Pendahuluan Intravenous Pyelography
Intravenous pyelography (IVP) sering juga disebut sebagai intravenous urography (IVU) atau excretory urography (EU). Pemeriksaan radiologi ini dilakukan untuk mengevaluasi parenkim ginjal, sistem pelviokaliks, ureter, dan vesika urinaria.
Prosedur IVP dilakukan dengan sinar X-ray dan injeksi kontras intravena. Kontras yang diinjeksi ke dalam vena akan mengisi saluran kemih dan menunjukkan gambaran opaque pada hasil X-ray.[1,2]
Gambar 1. Intravenous Pyelography pada Urolithiasis
Intravenous pyelography (IVP) diindikasikan untuk evaluasi fungsi ginjal, patensi saluran kemih, dan anomali kongenital seperti ginjal horseshoe. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri pinggang, hematuria, atau riwayat infeksi saluran kemih berulang dengan suspek obstruksi akibat batu ginjal, batu ureter, striktur ureter, atau neoplasma. Tindakan ini juga dapat menilai integritas saluran kemih setelah trauma, termasuk trauma iatrogenik.[1,3,4]
Sebelum dilakukan IVP, pasien diminta untuk puasa. Teknik IVP diawali dengan pengambilan foto X-ray pilot untuk memeriksa kondisi saluran kemih sebelum prosedur, dan pemeriksaan kadar kreatinin serum. Setelah itu, dilakukan injeksi kontras intravena dan pengambilan foto serial.
Pemeriksaan IVP memiliki keterbatasan seperti waktu pemeriksaan yang lama, paparan radiasi, dan risiko alergi terhadap kontras. Maka dari itu, saat ini computed tomography (CT) lebih banyak digunakan.[1,5,6]
Komplikasi intravenous pyelography umumnya terjadi akibat kontras dan penggunaan alat kompresi. Kontras dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal dan ruam hingga syok anafilaktik. Nefrotoksisitas akibat penggunaan kontras dapat terjadi pada pasien gangguan fungsi ginjal. Sementara itu, alat kompresi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengancam nyawa pada pasien dengan aneurisma aorta.[1,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli