Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Meloxicam
Penggunaan meloxicam pada kehamilan menurut FDA masuk kategori D, dan menurut TGA masuk kategori C. Sedangkan penggunaan pada ibu menyusui tidak diketahui apakah meloxicam diekskresi dalam ASI, sehingga tidak diketahui efek pada bayi, dokter perlu mempertimbangkan antara manfaat dan risikonya.[8,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan meloxicam pada kehamilan menurut Food and Drug Administration (FDA) masuk dalam kategori D, berarti pemberian meloxicam selama kehamilan tidak diperbolehkan. Sedangkan menurut Therapeutic Goods Administration (TGA) meloxicam masuk dalam kategori C, yaitu tergolong obat yang karena efek farmakologisnya telah menyebabkan atau mungkin dicurigai menyebabkan efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi.[8,9]
Tidak ada studi meloxicam yang memadai dan terkontrol dengan baik pada wanita hamil. Berdasarkan data hewan, prostaglandin telah terbukti memiliki peran penting dalam permeabilitas vaskular endometrium, implantasi blastokista, dan desidualisasi. Pada penelitian pada hewan, pemberian inhibitor sintesis prostaglandin, seperti meloxicam, mengakibatkan peningkatan pre dan post implantasi.[5,15,17]
Pemberian meloxicam pada ibu hamil perlu dipertimbangkan antara manfaat dan risikonya. Dokter harus mengetahui analgesik mana yang aman diberikan pada kehamilan.[5,15,17]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan pada ibu menyusui tidak diketahui apakah meloxicam diekskresi ke dalam ASI atau tidak. Pada penelitian yang dilakukan terhadap sapi dan kambing yang baru saja melahirkan diberi injeksi meloksikam, meloxicam ditemukan memiliki rasio konsentrasi plasma rendah dalam susu kedua binatang tersebut. Belum ada studi relevan yang menjelaskan tentang efek terhadap bayi yang disusui oleh ibu yang mendapat pengobatan meloxicam.[5,9,23,24]