Selamat soreIjin menanykanBila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada...
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi
Dibalas 21 September 2024, 21:18
Anonymous
Dokter Umum
Selamat sore
Ijin menanykan
Bila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada hipertensi (120/80)
1. Apakah protein +2 dsri isk atau penyakit ginjal atau masih dianggap normal pada kehamilan besar?
2. Apakah pasien perlu dirujuk untuk melahirkan di rs yang memiliki pemriksaan lebih lengkap?
Dibuat 19 September 2024, 22:38
21 September 2024, 21:18
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps Konsultan Fetomaternal
Dokter Spesialis Kandungan
Pada kasus ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hasil laboratorium dan kondisi klinis pasien:
1. Kemungkinan Penyebab Proteinuria (+2):
- Infeksi Saluran Kemih: Proteinuria +2 pada wanita hamil bisa disebabkan oleh ISK. Pada kehamilan lanjut, ISK seringkali terjadi tanpa gejala khas. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa adanya tanda-tanda infeksi lain seperti leukosit dalam urin, bakteriuria, atau gejala klinis seperti nyeri saat berkemih, demam, atau sensasi terbakar.
- Penyakit Ginjal: Proteinuria juga dapat disebabkan oleh kondisi ginjal lain, seperti glomerulonefritis atau nefropati akibat diabetes. Penyakit ginjal yang mendasari dapat diperburuk oleh kehamilan, terutama pada trimester ketiga. Evaluasi tambahan seperti pemeriksaan fungsi ginjal (urea, kreatinin) dan pemeriksaan lebih lanjut melalui laboratorium atau imaging mungkin diperlukan jika dicurigai adanya gangguan ginjal.
- Kehamilan Trimester Ketiga: Pada kehamilan trimester ketiga, proteinuria tidak dianggap normal. Walaupun hipertensi adalah tanda khas preeklampsia, tidak semua pasien preeklampsia menunjukkan tekanan darah tinggi secara langsung. Pitting edema yang luas, termasuk edema perut, juga bisa menjadi tanda preeklampsia meskipun tekanan darah pasien saat ini normal. Perlu diingat bahwa preeklampsia tanpa hipertensi tetap memungkinkan dan disebut sebagai preeklampsia normotensif.
2. Rujukan ke Rumah Sakit atau Penanganan di Fasilitas Primer ? :
- Rujukan ke Rumah Sakit: Berdasarkan temuan proteinuria +2 dan pitting edema yang meluas, meskipun tekanan darah normal, ada risiko bahwa pasien mungkin mengalami preeklampsia atau komplikasi lain terkait ginjal. Preeeklampsia dapat berkembang secara cepat dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti HELLP syndrome atau eclampsia. Oleh karena itu, rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap seperti rumah sakit, terutama yang memiliki akses ke pemeriksaan lebih lanjut (misalnya, pemeriksaan laboratorium yang lebih komprehensif, ultrasonografi, atau pemantauan intensif untuk tanda-tanda preeklampsia), sangat dianjurkan.
- Penanganan di Fasilitas Primer: Jika pasien melahirkan di puskesmas atau fasilitas primer, risiko yang dapat terjadi mungkin tidak dapat ditangani dengan optimal. Ketersediaan fasilitas untuk penanganan preeklampsia atau komplikasi lain (misalnya fasilitas untuk Seksio Sesarea atau penanganan komplikasi maternal dan fetal) perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap adalah tindakan yang bijaksana untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
Rekomendasi:
- Urinalisis ulang serta pemeriksaan ISK (kultur urin jika memungkinkan) perlu dilakukan.
- Pemantauan tekanan darah dan tanda-tanda preeklampsia lainnya harus dilakukan.
- Evaluasi fungsi ginjal (urea, kreatinin) dan pemeriksaan laboratorium lainnya bisa membantu mengklarifikasi penyebab proteinuria.
- Rujukan ke rumah sakit disarankan mengingat adanya risiko preeklampsia normotensif atau penyakit ginjal, serta untuk memastikan persalinan berjalan dengan aman.