Komplikasi Tampon Hidung
Komplikasi pemasangan tampon hidung antara lain trigeminocardiac atau naso–pulmonary reflex dan toxic shock syndrome.
Trigeminocardiac Reflex
Trigeminocardiac reflex atau naso–pulmonary reflex merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien yang menerima pemasangan tampon hidung. Trigeminocardiac reflex didefinisikan sebagai onset akut terjadinya aritmia parasimpatetik, hipotensi simpatetik, atau apnea yang disebabkan oleh rangsangan terhadap cabang sensorik nervus trigeminus.
Refleks ini dapat menyebabkan penurunan mendadak mean arterial pressure (MAP) dan denyut jantung lebih dari 20% dari nilai semula. Pemasangan tampon hidung dapat merangsang cabang sensorik nervus trigeminal atau saraf kranial V yang berada pada mukosa hidung dan menyebabkan terjadinya trigeminocardiac reflex.[9,10]
Toxic Shock Syndrome
Pemasangan tampon hidung dapat menjadikan rongga hidung dan sekitarnya rentan terkena infeksi lokal dan sinusitis. Pemasangan tampon hidung dikaitkan dengan peningkatan risiko kolonisasi Staphylococcus aureus yang menghasilkan Toxic Shock Syndrome Toxin 1 (TSST 1).
Pasien yang menderita toxic shock syndrome tidak memiliki gejala yang khas. Gejala bervariasi, mulai dari demam, malaise, gejala gastrointestinal, hingga syok sepsis. Oleh karena itu, pemasangan tampon hidung pada pasien imunosupresan, seperti HIV, biasanya disertai dengan pemberian antibiotik profilaksis.
Akan tetapi, pada pasien yang tidak memiliki riwayat imunosupresan tidak disarankan untuk mendapatkan antibiotik profilaksis. Belum ada bukti ilmiah terkait benefit yang melebihi risk pada pemberian antibiotik profilaksis untuk mereka yang sehat. Masih diperlukan uji klinis dengan jumlah sampel yang besar untuk memastikan hal ini.[11–14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli