Kontraindikasi dan Peringatan Ibuprofen
Kontraindikasi ibuprofen jika terdapat riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap obat ini atau obat antiinflamasi nonsteroid lainnya. Peringatan pemberian untuk menghindari penggunaan obat ini pada pasien asma, infark miokard, atau orang dengan faktor risiko kejadian kardiovaskular
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut pemberian ibuprofen yakni pada pasien dengan riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap ibuprofen atau obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
Penggunaan ibuprofen untuk nyeri perioperatif coronary artery bypass graft (CABG) juga merupakan kontraindikasi absolut. Selain itu, kontraindikasi absolut juga berlaku pada bayi prematur dengan kondisi berikut:
- Infeksi yang belum ditangani
- Perdarahan intrakranial atau gastrointestinal
Trombositopenia atau defek koagulasi
- Necrotizing enterocolitis
- Gangguan ginjal yang signifikan
- Penyakit jantung bawaan
Terdapat juga kontraindikasi relatif ibuprofen pada kondisi berikut:
- Kehamilan trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan prematur dari duktus arteriosus
- Gangguan ginjal
- Gangguan liver
- Gangguan perdarahan
- Asma
- Risiko tinggi penyakit kardiovaskular atau riwayat penyakit kardiovaskular seperti infark miokard atau gagal jantung [2,13]
Peringatan
Penggunaan ibuprofen harus berhati-hati pada orang dengan asma. Ibuprofen dapat menyebabkan bronkospasme sehingga memperparah gejala asma yang dialami pasien.
Penggunaan ibuprofen juga harus berhati-hati pada pasien dengan gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan perdarahan, atau lanjut usia karena peningkatan risiko efek samping obat. Pemantauan terhadap risiko efek samping seperti perburukan fungsi ginjal atau perforasi saluran cerna harus dilakukan dengan lebih ketat.[14]
Penggunaan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID), kecuali aspirin, dapat meningkatkan risiko terjadinya infark miokard. Oleh karena itu, ibuprofen ibuprofen harus dihindari pada orang dengan faktor risiko kejadian kardiovaskular, pasien dengan riwayat infark miokard sebelumnya, serta pasien berusia 65 tahun ke atas.
Penggunaan ibuprofen pada dosis tinggi atau penggunaan jangka panjang menyebabkan peningkatan risiko efek samping sehingga perlu dilakukan pengawasan klinis yang lebih ketat.
Peringatan untuk tidak melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti menyetir ketika menggunakan obat ini karena ibuprofen dapat menyebabkan rasa kantuk atau pusing.[2,15]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri