Indikasi dan Dosis Hidromorfon
Indikasi hidromorfon adalah untuk manajemen nyeri sedang hingga berat, yang benar membutuhkan analgesik opioid dan yang tidak dapat diatasi dengan opsi analgesik lain. Dosis hidromorfon yang diberikan dapat bervariasi sesuai intensitas nyeri. Contoh kasus yang mungkin membutuhkan hidromorfon adalah nyeri pada kanker, trauma, luka bakar, pembedahan, kolik bilier, atau kolik renal.[1,2,4]
Dewasa
Hidromorfon yang tersedia di Indonesia saat ini adalah tablet lepas lambat 8 mg dan 16 mg. Tablet lepas lambat 16 mg diberikan hanya untuk pasien yang toleran terhadap opioid. Pasien yang toleran opioid adalah pasien yang telah menerima (selama 1 minggu atau lebih) morfin oral minimal 60 mg/hari, fentanyl transdermal 25 µg/jam, oxycodone oral 30 mg/hari, atau dosis opioid lain yang equianalgesic.[1,7]
Sebelum memulai pemberian hidromorfon, hentikan penggunaan analgesik opioid around-the-clock lainnya. Akan tetapi, hidromorfon dapat digunakan bersama analgesik nonopioid bila diperlukan.[1,7]
Pasien yang opioid-naive atau yang telah menerima opioid lemah dalam dosis rendah (misalnya morfin oral harian <40 mg) diberikan dosis inisial 4 mg/hari. Dosis inisial dapat dijadikan maksimal 8 mg/hari bila diperlukan. Dosis lalu ditambah sebanyak 4–8 mg setiap 3–4 hari bila diperlukan (titrasi). Dosis diindividualisasikan sesuai kondisi tiap pasien. Ketika menghentikan obat, lakukan tapering-off dengan reduksi dosis 10% tiap minggu atau 25–50% tiap beberapa hari.[1,7]
Geriatri
Pemberian opioid pada populasi geriatri harus berhati-hati karena berisiko lebih tinggi untuk menimbulkan efek samping seperti depresi pernapasan, hipotensi, dan sedasi. Tablet lepas lambat hanya boleh diberikan pada pasien yang toleran opioid. Dosis pasti untuk populasi ini masih memiliki data yang terbatas, tetapi disarankan untuk dimulai dari rentang dosis yang paling rendah.[1,7]
Anak-Anak
Data dosis hidromorfon untuk anak-anak yang ada saat ini hanyalah data dosis sediaan oral konvensional yang immediate-release dan injeksi intravena. Belum ada data dosis tablet lepas lambat, seperti yang ada di Indonesia, pada anak-anak. Neonatus yang terpapar hidromorfon berisiko mengalami depresi sistem saraf pusat.[1,7]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Pada pasien penyakit ginjal dengan clearance kreatinin yang <30, tablet lepas lambat diberikan mulai 25% dosis inisial pada orang normal. Pada pasien dengan clearance kreatinin ≤60, tablet lepas lambat diberikan mulai dari 50% dosis inisial orang normal.[7]
Pada pasien dengan gangguan hepar moderat, tablet lepas lambat dimulai dari 25% dosis inisial pada orang normal. Namun, pada pasien dengan gangguan hepar berat, penggunaan hidromorfon dikontraindikasikan.[7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur