Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Fluoroskopi y2afrika 2023-06-19T13:38:57+07:00 2023-06-19T13:38:57+07:00
Fluoroskopi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Fluoroskopi

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Teknik prosedur fluoroskopi berhubungan secara langsung dengan mesin x-ray, monitor, dan cairan kontras. Persiapan khusus mutlak diperlukan, sebelum pasien menjalani prosedur fluoroskopi. Mulai dari segi keamanan hingga edukasi mengenai kemungkinan hambatan dan komplikasi yang bisa terjadi.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien yang perlu dilakukan pertama kali adalah permintaan informed consent tertulis mengenai prosedur fluoroskopi yang akan dilakukan. Permintaan persetujuan ini tentunya telah didahului dengan edukasi secara komprehensif kepada pasien mengenai indikasi, teknik, komplikasi dan follow up pasca prosedur fluoroskopi.[3]

Anamnesis sebelum pelaksanaan prosedur harus dilakukan secara tepat dan detail, terutama mengenai riwayat alergi dan riwayat penyakit komorbid, seperti gagal ginjal. Pada pasien perempuan, harus dipastikan tidak sedang atau ada kecurigaan hamil.[11,12]

Persiapan Pasien Sebelum Penggunaan Cairan Kontras

Persiapan sebelum memberikan cairan kontras antara lain edukasi mengenai diet pre prosedur serta pemeriksaan laboratorium penunjang yang dibutuhkan. Pada fluoroskopi gastrointestinal, pasien dianjurkan untuk diet cair sehari sebelumnya, memperbanyak minum air putih, dan mengonsumsi pencahar bila tindakan yang akan dilakukan adalah barium enema.[6]

Sedangkan pada prosedur barium swallow, pasien dianjurkan untuk berpuasa minimal 8 jam sebelumnya. Pada prosedur myelogram, pasien yang sedang mengonsumsi pengencer darah (aspirin) maka harus dihentikan setidaknya 5 hari sebelumnya. Pada fluoroskopi sistem kardiovaskular yang memerlukan anestesi dan sedasi, pasien dianjurkan untuk berpuasa minimal 8 jam sebelumnya.[7,11-13]

Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan sebelum pemberian kontras adalah pengukuran fungsi ginjal dan pemeriksaan kehamilan pada wanita usia subur yang aktif secara seksual.[6,14]

Peralatan

Peralatan fluoroskopi secara garis besar ada 2 macam, yaitu fixed dan mobile fluoroscopy. Alat fluoroskopi baik yang fixed maupun mobile fluoroscopy memiliki dua bagian utama, yaitu sumber X-ray yang menembakkan sinar X dan image intensifier yang menerima hamburan sinar-X setelah melewati objek periksa.[3,15]

Selanjutnya, peralatan yang perlu dipersiapkan adalah alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas dalam memposisikan pasien di meja periksa. Terutama nakes yang ada di ruangan biasa saat penggunaan mobile fluoroscopy.[3,15]

Fixed Fluoroscopy

Fluoroskopi terfiksasi menggunakan meja pemeriksaan pasien radiolusen dengan tube (sumber X-ray) terpasang di bawah meja, dan sebuah imaging detector/image intensifier di atas meja. Fluoroskopi ini umumnya untuk prosedur pemeriksaan saluran cerna barium, kateterisasi jantung dan pembuluh darah, serta endoskopi traktus gastrointestinal.[3,15]

shutterstock_1183587466-min

Gambar 1.  Peralatan Fixed Fluoroscopy

Mobile Fluoroscopy

Peralatan ini lebih dikenal dengan istilah C-arm, karena bentuknya yang mirip huruf C. Fluoroskopi bergerak ini sangat bermanfaat untuk pemeriksaan pasien yang tidak bisa dipindahkan ke ruang radiologi. C-arm sering dimanfaatkan pada pembedahan ortopedi, contohnya untuk memvisualisasi tulang dan implants secara langsung saat operasi fraktur.[3,15]

shutterstock_585106720-min

Gambar 2. Peralatan Mobile Fluoroscopy di dalam Kamar Operasi

Image intensifier

Image intensifiers berguna untuk mengubah energi radiasi rendah dari gelombang sinar-X menjadi suatu gambar/image. Karena lebih sensitif, image intensifier dapat menekan penggunaan dosis radiasi frekuensi tinggi, sehingga hamburan radiasi ke lingkungan sekitar menjadi jauh lebih kecil.[16]

Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri terbuat dari timah hitam, plumbum (Pb), atau lead. Alat pelindung diri terdiri dari apron, sarung tangan, pelindung leher/tiroid, goggle, tirai/lead drapes, dan kaca penghalang.[15,17,18]

Alat proteksi ini wajib digunakan oleh nakes agar terlindung dari paparan radiasi saat melakukan prosedur. Selain nakes, alat pelindung juga sebaiknya digunakan orang lain yang berada dalam jarak 2 meter dari kepala tabung atau dari area paparan, termasuk tubuh pasien yang akan diperiksa.[15,17,18]

Posisi Pasien

Saat awal pemeriksaan, posisi pasien supinasi di meja pemeriksaan. Saat prosedur sedang berlangsung, bila klinisi ingin mengobservasi gambar dari sudut pandang berbeda, maka pasien dapat diposisikan duduk, pronasi, atau lateral dekubitus. Gerakan sistem saluran cerna dapat dipantau saat pasien diminta meneguk segelas air.[3,6,15]

Sumber X-ray diatur berada pada jarak terjauh yang masih memungkinkan untuk mendapatkan gambaran fluoroskopi dengan resolusi terbaik. Resolusi yang baik dapat dibantu dengan image intensifier. Upaya ini agar dosis radiasi yang masuk ke kulit dapat ditekan seminimal mungkin.[3,15]

Prosedural

Prosedur fluoroskopi bervariasi tergantung area tubuh yang akan diperiksa, indikasi pemeriksaan, dan metode memasukan cairan kontras. Namun, prosedur fluoroskopi secara umum adalah:

  1. Posisikan pasien di meja X-ray sesuai indikasi
  2. Lakukan persiapan alat X-ray scanner

  3. Berikan cairan kontras melalui rute sesuai kebutuhan
  4. Pada mobile fluoroscopy, petugas yang mengoperasikan C-arm harus memakai alat pelindung diri lengkap untuk menghindari bahaya radiasi.
  5. Lakukan pengambilan rontgen fluoroskopi dengan rentang waktu tertentu secara berkala hingga seluruh gambaran serial selesai dilakukan[15,19]

Prosedur Memasukan Carian Kontras

Cara memasukkan cairan kontras dapat dibagi menjadi metode enema, swallow, dan intravaskular.

Metode Enema:

Prosedur memasukkan cairan kontras melalui enema adalah memposisikan pasien lateral dekubitus di meja periksa. Selanjutnya, dilakukan insersi rectal tube yang telah diberikan lubrikan hingga mencapai rektum. Cairan kontras dimasukan hingga mencapai saluran cerna.[6]

Metode Swallow:

Prosedur memasukkan cairan kontras pada prosedur barium swallow adalah meminta pasien untuk menelan cairan kontras sebelum dilakukan pemeriksaan X-ray. Saat pemeriksaan dilakukan, posisi pasien dapat pronasi, supinasi, atau lateral dekubitus sesuai kebutuhan pemeriksaan.[7]

Metode Intravaskular

Cairan kontras disuntikan intravena, di mana sebelumnya dilakukan skin test untuk menguji reaksi alergi.

Follow Up

Follow up setelah prosedur fluoroskopi mutlak diperlukan, terutama pasien yang menggunakan sedasi. Kondisi yang perlu dimonitor antara lain tanda vital dan efek samping yang muncul segera. Tanda edema, pruritus, eritema, atau dispnea dapat sebagai reaksi hipersensitivitas atau anafilaksis.[15,19]

Beberapa prosedur tertentu memerlukan waktu follow up yang lebih lama, contohnya pasien pasca kateterisasi jantung diagnostik perlu waktu pemulihan dengan imobilisasi selama 4 jam. Berbeda dengan pasca kateterisasi intervensi yang membutuhkan waktu minimal 6 jam. Proses pemulihan membutuhkan imobilisasi tungkai atau lengan tempat kateter dimasukkan.[2,19,20]

Follow Up Jangka Panjang

Follow up jangka panjang perlu dijadwalkan untuk pasien yang mendapat dosis dan paparan radiasi tinggi, terutama pada prosedur fluoroskopi serial. Paparan radiasi dalam jangka panjang akan terakumulasi dan meningkatkan risiko kanke.[15,19]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Referensi

2.Anonim. Fluoroscopy Procedure. Johns Hopkins Medicine. 2021. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/fluoroscopy-procedure
3. Panchbhavi, VK. Fluoroscopy. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1890603-overview
4. Vanzant, D. and Mukhdomi, J. Safety of Fluoroscopy in Patient, Operator, and Technician. Stat Perl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570567/
6. Barium Enema. John Hopkins Medicine. 2022. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/barium-enema
7. Barium Swallow. John Hopkins Medicine. 2022. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/barium-swallow
11. Fluoroscopy Procedure. University of Rochester Medical Center. 2021. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=92&contentid=P07662
12. Radiation in Medicine – Fluoroscopy. CDC. 2016. https://www.cdc.gov/nceh/radiation/fluoroscopy.html
13. Preparing For X-Rays & Fluoroscopy. U Health University of Utah. 2022. https://healthcare.utah.edu/radiology/preparing-appointment/fluoroscopy.php
14. Andreucci, M. et al. Update on the renal toxicity of iodinated contrast drugs used in clinical medicine. Drug Healthc Patient Saf. 2017; 9: 25–37. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5447694/
15. ACR–AAPM. Management of Fluoroscopic Procedures. 2018. https://www.acr.org/-/media/ACR/Files/Practice-Parameters/mgmtfluoroproc.pdf?la=en
16. Jones, J. Image intensifier. Radiopaedia.org. 2021. https://radiopaedia.org/articles/image-intensifier
17. Hirshfeld Jr, JW. Et al. 2018 ACC/HRS/NASCI/SCAI/SCCT Expert Consensus Document on Optimal Use of Ionizing Radiation in Cardiovascular Imaging—Best Practices for Safety and Effectiveness, Part 2: Radiological Equipment Operation, Dose-Sparing Methodologies, Patient and Medical Personnel Protection. Catheter Cardiovasc Interv. 2018;92:222–246. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/ccd.27661
18. Kim, TH. Et al. The radiation safety education and the pain physicians' efforts to reduce radiation exposure. Korean J Pain. 2017 Apr; 30(2): 104–115. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5392654/
19. How Is Fluoroscopy Performed?. Stanford Health Care. 2021. https://stanfordhealthcare.org/medical-tests/f/fluoroscopy/procedures.html
20.The Royal Children Hospital Melbourne. Care of the patient post cardiac catheterisation. 2020. https://www.rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Care_of_the_patient_post_cardiac_catheterisation/

Kontraindikasi Fluoroskopi
Komplikasi Fluoroskopi

Artikel Terkait

  • PCI Tidak Efektif untuk Angina Stabil - Telaah Jurnal Alomedika
    PCI Tidak Efektif untuk Angina Stabil - Telaah Jurnal Alomedika
  • Cilostazol Sebagai Terapi Preventif Primer Stroke dan Pencegahan Re-Stenting Pasca PCI
    Cilostazol Sebagai Terapi Preventif Primer Stroke dan Pencegahan Re-Stenting Pasca PCI
  • Keamanan Kateterisasi Jantung atau PCI pada Pasien Usia Lanjut
    Keamanan Kateterisasi Jantung atau PCI pada Pasien Usia Lanjut
  • Memahami Terapi Dual Antiplatelet setelah Percutaneous Coronary Intervention
    Memahami Terapi Dual Antiplatelet setelah Percutaneous Coronary Intervention
  • Perlu Tidaknya Puasa Sebelum Kateterisasi Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
    Perlu Tidaknya Puasa Sebelum Kateterisasi Jantung – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 April 2024, 08:20
Pasien dengan nyeri dada pasca pemasangan stent jantung
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, apabila pasien mengeluhkan nyeri dada setelah 2 tahun pasca pemasangan stent tindakan yang perlu dilakukan di rumah apa ya dok? obat apa...
dr. Andrea
Dibalas 21 September 2023, 14:55
Perbandingan Kondisi Nyata Penggunaan Clopidogrel, Prasugrel, dan Ticagrelor pada Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Primer – Telaah Jurnal Alomedika
Oleh: dr. Andrea
1 Balasan
Primary percutaneous coronary intervention (PPCI) digunakan untuk pasien STEMI, tetapi pemilihan inhibitor P2Y12 masih menjadi pertanyaan. Perbandingan...
dr. Intan Fajriani
Dibalas 29 Maret 2022, 09:49
Live Webinar : "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan." Selasa, 29 Maret 2022. Pukul 19.00 - 22.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book 5/8 - Kupas Tuntas Gagal Jantung Kanan."Narasumber :dr. Estu Rudiktyo, Sp.JP (K) FIHAModerator :dr....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.