Indikasi dan Dosis Chlorpheniramine Maleat
Indikasi chlorpheniramine maleat / CTM, dikenal juga sebagai klorfeniramin maleat, atau klorfenamin maleat, di antaranya untuk rhinitis alergi atau urtikaria.
Rinitis Alergi dan Urtikaria
Dosis dewasa per oral tablet 4 mg, tiap 4‒6 jam. [21] Dosis dewasa per oral tablet lepas lambat adalah 8‒16 mg, diberikan tiap 8‒12 jam, bila perlu. Dosis maksimum adalah 32 mg per hari.
Dosis Anak
Dosis pediatrik, mengatasi rinitis alergi, sesuai usia sebagai berikut :
-
2‒5 tahun: dosis 1 mg, tiap 4‒6 jam, dosis maksimum 6 mg/hari. Dapat juga diberikan sediaan lepas lambat, dengan dosis 2 mg, dua kali sehari, maksimum 8 mg dalam 24 jam
-
6‒11 tahun: dosis 2 mg, tiap 4‒6 jam, dosis maksimum 16 mg/hari. Dapat juga diberikan sediaan lepas lambat, dosis 4‒8 mg, dua kali sehari, maksimum 16 mg dalam 24 jam, atau 8 mg siang/malam hari sesuai petunjuk
-
≥12 tahun: dosis 4 mg, tiap 4‒6 jam, atau sediaan lepas lambat, dosis 8‒16 mg, tiap 8‒12 jam; atau 16 mg sebagai dosis tunggal per hari, apabila diperlukan, maksimum dosis 32 mg/hari
Reaksi Alergi
Untuk mengatasi reaksi alergi, chlorpheniramine dapat diberikan secara injeksi, baik intramuskular, subkutan, atau drip melalui infus dengan dosis 10‒20 mg sebagai dosis tunggal. Dosis maksimum via injeksi adalah 40 mg/hari.
Chlorpheniramine juga dapat diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 4 mg tiap 4-6 jam, atau 8-16 mg untuk sediaan tablet lepas lambat, setiap 8-12 jam. Dosis maksimum adalah 32 mg per hari.[6, 7, 21, 22]
Dosis pada Anak
Dosis pediatrik, mengatasi reaksi alergi, sesuai usia sebagai berikut:
-
2‒11 tahun: 0,35 mg/kgBB/hari, dalam dosis terbagi, tiap 4‒6 jam
- ≥12 tahun: sama dengan dewasa
Chlorpheniramine juga dapat diberikan dalam bentuk oral dengan dosis sebagai berikut:
- Usia 2‒5 tahun: 1 mg tiap 4‒6 jam, maksimum 6 mg/hari
- Usia 6‒11 tahun: 2 mg, tiap 4‒6 jam
- Usia ≥12 tahun: sama dengan dewasa
Penggunaan pada Anak <2 Tahun
Penggunaan chlorpheniramine pada anak usia di bawah 2 tahun tidak direkomendasikan karena adanya respon peningkatan suseptibilitas terhadap efek samping antikolinergik, seperti eksitasi pada sistem saraf pusat. Akibatnya, bayi cenderung mendapat serangan konvulsi, karena reaksi paradoksikal tersebut. Selain itu, dilaporkan kasus bayi yang terkena infeksi saluran pernapasan atas, mengalami desaturasi oksigen, setelah diberikan obat chlorpheniramine ini. [6, 7, 21, 22]
Penggunaan Lain
Suatu studi melaporkan bahwa chlorpheniramine dapat digunakan sebagai obat antidepresan, yang aman, nonkardiotoksik, dapat ditoleransi baik, dan ekonomis. Walau demikian, penggunaan chlorpheniramine untuk depresi masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan juga pertimbangan akan manfaat dan risikonya .[23]