Hipertensi postpartum - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter, saya ingin menaykanBila terjadi setelah melahirkan tensi 175/110, dengan keadaan sebelum melahirkan tensi ternyata 140/90 dan belum sempat...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Hipertensi postpartum

    Dibalas 08 September 2024, 12:03
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter, saya ingin menaykan

    Bila terjadi setelah melahirkan tensi 175/110, dengan keadaan sebelum melahirkan tensi ternyata 140/90 dan belum sempat periksa protein uri (direncanakan besok tetapi sudah keburu lahiran). Ku pasien baik

    Apakah maaih perlu diberikan mgso4 dan anti hipertensi setelah post partum?

    Terimakasih

23 Juli 2024, 13:55
dr. Andrea
dr. Andrea
Dokter Umum

Alo Dokter,

Untuk menangani hipertensi post-partum, Dokter dapat memberikan obat antihipertensi. Obat yang dipilih harus yang aman untuk menyusui, seperti labetalol, nifedipine, dan enalapril. MgSO4 dapat diberikan pada pasien yang dicurigai berisiko kejang, seperti pasien dengan tanda klinis ke arah preeklampsia berat.

Selengkapnya: https://www.alomedika.com/diagnosis-dan-penanganan-hipertensi-post-partum

08 September 2024, 12:03

Pada pasien postpartum dengan tekanan darah 175/110 mmHg dan riwayat hipertensi sebelum persalinan (140/90 mmHg), tetapi tanpa riwayat kejang, pemberian magnesium sulfat (MgSO4) sebagai profilaksis kejang tidak diperlukan jika tidak ada tanda-tanda preeklampsia berat atau eklampsia (misalnya kejang, nyeri kepala berat, gangguan penglihatan). MgSO4 biasanya diberikan untuk mencegah kejang pada preeklampsia berat atau eklampsia, bukan untuk terapi hipertensi.

Terapi utama untuk hipertensi postpartum pada kasus ini melibatkan pemberian antihipertensi oral. Labetalol atau nifedipine dapat menjadi pilihan lini pertama untuk mengontrol tekanan darah pada ibu menyusui, karena keduanya aman digunakan pada periode laktasi. Labetalol biasanya diberikan sebagai terapi bertahap, dimulai dari dosis 100-200 mg dua kali sehari, sementara nifedipine diberikan dalam bentuk lepas lambat (extended-release) 30-60 mg sekali sehari.

Selain itu, perlu dilakukan follow-up secara teratur untuk memantau tekanan darah pasien, menilai fungsi ginjal, serta memeriksa tanda-tanda lain dari preeklampsia yang mungkin tertunda. Tes proteinuria harus dilakukan untuk mengevaluasi kemungkinan preeklampsia postpartum, meskipun sudah terlambat pada periode antepartum. Evaluasi jangka panjang juga penting untuk melihat apakah hipertensi ini bersifat sementara atau berlanjut menjadi hipertensi kronis.