Teknik Rontgen Tangan
Teknik pemeriksaan rontgen tangan melibatkan posisi pasien dengan telapak tangan terbuka dan jari-jari terpisah secara optimal, memungkinkan visualisasi yang jelas dari struktur tulang dan sendi. Rontgen tangan dilakukan dengan sinar-X mengarah secara tegak lurus ke area yang akan dievaluasi, dengan fokus pada jangkauan dari ujung jari hingga bagian distal lengan.
Pemeriksaan rontgen tangan melibatkan serangkaian posisi, termasuk posteroanterior, lateral, dan oblik. Pada posisi posteroanterior, pasien menempatkan tangan dengan telapak menghadap ke bawah di atas plat rontgen, sedangkan pada posisi lateral tangan ditempatkan pada bagian sisi untuk memperlihatkan struktur samping. Selain itu, posisi oblik dapat digunakan untuk memvisualisasikan struktur dalam sudut yang berbeda.[3]
Persiapan Pasien
Pemeriksaan rontgen tangan tidak memerlukan persiapan khusus. Secara umum persiapan meliputi, anamnesis dan pemeriksaan pasien secara komprehensif untuk menentukan posisi rontgen yang sesuai. Setelah itu, berikan penjelasan lengkap mengenai indikasi, prosedur, serta risiko dari pemeriksaan rontgen.
Setelah pasien telah mendapatkan pemahaman mengenai prosedur, maka minta persetujuan pasien dalam bentuk informed consent. Daerah yang radiosensitif seperti gonad dapat dilindungi dengan gonad shield.[7]
Peralatan
Pelaksanaan rontgen tangan dilakukan di unit radiologi yang memadai dan umumnya dipandu oleh radiografer.[7]
Posisi Pasien
Pemeriksaan rontgen tangan rutin terdiri dari proyeksi posteroanterior (PA), PA Oblik, dan Lateral. Terdapat proyeksi khusus seperti AP Oblik bilateral dengan metode Norgaard atau yang dikenal juga sebagai ball-catcher’s position yang dapat dilakukan pada pasien dengan rheumatoid arthritis.
Pada saat pemeriksaan rontgen tangan, pasien diposisikan dalam keadaan duduk disamping meja periksa dengan lengan bawah diletakkan diatas meja periksa.[7]
Prosedural
Prosedur rontgen tangan dimulai dengan penempatan pasien dalam posisi rontgen yang diinginkan, memungkinkan pengambilan gambar dari sudut yang berbeda untuk evaluasi struktur tulang dan sendi. Area tangan dan pergelangan tangan harus sepenuhnya tercakup dalam medan gambar.
Sumber radiasi mengirimkan sinar-X ke area yang dituju, sedangkan detektor merekam transmisi radiasi pada film atau sensor digital. Penting untuk memastikan bahwa pasien tetap diam selama pemindaian untuk menghindari artefak gerakan.[1-3,7]
Rontgen Tangan Proyeksi PA
Pada pemeriksaan rontgen tangan proyeksi PA, tangan pasien berada dalam posisi pronasi dan permukaan telapak tangan di atas image receptor (IR). Jari-jari tangan sedikit direnggangkan. Sumbu panjang dari tangan dan lengan diselaraskan dengan sumbu panjang IR. Tangan dan pergelangan tangan diposisikan berada di tengah IR. Posisi central ray (CR) tegak lurus terhadap IR dan diarahkan serentang sendi metakarpal III.
Proyeksi PA memberikan gambaran tulang-tulang karpal, metakarpal, falang (falang digiti II-V dalam proyeksi PA, sedangkan falang digiti I berada dalam proyeksi PA oblik), interartikulasi tangan, serta distal radius dan ulna.
Hasil dari proyeksi PA berguna dalam identifikasi fraktur, dislokasi, atau benda asing di falang, tulang metakarpal, dan sendi-sendi tangan. Proyeksi PA juga berguna dalam evaluasi proses patologis seperti osteoporosis dan osteroarthritis.[7,8]
Gambar 1. Rontgen Tangan Posisi Posteroanterior
Rontgen Tangan Proyeksi PA Oblik
Pemeriksaan rontgen tangan proyeksi PA oblik dilakukan dengan posisi tangan pasien pronasi di atas IR. Sumbu panjang tangan dipusatkan dan disejajarkan dengan sumbu panjang IR. Keseluruhan tangan dan pergelangan tangan dirotasi 45° ke arah lateral dan ditopang dengan step block sehingga jari-jari terpisah dan terletak paralel terhadap IR. Posisi CR tegak lurus terhadap IR dan diarahkan serentang sendi metakarpal III.
Proyeksi PA Oblik memberikan gambaran keadaan tulang dan jaringan lunak pada tangan. Posisi ini digunakan untuk memberikan informasi tambahan dalam identifikasi garis fraktur dan kondisi patologis lainnya.[7,8]
Gambar 2. Rontgen Tangan Posisi PA Oblik
Rontgen Tangan Proyeksi Lateral
Pemeriksaan rontgen tangan proyeksi lateral dapat dilakukan dengan konfigurasi lateromedial “fan” (jari-jari membentuk seperti kipas) atau konfigurasi lateral disertai fleksi atau ekstensi.
Posisi Kipas:
Pada konfigurasi “fan” lateromedial, sumbu panjang tangan disejajarkan dengan sumbu panjang IR. Tangan dan pergelangan tangan dirotasikan ke arah lateral dengan jari kelingking kontak dengan IR. Jari-jari serta ibu jari direntangkan membentuk kipas dan ditopang dengan balok radiolusen.
Seluruh jari dipastikan terpisah satu sama lain dan paralel terhadap IR serta tulang-tulang metakarpal tetap dalam posisi lateral. Posisi CR tegak lurus terhadap IR dan diarahkan serentang sendi metakarpal II. Proyeksi ini lebih dipilih untuk mengevaluasi tulang-tulang falang secara lebih fokus.[8]
Gambar 3. Rontgen Tangan Posisi Kipas
Posisi Lateral Ekstensi Atau Fleksi:
Konfigurasi lateral disertai ekstensi atau fleksi merupakan alternatif dalam mengidentifikasi letak benda asing pada tangan dan jari. Posisi ini juga dapat menunjukkan arah displacement tulang metakarpal ke arah anterior atau posterior.
Pada konfigurasi ini tangan dan pergelangan tangan dirotasikan hingga posisi lateral dengan ibu jari pada sisi atas. Posisi CR tegak lurus terhadap IR dan diarahkan serentang sendi metakarpal II-V. Apabila konfigurasi lateral disertai ekstensi, maka kelima jari diluruskan dan ditopang dengan balok radiolusen. Posisi lateral telah tercapai apabila seluruh jari dan tulang-tulang metakarpal telah superimposed.
Jika konfigurasi lateral disertai fleksi, maka jari-jari tangan ditekuk hingga posisi alami (natural position) dengan ibu jari sedikit bersentuhan dengan jari telunjuk. Tangan dan jari-jari tangan dipertahankan pada posisi lateral. Konfigurasi yang disertai fleksi merupakan posisi yang lebih alamiah (natural) sehingga dirasakan lebih nyaman oleh pasien.[8]
Gambar 4. Rontgen Tangan Posisi Lateral Fleksi
Rontgen Tangan Proyeksi AP Oblik Bilateral (Metode Norgaard)
Pada pemeriksaan rontgen tangan proyeksi AP Oblik dengan metode Norgaard, kedua tangan diposisikan supinasi dengan sisi medial kedua tangan diletakkan berdampingan di tengah IR. Dari posisi ini, kedua tangan dirotasi ke arah dalam (internal rotation) 45° dan sisi posterior kedua tangan ditopang dengan balok radiolusen.
Jari-jari sedikit direnggangkan dan dalam keadaan ekstensi. Abduksi kedua ibu jari dilakukan untuk mencegah superimposisi (superimposition). Posisi CR tegak lurus terhadap IR dan diarahkan pada titik tengah di antara kedua tangan serentang sendi metakarpal V.
Proyeksi ini umumnya dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda awal rheumatoid arthritis pada sendi interfalang proksimal (proximal interphlangeal joint/PIP) dan sendi metakarpofalangeal (metacarpophalangeal joint/MCP) II-V. Selain itu, juga dapat menunjukkan fraktur basis tulang metakarpal V.[8]
Pembacaan Dasar Rontgen Tangan
Pembacaan rontgen tangan adalah keterampilan penting dalam menganalisis struktur dan kondisi tulang tangan. Selain mengevaluasi tulang-tulang metakarpal dan falang, salah satu aspek penting dari pembacaan rontgen tangan adalah mengenali dan memahami posisi serta urutan dari tulang-tulang karpal.
Tulang-tulang karpal terbagi menjadi dua baris utama, yaitu baris proksimal dan baris distal. Baris proksimal terletak lebih dekat ke pergelangan tangan, sedangkan baris distal lebih dekat ke pangkal jari-jari. Baris proksimal (dari lateral ke medial) terdiri dari tulang skafoid, lunatum, trikuetrum, dan pisiform. Sedangkan, baris distal (dari lateral ke medial) terdiri dari tulang trapezium, trapezoid, kapitatum, dan hamatum.
Gambar 5. Anatomi Tulang pada Tangan
Penting untuk mengingat urutan ini ketika memeriksa gambar rontgen tangan. Dengan memahami posisi dan urutan tulang-tulang karpal, fraktur atau masalah lain dapat diidentifikasi dengan lebih akurat.
Saat mengevaluasi rontgen tangan juga dapat digunakan pendekatan ABCDs, yakni alignment, bone, cartilage, dan soft tissue. Beberapa hal yang bisa dievaluasi antara lain mineralisasi tulang, adanya pembentukan osteofit, kondisi spasium sendi, adanya fraktur, kalsifikasi, simetri, dan edema jaringan lunak.[2,7,12]
Follow up
Pemeriksaan rontgen tangan dapat diulangi sesuai dengan indikasi dan keadaan klinis pasien. Pada pasien dengan kecurigaan klinis ke arah fraktur tulang tangan atau pergelangan tangan namun tidak dijumpai kelainan pada pemeriksaan rontgen tangan inisial, dapat dilakukan imobilisasi sementara dengan jenis short arm cast (below-elbow cast) dan pemeriksaan dapat diulang kembali setelah 10-14 hari.
Apabila hasil rontgen inisial menunjukkan hasil yang meragukan, maka dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan radiologis yang lebih mutakhir seperti CT scan tanpa kontras atau MRI tanpa kontras.[3]