Kontraindikasi dan Peringatan Ketoprofen
Kontraindikasi ketoprofen absolut adalah pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap ketoprofen, aspirin, atau anti-inflamasi non steroid (OAINS) lainnya. Food and Drugs Administration (FDA) memberikan black box warning terhadap penggunaan ketoprofen terkait kemungkinan risiko gangguan kardiovaskuler dan gastrointestinal.[5,7,12]
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari penggunaan ketoprofen akibat adanya risiko gangguan kardiovaskular dan gastrointestinal, antara lain riwayat asma, bronkospasme, rinitis, urtikaria, atau reaksi tipe alergi lainnya setelah mengonsumsi aspirin atau OAINS lainnya, serta sebelum dan sesudah menjalani coronary artery bypass grafting (CABG).[5,7,8]
Pada penggunaan ketoprofen sediaan oral dan rektal, penggunaannya tidak diperkenankan jika memiliki riwayat perdarahan gastrointestinal, perforasi, atau ulserasi terkait dengan terapi OAINS sebelumnya, ulkus peptik aktif, riwayat ulserasi atau perdarahan gastrointestinal, atau dispepsia kronis. Pasien dengan gagal jantung berat, pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan operasi CABG, gangguan ginjal dan hati berat, atau diatesis hemoragik juga tidak direkomendasikan pemberian ketoprofen.[5,7,8]
Selain itu, kontraindikasi lainnya, antara lain adanya riwayat proktitis atau wasir (rektal), perubahan kulit patologis seperti dermatosis, eksim, lesi kulit yang terinfeksi, jerawat, luka terbuka, serta riwayat reaksi fotosensitivitas (topikal).[5,7,8]
Peringatan
Penggunaan ketoprofen harus berhati-hati dan sesuai dosis anjuran. Risiko gangguan kardiovaskuler dan gastrointestinal dapat berpotensi fatal.
Risiko Kardiovaskuler
Peningkatan risiko kejadian trombotik kardiovaskuler yang serius dapat terjadi, seperti infark miokard dan stroke yang berakibat fatal. Penggunaan ketoprofen juga dapat menyebabkan hipertensi onset baru atau memperburuk hipertensi sebelumnya yang dapat meningkatkan risiko kejadian trombotik kardiovaskular.[5,7]
Gagal jantung kongestif dan edema juga terjadi pada beberapa individu dengan ketoprofen. Edema perifer telah terjadi pada sekitar 2% pasien pengguna ketoprofen, sehingga penggunaannya harus dengan hati-hati, terutama pada pasien dengan retensi cairan atau gagal jantung.[5,12]
Risiko Gastrointestinal
Penggunaan ketoprofen dapat menyebabkan efek samping gastrointestinal yang serius, termasuk peradangan, perdarahan, ulserasi, dan perforasi baik pada lambung, usus kecil, atau usus besar yang berpotensi fatal.[5,7]
Durasi penggunaan yang lama akan meningkatkan kemungkinan berkembangnya kejadian gastrointestinal yang serius. Namun, penggunaan terapi jangka pendek pun tetap berisiko, sehingga diberikan secara hati-hati pada individu dengan riwayat penyakit gastrointestinal atau perdarahan saluran cerna karena memiiki risiko >10 kali lipat. Penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid oral atau antikoagulan, merokok, penggunaan alkohol, usia yang lebih tua, dan status kesehatan umum yang buruk juga menjadi faktor risikonya.[5.7]
Risiko Toksisitas Renal
Pemberian ketoprofen jangka panjang mengakibatkan nekrosis papiler renal, cedera renal, sampai toksisitas renal. Penggunaannya harus berhati-hati, terutama pada individu yang mengalami gangguan fungsi renal, gagal jantung, disfungsi hepar, pengguna diuretik dan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI), serta usia lansia.[5,12]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH