Edukasi Pasien Bronkoskopi
Edukasi pasien yang akan menjalani tindakan bronkoskopi perlu mencakup tujuan, cara, dan risiko tindakan. Mayoritas tindakan bronkoskopi memerlukan anestesi umum. Bronkoskop dimasukkan melalui mulut, hidung, atau alat bantu napas (misalnya pipa endotrakeal). Sebelum tindakan, tanyakan riwayat konsumsi pengencer darah dan penggunaan gigi palsu. Setelah tindakan, sampaikan bahwa pasien akan dipantau hingga efek anestesi hilang.
Penjelasan Tentang Prosedur dan Hasil
Dokter dapat menjelaskan kondisi pasien yang mendasari perlunya dilakukan bronkoskopi. Pasien perlu diinformasikan perihal risiko tindakan bronkoskopi, termasuk prosedur pembiusan. Apabila bronkoskopi dilakukan untuk pengambilan spesimen dalam penegakan diagnosis, pasien perlu diberikan penjelasan mengenai hasil analisis sampel dengan bahasa yang mudah dimengerti.[1,2,6-8]
Persiapan Sebelum Prosedur
Perdarahan dapat timbul, utamanya jika dilakukan pengambilan sampel biopsi. Oleh karena itu, pastikan pasien tidak memiliki gangguan perdarahan. Jika pasien memiliki riwayat konsumsi antikoagulan, minta pasien menghentikan sementara terapi sejak beberapa hari sebelum prosedur. Contoh obat mencakup aspirin, clopidogrel, warfarin, dabigatran, dan apixaban.
Minta pasien untuk tidak makan-minum dalam 6 jam sebelum tindakan. Gigi palsu atau alat ortodonti lepas-pasang lain harus dikeluarkan sebelum tindakan.[16]
Setelah Prosedur
Setelah prosedur bronkoskopi selesai tanpa adanya komplikasi dan pasien selesai diobservasi di ruang pemulihan, pasien dapat pulang di hari yang sama. Makan minum sebaiknya ditunda hingga efek anestesi sudah hilang.
Beritahu pasien bahwa pasien dilarang untuk mengemudi, mengoperasikan mesin berat, atau melakukan aktivitas yang memerlukan kesadaran penuh selama hari itu. Hal ini dikarenakan efek obat anestesi yang dapat berlangsung selama berjam-jam.
Pasien harus diberitahu bahwa beberapa efek samping ringan dapat terjadi, seperti sakit tenggorokan, suara serak, batuk, nyeri otot, atau demam. Ini adalah reaksi normal dan dapat berlangsung hingga 24 jam. Namun, pasien harus diinstruksikan untuk segera pergi ke UGD jika mengalami sesak napas, nyeri dada yang berat, atau jika ada batuk darah yang signifikan.
Informasikan kepada pasien kapan waktu untuk kontrol kembali.[1,2,6-8,16]