Pedoman Klinis CT Scan Toraks
Pedoman klinis CT scan thorax yang perlu diperhatikan adalah secara umum, tidak terdapat kontraindikasi absolut untuk pemeriksaan ini. Namun, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya.
Pada kasus dimana pemeriksaan imaging cukup dilakukan menggunakan foto thorax, hindari penggunaan CT scan thorax yang berlebihan. Dengan demikian, protokol CT scan yang digunakan dipastikan sudah sesuai dengan kebutuhan.[4]
Pada pasien yang menjalani pemeriksaan berulang dapat digunakan protocol dosis rendah atau low-dose (LDCT), atau dosis ultra rendah atau ultra low-dose (Ultra-LDCT) agar paparan radiasi yang diterima pasien lebih minimal.
Dokter spesialis radiologi, ahli fisika medis, radiografer, teknisi radiologi, dan semua dokter pengawas bertanggung jawab atas keselamatan di tempat kerja dengan menjaga paparan radiasi kepada staf, dan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menerapkan prinsip As Low As Reasonably Achievable (ALARA) dan untuk memastikan bahwa dosis radiasi untuk masing-masing pasien sudah sesuai, serta mempertimbangkan risiko dari paparan radiasi serta kualitas gambar yang dihasilkan. Walau terdapat paparan radiasi, CT scan thorax dapat secara aman dilakukan pada ibu hamil jika terdapat indikasi.
Pengawasan terhadap jumlah dan tanggal kadaluarsa obat-obat emergensi juga harus rutin dilakukan. Peralatan dan obat-obatan untuk kegawatdaruratan juga harus dikalibrasi dan diperiksa secara teratur.[1]