Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Terazosin
Penggunaan terazosin pada kehamilan masuk dalam FDA kategori C. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah terazosin dikeluarkan ke ASI.[5,8-10,13]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan terazosin dalam kategori C. Studi pada hewan percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin. Namun, belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko pada janin.[5,8,10]
TGA memasukkan terazosin dalam kategori B2. Obat telah dikonsumsi oleh hanya sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia. Studi pada hewan tidak memadai atau mungkin kurang, tetapi data yang tersedia tidak menunjukkan bukti terjadinya peningkatan kerusakan janin.[9]
Pada penelitian hewan, konsumsi terazosin dikaitkan dengan peningkatan resorpsi janin, penurunan berat janin, dan peningkatan jumlah tulang rusuk supernumerary. Penelitian pada hewan juga mengungkapkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kematian keturunan. Tidak ada data terkontrol pada kehamilan manusia.[5]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Belum ada data mengenai penggunaan terazosin pada ibu menyusui. Tidak diketahui apakah terazosin dikeluarkan ke ASI, serta bagaimana efeknya pada bayi yang menyusu dan produksi ASI. Pada ibu menyusui yang mengalami hipertensi esensial, obat alternatif lebih disarankan untuk digunakan, terutama bila menyusui neonatus atau bayi prematur.[13]