Indikasi dan Dosis Atropin
Indikasi atropin adalah sebagai terapi untuk efek antisialagogue atau antivagal, keracunan organofosfat, bradikardia, iritis, uveitis, serta sebagai agen parasimpatolitik untuk menyebabkan midriasis dan sikloplegia.[1,3,16]
Sediaan Tetes Mata
Atropin sediaan tetes mata diindikasikan sebagai agen parasimpatolitik untuk menyebabkan midriasis dan sikloplegia pada kondisi peradangan akut seperti iritis atau uveitis, serta pada kebutuhan prosedur pemeriksaan mata seperti pemeriksaan refraksi.[3,16,17]
Midriasis dan Sikloplegia
Dosis tetes mata atropin 1% pada dewasa yang direkomendasikan adalah teteskan 1-2 tetes di konjungtiva selama 40 menit sampai 1 jam sebelum prosedur pemeriksaan mata dan dapat diulang sesuai kebutuhan.
Dosis larutan obat mata atropin 1% pada anak usia ≥12 tahun yang direkomendasikan adalah teteskan 1 tetes di konjungtiva selama 1-3 hari sebelum prosedur pemeriksaan mata.[3,16,17]
Iritis dan Uveitis
Dosis tetes mata atropin 1% pada dewasa yang direkomendasikan adalah teteskan 1-2 tetes ke dalam mata hingga 4 kali sehari. Pada anak usia ≥12 tahun dapat diberikan 1 tetes ke setiap mata hingga 3 kali sehari.[3,16,17]
Pencegahan Progresivitas Myopia (Off Label)
Atropin dosis rendah dilaporkan efektif menghambat progresivitas myopia pada anak. Atropin tetes mata konsentrasi rendah (0,01%) diberikan 1 kali sehari pada malam hari. Dosis dapat dinaikkan secara perlahan sesuai dengan kondisi. Lama pemberian atropin tetes mata yang paling optimal masih belum diketahui, tetapi beberapa penelitian menyarankan pemberian atropin tetes selama minimal 2 tahun atau sampai refraksi stabil, yaitu saat anak mencapai usia 14-15 tahun, untuk menghindari efek rebound.
Pemantauan dilakukan setiap 3-6 bulan untuk menjalani pemeriksaan refraksi dengan sikloplegik, pemeriksaan panjang aksial, tekanan intraokular, dan penilaian ada tidaknya efek samping.[10]
Sediaan Parenteral
Atropin sediaan parenteral diindikasikan pada kasus keracunan organofosfat, bradikardia, dan sebagai obat pra-anestesi.[3,6,11]
Keracunan Organofosfat
Pemberian atropin sediaan parenteral pada kasus keracunan organofosfat dibagi berdasarkan usia dan derajat keparahan.
Keracunan Ringan:
Keracunan derajat ringan ditandai dengan penglihatan kabur atau miosis, lakrimasi berlebihan, sekresi nasofaring berlebihan, salivasi berlebihan, sesak, mengi, batuk, tremor, mual, muntah, kram perut, diare, serta takikardia atau bradikardia.
Pada dewasa dengan keracunan ringan, direkomendasikan dosis awal 1-2 mg melalui injeksi intravena (IV) setiap 5-60 menit diikuti dengan dosis berikutnya 2 mg melalui injeksi IV atau intramuskuler (IM) setiap 5-60 menit sampai tanda dan gejala muskarinik mereda.[3,6,8,11]
Keracunan Sedang-Berat:
Keracunan organofosfat derajat sedang sampai berat ditandai dengan penurunan kesadaran, gangguan pernapasan, sekresi berlebihan dari paru-paru, kedutan otot yang berat, kelemahan umum atau kelumpuhan, inkontinensia urine atau feses, serta kejang.
Pada dewasa dengan keracunan sedang sampai berat, direkomendasikan dosis awal 2-6 mg melalui injeksi IV diikuti dengan dosis berikutnya 2-6 mg melalui injeksi IV/IM setiap 5-60 menit sampai tanda dan gejala muskarinik mereda dengan dosis maksimal 50 mg dalam 24 jam pertama.[3,6,8,11]
Dosis Anak:
Pada bayi dan anak-anak, dapat diberikan dosis awal 0,02 mg hingga 0,06 mg/kg melalui injeksi IV, IM, intraosseus (IO), atau endotrakeal (ET) setiap 5 menit. Dosis dapat diulang sampai tanda dan gejala muskarinik mereda. Dosis dapat digandakan pada setiap pemberian sampai terdapat respon berupa berkurangnya bronkospasme, peningkatan oksigenasi dan penurunan sekret paru.[3,6,8,11]
Bradikardia
Dosis atropin sediaan parenteral yang direkomendasikan pada dewasa adalah dosis awal 0,5 mg melalui IV/ IM. Alternatif lain adalah dosis 1-2 mg melalui ET dengan mengencerkan tidak lebih dari 10 mL air steril untuk injeksi atau cairan salin normal. Dosis dapat diulang setiap 3-5 menit dengan dosis maksimum 3 mg.[3,8]
Pada anak direkomendasikan dosis awal 0,02 mg/kg per dosis melalui IV/IO. Alternatif lain adalah dosis 0,04-0,06 mg/kg melalui ET diikuti dengan 1 sampai 5 ml dari cairan salin normal dan 5 ventilasi. Dosis dapat diulang setiap 5 menit sekali dengan dosis tunggal maksimal 0,5 mg untuk anak usia <12 tahun dan 1 mg untuk anak usia ≥12 tahun.[3,6,8,11,12]
Pra-anestesi
Dosis atropin sediaan parenteral yang direkomendasikan pada dewasa adalah 0,5-1 mg melalui injeksi IV/IM/SC 30-60 menit sebelum induksi anestesi atau dapat diulang jika diperlukan setiap 4-6 jam dengan maksimal dosis 3 mg.[3,6,8,11]
Dosis pada anak yang direkomendasikan adalah 0,02 mg/kg melalui injeksi IV/IM/SC yang diberikan 30-60 menit sebelum anestesi dan dapat diulang jika diperlukan setiap 4-6 jam. Dosis tunggal maksimal pada anak usia < 12 tahun adalah 0,5 mg dan usia ≥ 12 tahun adalah 1mg.
Sementara itu, total dosis maksimal yang dapat diberikan pada anak usia < 12 tahun adalah 1 mg dan usia ≥ 12 tahun adalah 2 mg.[3,8]
Sediaan Oral
Atropin oral tidak tersedia di Indonesia. Atropin sediaan tablet diberikan secara oral sebagai terapi pada penyakit divertikular, irritable bowel syndrome, dispepsia non-ulkus, sialorrhea, pylorospasm, serta kondisi spastik lainnya pada saluran gastrointestinal.[3,13]
Penyakit Divertikular, Irritable Bowel Syndrome, Dispepsia Non-Ulkus
Dosis atropin oral pada dewasa yang direkomendasikan adalah 0,6-1,2 mg pada waktu tidur sebagai dosis tunggal.[3,6]
Sialorrhea, Pylorospasm, dan Kondisi Spastik Lainnya Pada Saluran Gastrointestinal
Dosis atropin oral pada dewasa yang direkomendasikan adalah 0,4 mg setiap 4-6 jam jika diperlukan.
Dosis atropin oral pada anak dibagi berdasarkan berat badan, antara lain:
- 3-7 kg: 0,1 mg
- 8-11 kg: 0,15 mg
- 11-18 kg: 0,2 mg
- 18-29 kg: 0,3 mg
- ≥30 kg: 0,4 mg
Umumnya, dosis oral diberikan saat makan dan menjelang tidur.[3,6,13]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penggunaan atropin memerlukan perhatian khusus, terutama pada pasien dengan penyakit jantung iskemik dan populasi geriatri. Pasien dengan komorbiditas disarankan membatasi dosis total atropin sulfat menjadi 0,03-0,04 mg/kg.[3,8]
Pada populasi geriatri disarankan memulai dosis atropin dengan kisaran dosis rendah karena risiko yang lebih tinggi terjadinya penurunan fungsi hati, ginjal, atau jantung, serta penyakit penyerta atau terapi obat lainnya yang mempengaruhi. Selain itu, perhatian khusus diperlukan pada populasi geriatri yang menggunakan atropin sediaan tetes mata karena memiliki risiko lebih tinggi terjadinya glaukoma yang tidak terdiagnosis serta reaksi psikotik yang diinduksi atropin dan gangguan perilaku.[8,16]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH