat scanner dan pasien berada. Ruangan kedua merupakan tempat tenaga medis mengoperasikan mesin.[2,3,7]
Interkom
Interkom disediakan agar pasien dapat berkomunikasi dengan petugas.[2,3,7]
Tombol Panggilan
Tombol panggilan diletakkan di dekat pasien di dalam ruang CT scan. Alat ini disediakan untuk pasien yang mengalami masalah selama prosedur pemeriksaan agar bisa dengan mudah memberitahu petugas pelaksana tes ini.[2,3,7]
Zat Kontras
Zat kontras yang digunakan untuk CT scan, harus disimpan pada tempat yang aman dan dalam suhu ruangan yang sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh produsen alat. Penggunaannya kepada pasien mesti dimasukkan dengan perlakuan yang steril.[2,7]
Peralatan dan Obat Kegawatdaruratan
Peralatan dan obat kegawatdaruratan perlu tersedia di ruangan CT scan agar dapat segera digunakan jika terjadi reaksi alergi atau efek samping zat kontras. Tanggal kadaluarsa dari obat-obatan ini perlu dipantau secara rutin.[2,7]
Posisi Pasien
Pada pemeriksaan CT scan kepala, pasien berbaring telentang pada meja baring. Kedua lengan dan tangan pasien diletakkan pada sisi tubuh dan kepala diposisikan di garis tengah scanner. Posisi kepala tersebut hendaknya difiksasi dengan velcro band supaya tidak bergerak pada saat pemeriksaan berlangsung. Hal ini penting untuk menghindari munculnya artefak yang disebabkan oleh gerakan.
Posisi kepala dipertahankan, agar pemindaian yang dilakukan paralel terhadap basis kranium, dan tidak terhadap bola mata. Pemindaian terhadap bola mata dihindari dengan menggunakan proteksi bismuth sekali pakai. Selama pemeriksaan, pasien diminta tenang dengan sikap diam. Pasien diminta untuk tetap dalam posisi senyaman mungkin dengan tidak mengesampingkan prosedur pemeriksaan.[2,19]
Prosedural
Pasien diposisikan di meja baring, kemudian meja akan bergeser memasuki lubang dari mesin scanner. Tabung sinar X akan berputar mengelilingi kepala pasien dan memancarkan sinar X yang akan ditangkap oleh mesin scanner dan ditransmisikan menjadi gambar ke komputer yang telah terhubung.
Gambar yang dihasilkan menggunakan skala unit Hounsfield untuk menunjukkan radiosensitivitas jaringan tubuh. Air bernilai 0, udara bernilai negatif 1000, dan tulang bernilai positif 400 hingga 2000. Selama pemeriksaan, tenaga medis akan mengawasi prosedur melalui ruang kendali.[2,3]
Follow Up
Pengawasan pada CT scan kepala dilakukan pada saat pelaksanaan, selesai pemeriksaan, dan jangka panjang.
Pada saat pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan terutama dilakukan pada pasien yang mendapatkan zat kontras. Hal yang perlu diawasi adalah kemungkinan timbulnya efek samping ringan hingga berat.
Setelah selesai pemeriksaan, observasi terus dilanjutkan selama beberapa jam untuk memantau kemungkinan timbulnya efek samping zat kontras, seperti bengkak, gatal, eritema, dan kesulitan bernapas.
Untuk jangka panjang, hal-hal yang harus diawasi adalah banyaknya paparan radiasi selama prosedur serta riwayat paparan radiasi. Hal ini penting karena berhubungan dengan jumlah kumulatif paparan radiasi pasien.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH