Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Dexmedetomidine general_alomedika 2023-02-20T13:19:58+07:00 2023-02-20T13:19:58+07:00
Dexmedetomidine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Dexmedetomidine

Oleh :
dr. Ghozi Natul Isral
Share To Social Media:

Farmakologi dexmedetomidine atau deksmedetomidin adalah sebagai agonis α2-adrenoreseptor, yang dapat menginhibisi jaras simpatik pusat dengan cara blokade reseptor alfa di batang otak dan menginhibisi pelepasan norepinefrin. Obat ini diberikan intravena untuk menimbulkan efek sedatif, ansiolitik, simpatolitik, dan analgesik.[10,11]

Farmakodinamik

Dexmedetomidine merupakan agonis α2-adrenoreseptor yang mempunyai efek sedatif, ansiolitik, hipnotik, analgesik, dan simpatolitik. Hal ini terjadi karena inhibisi jaras simpatik pusat dengan cara blokade reseptor alfa di batang otak, sehingga menginhibisi pelepasan norepinefrin.[10]

Efek sedatif dexmedetomidine dipercaya dimediasi terutama oleh postsynaptic α2-adrenoreceptors yang bekerja menginhibisi pertussis-toxin-sensitive G protein, sehingga meningkatkan aliran kanal kalium. Lokasi efek sedatif dexmedetomidine dihubungkan dengan lokus seruleus. Sementara, efek analgesik yang dihasilkan dexmedetomidine dipercaya dimediasi oleh mekanisme yang sama pada batang otak dan medula spinalis.[10,11]

Efek Sedatif

Sedasi menggunakan dexmedetomidine menyerupai tidur alami atau fisiologis. Efek sedatif dan hipnotiknya dipercaya dimediasi oleh aktivasi pre- dan post- sinaps reseptor-α2 di lokus seruleus dan dexmedetomidine dipercaya mempengaruhi jalur tidur endogen. Namun, mekanisme pasti belum sepenuhnya diketahui.[1,11]

Efek sedatif dexmedetomidine tergantung dari konsentrasi obat di dalam plasma, konsentrasi plasma antara 0,2‒0,3 ng/mL akan menghasilkan efek sedatif yang signifikan dan dalam.[1]

Efek Analgesik

Mekanisme analgesik dexmedetomidine belum sepenuhnya diketahui. Efek analgesik dexmedetomidine dipercaya dimediasi oleh pengikatan reseptor-α2 di sentral dan medula spinalis. Transmisi nyeri ditekan oleh hiperpolarisasi interneuron dan penurunan pelepasan transmiter pronosiseptif, seperti substansi P dan glutamat, sehingga menimbulkan efek analgesik.[1]

Efek Kardiovaskuler

Dexmedetomidine memiliki respon hemodinamik bifasik yang khas, pada konsentrasi plasma rendah menyebabkan hipotensi dan pada konsentrasi plasma tinggi akan menyebabkan hipertensi.

Ketika dexmedetomidine diberikan secara bolus intravena, konsentrasi obat di dalam plasma akan tinggi, sehingga mengaktivasi reseptor-α2 di otot polos pembuluh darah yang akan menyebabkan vasokonstriksi perifer dan terjadilah hipertensi. Hal ini juga diikuti dengan penurunan denyut jantung yang kemungkinan disebabkan reflek baroreseptor.[1,2]

Penjelasan lain yang mungkin menyebabkan penurunan denyut jantung adalah karena stimulasi reseptor-α2 presinaps yang menyebabkan penurunan pelepasan norepinefrin. Setelah beberapa menit, ketika konsentrasi dexmedetomidine di dalam plasma menurun, efek vasokonstriksi mulai berkurang.[1,2]

Dalam waktu bersamaan, dexmedetomidine juga mengaktivasi reseptor-α2 di sel endotel pembuluh darah, sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.[1,2]

Efek Respirasi

Dexmedetomidine tidak menyebabkan depresi pernapasan atau gangguan jalan napas. Untuk itu, dexmedetomidine bisa digunakan dalam prosedur sedasi pada pasien yang tela diekstubasi. Pada konsentrasi terapeutik dalam plasma sampai dengan 2,4 ng/mL, efek depresi pernapasan dilaporkan minimal.[1,2]

Pada suatu studi yang membandingkan antara remifentanil dan dexmedetomidine pada subjek sehat, didapatkan bahwa tidak ada efek depresi pernapasan hingga konsentrasi plasma 2,4 ng/mL pada penggunaan dexmedetomidine.[1,2]

Farmakokinetik

Melalui jalur pemberian secara intravena,  dexmedetomidine menunjukkan karakteristik distribusi yang cepat dengan waktu paruh sekitar 6 menit, waktu paruh eliminasi akhir sekitar 2 jam, volume distribusi tetap sekitar 118 liter, dan clearance (CL) sekitar 39 L/jam.[11]

Absorpsi

Walaupun cara pemberian  dexmedetomidine terdaftar hanya secara intravena, berbagai rute yang lain telah diinvestigasi, dengan bioavailabilitas 16% ketika diberikan via oral, 65% via nasal, dan 82% via bukal.

Dexmedetomidine dilaporkan memiliki absorpsi yang baik pada pemberian melalui mukosa nasal dan bukal. Hal ini bisa menjadi sebuah keuntungan ketika digunakan pada anak yang tidak kooperatif atau pasien geriatri.[1,2]

Distribusi

dexmedetomidine merupakan obat yang sangat terikat dengan protein. Di dalam plasma, 94% dexmedetomidine diikat oleh albumin dan α1-glikoprotein. Studi prepemasaran dengan radioaktif menunjukkan bahwa  dexmedetomidine menyebar secara cepat dan luas ke seluruh tubuh.

Studi preklinis pada binatang, menemukan bahwa  dexmedetomidine segera melewati sawar darah otak dan sawar plasenta dengan waktu paruh distribusi obat adalah 6 menit. Volume distribusi tetap  dexmedetomidine sekitar 118 liter.[1,2,11]

Metabolisme

Hampir seluruh  dexmedetomidine mengalami biotransformasi lengkap dan hanya menyisakan sedikit sekali  dexmedetomidine yang tidak berubah yang diekskresikan melalui urin dan feses. Dexmedetomidine mengalami glukuronidasi dan hidroksilasi oleh enzim sitokrom P450 di dalam mikrosom hepar, dan N-metilasi di hepar menjadi metabolit inaktif yang akan diekskresikan melalui ginjal.[1, 2,11]

Eliminasi

Waktu paruh eliminasi akhir  dexmedetomidine adalah sekitar 2 jam, dengan clearance diperkirakan sekitar 39 L/jam. Eliminasi  dexmedetomidine sekitar 95% melalui urin, sisanya diekskresikan melalui feses.[1,2,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Weerink MAS, Struys MMRF, et al. Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Dexmedetomidine’. Clin Pharmacokinet 2017; 56:893–913
2. Warren VLS, Sebastian J. Dexmedetomidine: its use in intensive care medicine and anaesthesia. BJA Education. 2016; 16 (7): 242–246
10. Reel B, Maani CV. Dexmedetomidine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513303/
11. TGA. Precedex (Dexmedetomidine Hydrochloride). 2019. https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2017-PI-01203-1

Pendahuluan Dexmedetomidine
Formulasi Dexmedetomidine

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Rapid Sedation atau Rapid Tranquilizer untuk Pasien Gaduh Gelisah
    Pilihan Obat Rapid Sedation atau Rapid Tranquilizer untuk Pasien Gaduh Gelisah
  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
  • Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Anestesi Pasca Operasi pada Geriatri
    Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Anestesi Pasca Operasi pada Geriatri
  • Anesthesia Awareness Saat Anestesi Umum
    Anesthesia Awareness Saat Anestesi Umum
  • Anestesi Umum vs Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak
    Anestesi Umum vs Anestesi Lokal untuk Sirkumsisi Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Surya
Dibalas 29 Januari 2023, 22:27
Pilihan obat dan dosis untuk sedasi pasien anak dan neonatus
Oleh: dr.Surya
4 Balasan
Izin bertanya dok. Untuk pasien anak maupun neonatus yang datang dengan desaturasi dan tidak perbaikan dengan terapi oksigen. Sehingga, perlu di lakukan...
dr.Surya
Dibalas 17 Januari 2023, 14:37
Dosis obat sedasi dan pengencerannya
Oleh: dr.Surya
6 Balasan
Pagi dok. Izin bertanya dok mengenai penggunaan obat sedasi saat jaga IGD untuk melakukan intubasi. Cukup sering pasien datang dengan klinis yang berat dan...
dr.Teguh Dwi Wicaksono
Dibalas 15 Januari 2020, 19:17
Pemberian diazepam dalam melakukan tindakan sirkumsisi
Oleh: dr.Teguh Dwi Wicaksono
4 Balasan
Alo dokMohon sharingnya yang memiliki pengalaman sirkumsisi dengan diazepam dok bagaimana caranya.1. Diazepam supp atau tablet yg diberikan? Dan berapa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.