Efek Samping dan Interaksi Obat Chlorpheniramine Maleat
Penggunaan chlorpheniramine maleat / CTM umumnya memberikan efek samping berupa rasa mengantuk dan sedasi, sedangkan interaksi obat chlorpheniramine dengan obat golongan antihistamin lainnya, atau alkohol, dapat memberikan efek potensiasi atau sinergistik.[6]
Efek Samping
Efek samping yang umum adalah:
- Mulut, hidung, tenggorokan terasa kering
- Mual, muntah, nyeri lambung
- Konstipasi, atau diare
Efek samping lainnya yang jarang adalah:
- Palpitasi
- Hipotensi
- Sakit kepala
- Rasa tidak nyaman pada dada
- Kesemutan
- Kelemahan pada tangan
Efek Samping Antikolinergik
CTM, seperti obat antikolinergik lainnya, akan menyebabkan efek samping seperti mulut kering akibat inhibisi produksi saliva, pandangan kabur, kecenderungan untuk mengalami heat stroke akibat penurunan volume keringat tubuh, dan gejala seperti demensia. Pada penggunaan jangka panjang, inhibisi produksi saliva dapat menyebabkan perkembangan karies gigi, penyakit periodontal, candidiasis oral, dan rasa nyeri dalam mulut.
Efek samping antikolinergik ini umumnya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia pada dosis terapeutik, serta pada overdosis.
Depresi Sistem Saraf Pusat
Chlorpheniramine juga dapat menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat yang menyebabkan efek samping berikut:
- Gangguan fungsi motorik, inkoordinasi, tremor
- Sedasi
- Kepala terasa melayang
- Tinnitus
- Lesu, rasa lemah, cemas
- Euforia, insomnia
- Penglihatan kabur
Efek Penggunaan Jangka Panjang
Penggunaan chlorpheniramine jangka panjang, atau secara kronis, meski pada dosis terapeutik, dapat menyebabkan inhibisi produksi saliva. Hal ini mengakibatkan perkembangan karies gigi, penyakit periodontal, candidiasis oral, dan rasa nyeri dalam mulut.
Efek Samping pada Lanjut Usia
Pada orang lanjut usia, dapat mengalami efek samping, seperti kepala terasa melayang, sedasi, rasa bingung, dan hipotensi. Pasien geriatrik rentan terhadap efek antikolinergik. Hal tersebut berdampak pada gejala efek obat antihistamin, seperti mulut kering dan retensi urine, terutama pada pria.
Reaksi Alergi
Meski obat chlorpheniramine digunakan sebagai antialergi, namun pernah dilaporkan kasus kejadian reaksi hipersensitivitas tipe cepat, pada seseorang yang diberikan obat ini.[24]
Interaksi Obat
Obat berikut ini, yang memiliki efek depresi susunan saraf pusat, dapat berefek aditif oleh chlorpheniramine:
- Golongan barbiturat, seperti fenobarbital atau sodium tiopental
-
Golongan antipsikotik dan ansiolitik, misalnya alprazolam, diazepam, atau haloperidol
- Alkohol [6,25,26]
Sindrom Serotonin
Dilaporkan, kejadian kasus toksisitas serotonin / sindrom serotonin pada pasien, yang mengonsumsi kombinasi obat dextromethorphan dan chlorpheniramine, pada dosis yang berlebih. Gejala dari sindrom serotonin di antaranya adalah peningkatan suhu tubuh, agitasi, hiperrefleks, tremor, berkeringat, dilatasi pupil, dan diare. [27]
Peningkatan Efek Antikolinergik
Penggunaan obat chlorpheniramine bersama dengan obat antikolinergik lainnya, seperti diphenhydramine, trihexyphenidyl, dan amitriptyline, menyebabkan peningkatan efek antikolinergik yang perlu diwaspadai.