Teknik Ankle Brachial Index
Teknik pengukuran Ankle Brachial Index (ABI) dimulai dari persiapan pasien dan peralatan yang harus dilakukan secara cermat. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga medis terlatih, semisal dokter umum, dokter spesialis, dan paramedis. Sebuah studi menunjukkan tindakan meds ini banyak dilakukan oleh perawat.[31,32]
Persiapan Pasien
Sebelum pengukuran ABI, diperlukan persiapan pasien agar mendapatkan hasil pengukuran seoptimal mungkin. Berikut adalah hal yang harus diperhatikan dalam persiapan pasien:
- Pasien menghindari rokok, kopi, alkohol, dan kegiatan fisik berat sekitar 12 jam sebelum pengukuran
- Pasien pada kondisi tenang dan hangat untuk menghindari vasokonstriksi, karena itu pasien harus rileks, nyaman, dan sudah mengosongkan kandung kemih
- Pasien melepaskan sepatu/sandal, dan menghindari menggunakan pakaian ketat
- Pasien yang memiliki luka ringan pada area pengukuran, sebaiknya luka ditutupi oleh pelindung, seperti plester atau kasa
- Pasien sebaiknya sudah cukup tidur minimal 10 menit sebelum pengukuran, agar tekanan darah dalam batas normal[4,31-33,35]
Peralatan
Persiapan peralatan sebelum melakukan pengukuran ABI yakni mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan, yaitu:
Sphygmomanometer, lengkap dengan manset
Portable doppler dengan frekuensi 8-10 MHz, atau gunakan doppler berfrekuensi 5 MHz jika terdapat bengkak luas di area ankle
- Gel untuk mempermudah transmisi pemeriksaan ultrasound
- Alkohol pad untuk membersihkan doppler
- Tisu atau lap untuk membersihkan gel yang menempel pada kulit pasien
- Kertas dan alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran[4,31-33]
Periksalah peralatan secara seksama, termasuk kualitas baterai doppler. Gantilah peralatan jika terdapat kerusakan, atau tidak layak pakai.[4,31-33]
Pilih ukuran lingkaran manset yang tepat, yaitu harus secara sempurna melingkari lengan atas dan kaki bawah pasien. Manset harus dapat menutupi 80% lingkar lengan atas, dan 40 % lingkar betis. Biasanya manset dengan lebar 12 cm dipergunakan untuk lengan, dan manset 10 cm untuk kaki. Selain itu, sebaiknya juga menyiapkan manset ukuran ekstra yang mungkin dibutuhkan untuk pasien dewasa, yaitu manset berukuran lebar 14 cm. [4,30-33]
Posisi Pasien
Pasien diposisikan senyaman mungkin, yaitu posisi supinasi atau posisi duduk. Namun, uji klinis menjelaskan bahwa posisi yang paling ideal untuk pengukuran ABI adalah tidur terlentang, karena posisi duduk dapat meningkatkan nilai ABI sebesar 0,3 jika dibandingkan dengan posisi supinasi.[4,30-33]
Prosedural
Pengukuran ABI dilakukan dengan mengukur tekanan sistolik dari kedua arteri brachialis, kedua arteri dorsalis pedis, dan kedua arteri tibialis posterior. Tekanan sistolik dicatat dengan instrumen doppler pada frekuensi 5−10 MHZ. Prosedur pengukuran ABI dibagi menjadi pengukuran tekanan brachial dan pengukuran tekanan ankle.[1-4,30-33]
Gambar 2. Pengukuran Ankle Brachial Pressure Index
Prosedur pengukuran tekanan brachial sebagai berikut:
- Palpasi untuk menemukan nadi arteri brachialis pada lengan pasien
- Lilitkan manset tensimeter ke lengan atas kiri maupun kanan diatas siku. Pasang manset pada arteri brachialis.
- Oleskan transmisi gel di atas lokasi arteri brachialis yang telah dipalpasi
- Letakkan ujung probe doppler pada sudut 450 mengarah ke kepala pasien sampai sinyal denyut nadi diperoleh
- Turunkan tekanan hingga 2–3 mmHg/detik, catat angka pada manometer saat suara nadi pertama terdengar sebagai angka sistolik
- Ulangi prosedur untuk menilai tekanan sistolik pada lengan yang lain
- Gunakan angka sistolik tertinggi antara hasil pengukuran lengan kanan dan kiri untuk menghitung ankle brachial index[1-4,30-33]
Sedangkan prosedur pengukuran tekanan ankle adalah:
- Pasang manset sekitar 2−3 cm diatas malleolus
- Palpasi nadi arteri dorsalis pedis yang terletak di punggung kaki inferior tendon tibialis anterior
- Oleskan gel transmisi lalu letakkan ujung probe doppler pada sudut 450 mengarah ke lutut pasien sampai sinyal denyut nadi diperoleh
- Pompa spignomanometer sampai suara denyut nadi kaki menghilang
- Turunkan tekanan hingga 2–3 mmHg/detik, dan catat angka pada manometer saat suara nadi pertama terdengar sebagai angka sistolik
- Lanjutkan dengan palpasi nadi arteri tibialis posterior di area malleolus medial inferior tendon calcaneus
- Oleskan gel kemudian ukur angka sistolik dengan cara yang sama
- Ulangi prosedur untuk menilai tekanan sistolik pada kaki yang lain
- Gunakan angka sistolik tertinggi antara hasil pengukuran ankle kanan dan kiri untuk menghitung ankle brachial index[1-4,30-33]
Menghitung Ankle Brachial Index
Cara menghitung ankle brachial index (ABI) adalah dengan membagi nilai sistolik tertinggi dari arteri dorsalis pedis atau tibialis posterior dengan nilai tertinggi sistolik arteri brachialis lengan kanan ataupun lengan kiri.[4,29-33]
Analisa Hasil Ankle Brachial Index
Pada keadaan normal, tekanan sistolik di ankle lebih tinggi daripada di lengan. Analisa hasil ABI sebagai berikut:
- Nilai di atas 1,3 menunjukkan adanya kalsifikasi berat dalam pembuluh darah, dapat terjadi pada lansia atau pasien diabetes mellitus. Pada kondisi ini, pembuluh darah mengalami resisten sehingga kolaps saat dilakukan pengukuran tekanan darah dengan manset dan menimbulkan tingginya nilai tekanan darah pasien
- Nilai 0,9‒1,3 normal
- Nilai 0,4 hingga di bawah 0,9 menunjukkan adanya PAD, seperti klaudikasio intermiten
- Nilai kurang dari 0,4 diduga sebagai tanda PAD berat. Kondisi ini dapat menunjukkan aliran darah tidak cukup sampai dapat menyebabkan gangren. Pada proses penyembuhan patah tulang atau penyembuhan luka setelah operasi, nilai ini menunjukkan pasien membutuhkan tindakan revaskularisasi[4,29-33]
Follow Up
Langkah selanjutnya setelah dilakukan pengukuran ABI adalah menetapkan kondisi pasien, apakah perlu dirujuk untuk penanganan lebih lanjut. Beberapa kondisi yang mengisyaratkan pasien harus dirujuk untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut adalah:
- Nilai ABI menunjukkan pasien mengalami PAD
- Nilai ABI kurang dari 0,9 dengan luka tidak kunjung sembuh dalam waktu 2−4 minggu walau sudah diberikan terapi yang adekuat
- Tekanan sistolik ankle kurang dari 30 mmHg
- Peningkatan nilai ABI lebih dari 1,3 diperlukan pengujian lebih lanjut, semisal pengukuran oksigen transkutan, pengukuran tekanan segmental, USG duplex, CT scan, hingga magnetic resonance angiography di area ekstremitas atas dan bawah[4-10 ]