Indikasi dan Dosis Ketoprofen
Indikasi ketoprofen untuk tata laksana osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dismenore, serta manajemen nyeri akut telah disetujui oleh Food and Drugs Administration (FDA), sesuai indikasi. Terdapat penyesuaian dosis pada populasi pasien geriatri, maupun pasien dengan gangguan renal dan hepar.[1,2,7,8]
Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis
Tata laksana osteoarthritis dan rheumatoid arthritis dapat menggunakan ketoprofen sediaan oral dan rektal sesuai indikasi dan dosis yang diperlukan. Untuk sediaan oral, dapat diberikan dosis 50 mg sebanyak 4 kali sehari atau dosis 75 mg sebanyak 3 kali sehari dengan dosis maksimal 300 mg per hari.[5,7-9]
Untuk ketoprofen sediaan extended release, dapat diberikan dosis 100-200 mg sebanyak sekali sehari sesuai dengan berat badan dan derajat keparahan gejala, dengan dosis maksimum 200 mg/ hari.[7,8,9]
Sedangkan, untuk ketoprofen sediaan rektal, dapat diberikan dosis 100 mg sekali sehari pada malam hari atau 100 mg dua kali sehari. Dosis rektal dapat ditambah dengan dosis oral sesuai kebutuhan dengan dosis maksimum 200 mg/ hari (dosis gabungan rektal dan oral). Disarankan untuk menggunakan dosis efektif terendah dengan durasi singkat.[7-9]
Dismenore
Dosis ketoprofen pada tata laksana dismenore dapat diberikan dengan dosis 25-50 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhan. Untuk ketoprofen sediaan extended release, dapat diberikan dosis 100-200 mg sebanyak sekali sehari sesuai dengan berat badan dan derajat keparahan gejala, dengan dosis maksimum 200 mg/ hari. Disarankan untuk menggunakan dosis efektif terendah dengan durasi singkat.[5,7,8,9]
Manajemen Nyeri Akut
Dosis ketoprofen oral pada tata laksana nyeri akut derajat ringan sampai sedang, misalnya pada nyeri dental akut, dapat diberikan dosis 25-50 mg setiap 6-8 jam. Disarankan untuk menggunakan dosis efektif terendah dengan durasi singkat.[5,7,8,9]
Selain itu, tata laksana pada nyeri dan pembengkakan terkait gangguan muskuloskeletal dan sendi dapat menggunakan ketoprofen sediaan topikal, baik dalam bentuk gel atau plaster.[7,8]
Pada sediaan gel 2,5%, dapat dioleskan kira-kira 2-4 g (kira-kira 5-10 cm) sebanyak 2-4 kali sehari pada area yang terkena hingga 7 hari dengan dosis maksimal 15 g/ hari. Sebagai alternatif, dapat dioleskan secara tipis 1-3 kali sehari.
Pemberian secara gel topikal, disarankan untuk melakukan pijat lembut pada area yang terkena untuk meningkatkan penyerapan obat. Sedangkan, pada sediaan plaster 30 mg dapat ditempelkan 1 plester ke area yang terkena.[7,8]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penggunaan ketoprofen memerlukan perhatian khusus dan penyesuaian dosis pada populasi geriatri serta gangguan renal dan hepar.
Populasi Geriatri
Secara umum, pasien geriatri memiliki risiko lebih besar terkait penurunan fungsi renal, hepar, jantung, serta riwayat penyakit penyerta lainnya sehingga pemilihan dosis pasien geriatri (usia ≥ 65 tahun) harus berhati-hati dan dilakukan monitoring secara berkala.[5,12]
Dalam studi farmakokinetik, diketahui terjadi penurunan klirens serta peningkatan konsentrasi puncak dan AUC obat bebas dari ketoprofen pada pasien geriatri, sehingga disarankan menggunakan dosis efektif terendah dengan durasi terapi sesingkat-singkatnya.[5,12]
Gangguan Renal dan Hepar
Pada individu dengan gangguan renal dan hepar, dosis maksimum per hari adalah 100 mg per hari. Pada beberapa studi, individu dengan gangguan dan hepar derajat berat tidak direkomendasikan pemberian ketoprofen, baik ketoprofen sediaan oral dan rektal. Bila digunakan, diperlukan pengawasan terhadap fungsi renal dan hepar.[8,12,15]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH