Indikasi dan Dosis Ibuprofen
Indikasi ibuprofen adalah untuk manajemen nyeri, demam serta sebagai obat anti inflamasi untuk berbagai penyakit seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, juvenile rheumatoid arthritis.
Selain itu, ibuprofen dinilai memiliki efektivitas dalam penanganan patent ductus arteriosus (PDA) pada bayi prematur. Pada berbagai kasus nyeri pada trauma muskuloskeletal dan infeksi telinga hidung, dan tenggorokan (THT), ibuprofen dinilai memberikan efek analgesik yang baik terutama bila dikombinasikan dengan paracetamol.
Antiinflamasi untuk Rheumatoid Arthritis
Untuk rheumatoid arthritis atau osteoarthritis pada pasien dewasa, ibuprofen diberikan dengan dosis 400-800 mg per oral per hari, 3-4 kali per hari. Dosis maksimum 3200 mg/hari.[2]
Pasien rheumatoid arthritis dapat memerlukan dosis obat yang lebih tinggi, daripada pasien osteoarthritis. Atur dosis dan frekuensi obat sesuai dengan respons terapi hingga dosis dan frekuensi terendah yang masih menunjukkan respons yang adekuat.
Gout (off-label)
Obat anti non steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) dengan half-life pendek seperti ketoprofen, ibuprofen, atau diklofenak, lebih dipertimbangkan untuk mengontrol serangan akut pada gout dengan cepat. Berikan dosis 800 mg, 4 kali sehari lalu titrasi turun dalam 10-14 hari sesuai dengan respons klinis pasien.[13]
Kombinasi steroid oral dengan parasetamol sebagai terapi alternatif untuk gout dapat dipertimbangkan karena efek analgesik yang setara dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan NSAID.[13,31]
Juvenile Rheumatoid Arthritis
Dosis ibuprofen pada penanganan juvenile rheumatoid arthritis untuk usia 6 bulan ke atas adalah 20‒40 mg/kg BB/hari, dalam 3-4 dosis terbagi, diberikan dalam bentuk sediaan oral suspensi. Dosis maksimum yang dapat diberikan adalah 40 mg/kgBB/hari.[21]
Dosis yang melebihi 40 mg/kgBB/hari, dapat meningkatkan risiko efek samping. Respons terapeutik tercapai dalam beberapa hari, hingga beberapa minggu. Titrasi turun dosis hingga dosis terendah yang masih menunjukkan respons klinis adekuat.[21]
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Sebuah studi meta analisis yang menguji sebanyak 39 studi dengan total 2843 bayi mengungkapkan efektivitas ibuprofen dalam memicu penutupan duktus pada kasus patent ductus arteriosus (PDA) setara dengan indomethacin, yaitu obat yang selama ini digunakan sebagai terapi farmakologi utama untuk penyakit ini.[27]
Sediaan oral ibuprofen dinilai memiliki efektivitas yang sama dengan sediaan intravena dengan efek samping yang lebih ringan. Untuk penutupan PDA, ibuprofen dapat diberikan dengan dosis awal 10 mg/kg diikuti dengan dua dosis tambahan 5 mg/kg dengan interval 24 jam.[27-28]
Dismenore Primer
Untuk penanganan dismenore primer, ibuprofen diberikan dengan dosis 400 mg per 4 jam bila perlu, atau 600-800 mg per 6-8 jam bila perlu. Dosis maksimum yang dapat diberikan adalah 3,2 g per hari.
Obat dianjurkan diberikan sedini mungkin pada awal onset menstruasi atau 1-2 hari sebelum onset menstruasi pada kasus dengan nyeri berat. Ibuprofen biasanya diberikan selama 1 hingga 5 hari.[30]
Migren Akut
Dosis ibuprofen untuk penanganan migren akut diberikan sebanyak 400 - 600 mg dalam dosis tunggal. Penggunaan ibuprofen sebaiknya dibatasi maksimal selama 14 hari untuk mencegah munculnya nyeri kepala akibat penggunaan yang berlebihan.
Pada serangan migrain ringan sampai sedang yang tidak berhubungan dengan muntah atau mual, ibuprofen dapat digunakan sebagai monoterapi. Pada migrain parah, ibuprofen dapat digunakan dalam kombinasi dengan triptan seperti sumatriptan.[32-35]
Terapi Simtomatik untuk Meredakan Nyeri dan Demam
Dosis ibuprofen untuk mengatasi nyeri dan demam terbagi untuk dosis dewasa dan anak seperti di bawah ini.
Dosis Dewasa
Dosis dewasa ibuprofen adalah 200‒400 mg per oral diberikan 4‒6 kali sehari, bila perlu. Apabila konsumsi per oral tidak memungkinkan, ibuprofen dapat diberikan secara drip infus intravena dengan dosis 100‒800 mg, 4-6 kali sehari.
Pastikan pasien terhidrasi baik sebelum dimulainya terapi injeksi ini untuk menghindari dampak buruk pada ginjal. Drip infus harus diberikan dalam waktu 30 menit atau lebih. Injeksi intramuskular atau bolus intravena tidak disarankan.[21]
Pada trauma minor muskuloskeletal, paracetamol memiliki efek analgesik yang setara dengan NSAID atau kombinasi NSAID-paracetamol. Oleh karena itu, pada kasus trauma minor muskuloskeletal, penggunaan paracetamol lebih disarankan karena risiko efek samping yang lebih kecil dibandingkan NSAID seperti ibuprofen.
Dosis Pediatrik
Dosis ibuprofen untuk anak diberikan berdasarkan berat badan. Ibuprofen dapat diberikan dalam bentuk suspensi oral, suppositoria, atau melalui drip infus intravena dengan dosis 4‒10 mg/kgBB/dosis, diberikan peroral 3‒4 kali/hari.
Dosis maksimum per pemberian 400 mg. Dosis maksimum harian adalah 40 mg/kgBB/hari hingga maksimum 1200 mg.[29]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri