Indikasi Tonsillectomy
Indikasi tersering tonsillectomy atau tonsilektomi adalah tonsilitis yang berulang dan gangguan pernapasan saat tidur yang dikenal sebagai obstructive sleep-disordered breathing. Indikasi lain adalah tonsilitis kronis, abses peritonsilar yang tidak membaik dengan pengobatan, dan keganasan pada tonsil.[1,2,4-7]
Kapan waktu yang tepat untuk tonsillectomy masih sering menjadi perdebatan. Namun, mayoritas literatur yang ada menyatakan kondisi-kondisi berikut sebagai indikasi yang tepat untuk menjalani tonsillectomy.
Tonsilitis Berulang
Tonsilitis dapat disebabkan oleh berbagai etiologi mulai dari yang ringan hingga berat. Etiologi yang dapat menyebabkan komplikasi berat, terutama penyakit jantung rematik, adalah infeksi group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS). Tonsilitis terkait infeksi GABHS memberikan gejala nyeri tenggorokan yang disertai demam >38,3°C.[1,2,4-7]
Tonsillectomy diindikasikan pada tonsilitis yang berulang minimal 7 episode dalam 1 tahun, tonsilitis yang berulang minimal 5 episode per tahun dalam 2 tahun terakhir, dan tonsilitis yang berulang minimal 3 episode per tahun dalam 3 tahun terakhir. Kriteria ini dinyatakan dalam kriteria Paradise, yang dapat dilihat lebih detail pada tabel 1.[8]
Tabel 1. Kriteria Paradise untuk Tonsillectomy
Kriteria | Definisi |
Frekuensi minimal terjadinya infeksi tenggorokan | Minimal 7 episode dalam 1 tahun terakhir atau Minimal 5 episode per tahun dalam 2 tahun terakhir atau Minimal 3 episode per tahun dalam 3 tahun terakhir |
Manifestasi klinis | Infeksi dihitung sebagai suatu episode jika ada nyeri tenggorokan + minimal 1 dari manifestasi berikut:
Suhu >38,3°C Limfadenopati servikal Eksudat tonsillar Kultur positif GABHS |
Tata laksana | Antibiotik sudah diberikan sesuai dosis konvensional pada kejadian infeksi streptokokus yang sudah terbukti maupun yang masih dicurigai |
Dokumentasi | Tiap kejadian infeksi tenggorokan dan manifestasi klinisnya tercatat dalam rekam medis
Bila tidak tercatat sepenuhnya, kejadian tersebut diobservasi oleh dokter sebanyak minimal 2 kali infeksi tenggorokan dengan pola frekuensi dan gejala yang konsisten dengan riwayat sebelumnya |
Sumber: dr. Michael Sintong, 2022.
Sleep-Disordered Breathing
Indikasi tersering lain adalah gangguan pernapasan terkait tidur atau sleep-disordered breathing (SBD) yang dapat terjadi secara parsial atau total. SBD akan memberikan gejala berupa tidur mengorok, tidur mengompol, apnea, kelelahan, hingga hambatan pertumbuhan. Hipertrofi tonsil merupakan salah satu penyebab tersering SDB meskipun ukuran tonsil tidak terbukti berpengaruh terhadap keparahan SDB.[1,2,4-7]
Indikasi Lainnya
Indikasi lain untuk tonsillectomy adalah:
- Hipertrofi tonsil yang menyebabkan obstruksi pada jalan napas, disfagia, atau komplikasi kardiopulmoner
Abses peritonsilar yang tidak responsif terhadap pengobatan
- Tonsilitis kronis
- Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam
- Kelainan pertumbuhan gigi dan wajah
- Gangguan bicara dan menelan
- Halitosis
- Keganasan tonsil
Pediatric autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcal infection (PANDA)
Periodic fever, aphthous stomatitis, pharyngitis, and adenitis (PFAPA)[1,2,4-7]
Pasien anak-anak memerlukan beberapa pertimbangan khusus terkait tonsillectomy. Dokter perlu memahami indikasi tonsillectomy pada anak-anak dengan baik.