Pedoman Klinis USG Toraks
Pedoman klinis ultrasonografi/USG toraks terkait visualisasi parenkim paru dan jaringan sekitar dengan gelombang ultrasound yang memberikan gambaran artefak bila terjadi proses patologis di paru.
USG toraks dilakukan untuk menilai kelainan pleura, parenkim paru, diafragma, serta tulang costae/iga dan sternum. Walaupun mudah didapat dan dilakukan, serta murah dan aman, informed consent tetap harus dilakukan sebelum pemeriksaan.[1–3]
Beberapa pedoman klinis dari prosedur USG toraks adalah:
- USG toraks digunakan sebagai alat diagnostik pada pasien dewasa dengan penyakit dispnea akut, penyakit paru obstruktif, infeksi paru, massa paru, gangguan fungsi diafragma, efusi pleura, dan trauma toraks seperti pneumotoraks atau hemotoraks
- USG toraks digunakan sebagai alat diagnostik pada pasien bayi dan anak dengan kelainan distres nafas neonatus, kelainan paru, infeksi, massa paru, dan efusi pleura
- USG toraks dapat digunakan sebagai penuntun dalam tindakan invasif, seperti thoracocentesis, dan penempatan kateter interkostal
- USG toraks dapat dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring atau duduk pada 8 zona, dan umumnya menggunakan probe linear dengan frekuensi 9−12 MHz
- Adanya gambaran lung sliding, bat sign, A-lines dan seashore sign dapat menandakan gambaran normal paru
- Beberapa gambaran abnormal yang khas perlu diperhatikan, seperti stratosphere sign pada pneumothorax, curtain sign pada efusi pleura, dan B-lines pada edema paru tetapi dapat ditemukan pada paru normal
- Komplikasi USG toraks dapat menyebabkan cedera termal, dan nyeri minimal pada pasien trauma, tetapi hal ini sangat jarang terjadi[1–6,8,9,11–15]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli